Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Slumdog Millionaire

Jamal Malik adalah nama tokoh utamanya, seorang anak kecil yang beruntung karena ia memiliki hidup penuh warna, dan ia mengingat semuanya. Selain Jamal ikut pula dalam cerita itu Salim K. Malik, kakak kandungnya, dan Latika. Film Slumdog Millionaire sarat akan makna, namun dikemas dengan ringan dari cerita hidup seorang anak manusia.

Slumdog Millionaire
Slumdog Millionaire

Cerita bermula pada saat Jamal sudah dewasa dan menjadi peserta kuis ternama di dunia “Who Wants to be A Millionaire”, yang dibuat dalam versi India. Jamal berhasil memenangkan 20 juta rupee padahal ia hanya seorang call-center sales bazaar. Oleh karena itu siksaan dan tuduhan curang berulang-ulang ditumpahkan padanya oleh kru dan polisi yang diutus acara tersebut. Padahal Jamal hanya menjawab pertanyaan berdasarkan memori hidupnya yang kaya akan pengalaman. “Siapa nama artis ternama di India tahun 1973?” tanya pembawa acara kuis. Memori Jamal pun berputar kembali di masa kecilnya. Ketika itu ia sedang di dalam jamban dan dikunci oleh kakaknya, kemudian ia rela keluar dengan cara terjun dari jamban ke kolam di bawahnya yang berisi kotoran manusia, termasuk kotorannya saat itu demi bertemu dengan seorang pujaannya dan pujaan seluruh negeri saat itu, dialah Amitabh Bachan, artis paling populer masa itu. Jamal berhasil mendapat tanda tangannya walau badannya penuh kotoran dan bau.

Nama Amitabh Bachan tak pernah luput dari ingatannya karena kejadian itu. Jamal pun menjawab pertanyaan dengan tepat dan naik ke level selanjutnya. Begitu pula dengan pertanyaan-pertanyaan lain, Jamal hanya menjawabnya dari hasil ingatan semasa hidupnya. Bukan dari ilmu yang dipelajari anak-anak pada umumnya di sekolah. Karena Jamal tidak pernah sekolah, dan berasal dari daerah kumuh di India.

Who Wants to be A Millionaire?
Who Wants to be A Millionaire?

Hidup Jamal sekaligus menceritakan keadaan lingkungan dan massa di sekitarnya. Perang antar agama (Hindu-Islam) yang terjadi di India dan sekaligus menewaskan ibunya, pertemuannya dengan Latika yang merupakan anak yatim piatu, hingga cerita nasib anak-anak pengamen jalanan yang disiksa oleh “bos” nya. Maman adalah tokoh “bos” para pengamen cilik dalam film ini termasuk Jamal, Salim, Latika, serta beberapa anak jalanan lain yang diambil Maman untuk dijadikan alat pencari uang. Dari semua anak-anak itu Arvind memiliki suara yang paling bagus. Ia selalu dipuji Maman, namun karena kepandaiannya menyanyi Arvind dibius oleh anak buah Maman pada suatu malam dan dibutakan matanya agar lebih terlihat iba dan dapat menghasilkan banyak uang. Beruntung Jamal, Salim, Latika dan beberapa anak lain dapat kabur dari tempat itu. Para pengamen cilik ini sering pula kita jumpai di Indonesia. Dan bukan tidak mungkin nasibnya senaas Arvind.

Dalam film ini Taj Mahal juga digambarkan sebagai sebuah aset besar India yang mendatangkan turis dari berbagai negara termasuk Amerika. Jamal dan Salim tidak sengaja menjadi tour-guide ilegal di Taj Mahal dan bertemu turis–turis asing di sana. Dengan modal nekat mereka menjelaskan asal mula dibangun Taj Mahal walaupun semuanya kacau balau. Dan turis asing tersebut tetap percaya pada mereka. Menurut saya, secara tidak langsung sang sutradara merendahkan bangsa asing tersebut, karena sebagaimana kita tahu Amerika adalah negara adikuasa, namun di film ini ternyata orang amerika dapat dibodohi oleh anak kecil yang tak pernah sekolah, Jamal dan Salim.

Jamal dan Latika
Jamal dan Latika

Film ini memusatkan perhatian utama pada acara Who Wants to be A Millionaire, acara yang dipopulerkan oleh Amerika Serikat dan dibuat dalam versi masing-masing negara lain. Film ini juga memperlihatkan pada penonton bahwa sebuah acara memiliki setting yang diutamakan untuk mencari keuntungan walaupun ditampilkan sebagai acara siaran langsung. Ketika Jamal sudah semakin dekat menuju hadiah utama, segala cara dilakukan untuk mencegahnya agar acara tersebut tidak rugi. Karena status sosial Jamal yang hanya orang miskin dinilai tidak pantas untuk memenangkan hadiah sebesar itu. Maka terjadilah penculikan sekaligus penyiksaan terhadap Jamal. Karena cara yang dilakukan si pembawa acara dengan memberi jawaban salah kepada Jamal tidak berhasil.

Saya melihat penyiksaan yang dilakukan terhadap Jamal sebagai bentuk hak kekuasaan terhadap kaum lemah. Polisi ditempatkan sebagai orang yang berkuasa dan Jamal sebagai si lemah. Hal ini terjadi dimana-mana, penindasan atas dasar kekuasaan. Tapi, “banyak jalan menuju ke Roma,” sepertinya ungkapan ini sangat tepat untuk Jamal. Dari caranya belajar kehidupan tanpa sekolah, terjun ke kolam penuh kotoran demi artis pujaannya, hingga menjadi peserta Who Wants to be A Milionaire untuk bertemu cintanya, Latika.

Dalam film ini saya melihat jelas bahwa siapapun bisa menjadi pemenang, dan nasib seseorang bisa berubah dalam waktu yang tak pernah ia duga. Pengalaman Jamal dan tokoh-tokoh lain di film itu bisa jadi ada di hidup kita. Slumdog Millionaire membentangkan ceritanya mulai dari lingkup seorang individu (Jamal), perkampungan kumuhnya beserta masyarakat yang ada, tempat bersejarah di negerinya yaitu Taj Mahal, hingga ke acara yang menjadi buah bibir semua orang di dunia “Who Wants to be A Millionaire”. Dari khusus ke umum, begitulah menurut saya. Dari kisah cinta pertama seorang anak kecil dan pencariannya untuk menemukan cinta pertamanya, film ini menyampaikan kisah-kisah lain yang lebih besar dan sarat makna. Film ini juga tidakk meninggalkan ciri khas India. Tarian dan romantisme kaum muda serta penari latar pun menjadi penutup yang manis dan melahirkan senyum setelah menontonnya.

About the author

Avatar

Mira Febri Mellya

Perempuan kelahiran Jakarta pada tanggal 22 Februari 1990 ini telah menyelesaikan studi strata satu di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta. Sebelumnya ia telah aktif sebagai fasilitator program worskhsop akumassa di beberapa kota bersama komunitas dampingan. Sekarang ia menjadi wartawan aktif di majalah Gatra.

7 Comments

  • aq baru tadi malam nonton slumdog……
    india dengan sosial ekonomi yang hampir mirip dengan negara kita, Indonesia.
    namun untuk sineas India berani banget bikin tandingan dengan bkn Bollywood…..

    film Slumdog ini …. luar biasa ya…bisa dibilang India demokratis juga bikin film ini ga digugat sama negaranya…padahal isinya bener2 memuat konten lokal….india bgt….mungkin itu juga yang bikin india lebih maju dari India dalam beberapa hal…..

    Jamal dan kakaknya Salim serta Latika merupakan perbandingan tipikal masyarakat yang berada kelas menengah , tidak hanya india namun sama halnya dengan belahan negara lain…..Jamal pekerja keras yang jujur akhirnya mndapatkan impiannya , salim seorang pekerja keras melalui kejahatan tetap mendapatkan impiannya namun mati pun juga di lumbung harta kejahatannya….
    sebuah perbandingan di dunia yang fana ini….tapi apa hidup ini sehitam putih itu….Latika lah yang memperlihatkan itu….

    yah …itu siy pendapat aq….sapa tau jg salah neh…..

    hehehe………

  • oh ceritanya gitu yah film india yang menembus Hollywood ini…
    Indonesia kapan?

    Masih Sibuk Sinetron kali yah hehehehhe 😛

  • pertanyaan:
    1. Bagaimana bisa Jamal Malik yang tidak sekolah mampu menjelaskan sejarah Taj Mahal kepada turis dalam perspektif yang sangat berbeda dengan kebanyakan sejarahwan? perspektif pinggiran yang mungkin hampir tidak pernah didengar?
    2. Kenapa Arvind yang sudah buta langsung mengenali Jamal hanya dengan meraba wajahnya, padahal sudah bertahun mereka tidak bertemu dan bahkan mungkin suara Jamal pun tidak pernah didengar lagi oleh Arvind selama bertahun2 perpisahan mereka?
    3. Maukah kamu menulis lebih banyak sebab saya menyukai gaya tulisanmu?

    teruslah menulis…salam zuperrrrr…

    mjs

  • bang jaka :

    my answers :
    1. jamal bisa menjawab dari sudut pandang berbeda dari sejarahwan karena setiap pengertian pasti ada yang berdasarkan ilmu, dalam hal ini ilmu sejarah, dan ada juga pengertian di luar itu. Yaitu pengertian yang lahir dari percakapan di masyarakat, atau lahir dari lelucon dan canda, yang kemudian terekam di pemikiran mereka. menurutku jamal merekam pengertian sejarah taj mahal yang beredar di lingkungannya. makanya dia menjelaskan seperti itu.

    hehe. so tau nih ! maaf ya.

    2. “orang buta itu hatinya lebih peka dari yang normal”, menurutku begitu.

    3. mau sekali, dan terimakasih sekali.

    aku masih utang “benjamin button” yaa.. hhe.

  • salam kenal…
    film ini memang bagus, tak heran film ini memenangkan berbagai penghargaan termasuk piala oscar, film ini sepertinya tidak masuk dalam bioskop 21, tapi ada bioskop khusus di jakarta tepatnya di Blitz MegaPlex Mall of Indonesia. Kebetulan lagi di bali, dan teman punya versi “bajakannya”, gpp lah ya bajakan film luar, kalau bisa jangan bajakan film lokal (*mencari-cari pembenaran, hehehe..)

  • klo melihat filem ini ingatan gw selalu menerawang kepada ingatan masa kecil kita semua
    dimana kita pastinya punya momen trauma pada hidup kita dan mungkin lantaran jamal malik adalah anak laki-laki yang dibesarkan dilingkungan kumuh, dan amitabh bachan, three musketter dan perang rasial hindu-islam adalah artefak-artefak kehidupan jamal malik yang hidup selalu dalam ingatan serta kenangan.

    klo boleh gw mo kasih tambahan jawaban atas dua pertanyaan jaka (itu juga klo penulis mensetujui)yaitu :
    1. Bagaimana bisa Jamal Malik yang tidak sekolah mampu menjelaskan sejarah Taj Mahal kepada turis dalam perspektif yang sangat berbeda dengan kebanyakan sejarahwan? perspektif pinggiran yang mungkin hampir tidak pernah didengar?
    jawaban saya : taj mahal yang di India mungkin setipikal dengan Monas di jakarta yang menjadi lambang wisata negara.apalagi taj mahal yang juga termasuk dalam tujuh keajaiban dunia. pada adegan ini kita lihat jamal dan abangnya bekerja menjadi turis gadungan yang memberikan penjelasan alakadarnya untuk bisa bertahan hidup dan pada adegan ini juga dilihat jamal mengambil semacam brosur ttg objek wisata ini (Taj Mahal)dan karena adik – kakak ini yang kehidupan sehari-harinya mengais rezeki sebagai pemandu wisata gadungan tentulah mereka bisa memberikan perspektif yang berbeda dengan sejarahwan dan tentunya juga memberikan impressi miss informasi kepada turis yang bertanya.lihatlah bagaimana jamal malik menerangkan kepada turis bahwa taj mahal didirikan oleh raja yang korup dan serta membiarkan sebagaian rakyatnya menderita miskin.

    2. Kenapa Arvind yang sudah buta langsung mengenali Jamal hanya dengan meraba wajahnya, padahal sudah bertahun mereka tidak bertemu dan bahkan mungkin suara Jamal pun tidak pernah didengar lagi oleh Arvind selama bertahun2 perpisahan mereka?
    Jawaban : jika dijawab dengan kalimat bahwa “orang buta itu hatinya lebih peka dari yang normal” tentu kita sangat setuju tapi ada yang terlupa disini, yaitu sebelum jamal menemukan arvind yang menjadi pengemis buta ia sempat menyanyikan lagu yang persis beberapa tahun yang lalu disaat arvind dan jamal diasuh oleh maman dan buta nya arvind karena maman suka syair lagu-lagu dari penyanyi(maafkan saya lupa nama pencipta lagunya) dan jamal pun nyaris bernasib sama dengan arvind.sehingga arvind dan jamal saling mengenal satu sama lain walaupun arvind telah buta.

    ini hanya penambahan dari saya siapa tau bisa jadi tambahan dan mudah2an sipenulis filem ini gak tersinggung…(hehehe)dan karena disini boleh tanya jawab.
    yang jadi pertanyaan saya adalah :
    – mengapa arvind bisa tau uang dikasih sama jamal adalah uang dolar? dan jika “orang buta itu hatinya lebih peka dari yang normal” apakah scene ini adalah sebuah penggamabaran atas arketipe seseorang?

    mudah-mudahan pertanyaan bisa dijawab dan omjojon bisa lebih ngerti klo daiajak nonton slumdog millionaire lagi…..

    tengkyu buat yg dah mo nulis filem slumdog
    sekali-sekali filem Indonesia donk yang ditulis biar lebih deket dan kita juga gak ngeraba2 menerjemahkannya…

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.