Darivisual Kecamatan: Pemenang Kota/Kabupaten: Lombok Utara Provinsi: Nusa Tenggara Barat

Sebelas Kisah dari Tenggara – “Prolog”

Pariwisata Adalah Keniscayaan

Alam yang indah, tidak selamanya mendatangkan manfaat, apalagi jika sudah masuk tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Namun, masyarakat Pemenang setidaknya bersyukur diberikan bukit yang hijau serta hamparan laut biru yang indah, serta Tiga Gili dengan pasir putihnya yang bisa menarik siapa saja untuk datang.

Bahwa pariwisata adalah keniscayaan, tak ada seorang pun di Pemenang yang bisa menolak pariwisata, begitu juga Pasirputih. Maka, gerakan Pasirputih saat ini adalah menggerakkan masyarakat untuk merawat dan menjaga Pemenang, orang-orangnya, dan yang terpenting, menjaga alam dan lingkungannya.

Karena niscaya, maka pariwisata membutuhkan banyak perbaikan. Sebab, saya sangat sadar bahwa saudara, keluarga, tetangga, dan kawan-kawan saya banyak mencari nafkah di ranah tersebut. Dari merekalah keluhan-keluhan tentang pariwisata saya dapatkan.

Mereka mengeluh tentang kenyamanan wisatawan, tentang Bangsal yang semrawut, tentang mafia tiket, tentang buruh yang tidak melayani dengan baik, tentang narkoba, tentang prostitusi, dan berbagai permasalahan lainnya. Namun, alih-alih untuk memperbaiki permasalahan tersebut, Pemerintah justru secara besar-besaran lebih mempromosikan wisata. Ini lebih besar pasak daripada tiangnya.

Baru-baru ini, di surat kabar lokal, banyak yang menyoroti tiket palsu yang dilakukan oknum Koperasi Karya Bahari. Kemudian, dalam berita yang lain, dikabarkan juga Bendahara Dinas Pariwisata yang menghilang. Kabar lain, juga mengatakan bahwa ada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata dikorupsi oleh Dinas Perhubungan. Sementara itu, dengan jumlah PAD dari pariwisata yang sangat besar, permasalahan bak sampah di Bangsal tidak kunjung selesai. Persoalan disiplin buruh, masih sekedar wacana. Seberapa banyak keuntungan pariwisata yang disalurkan untuk masyarakat Pemenang? Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan Sekretaris Daerah Lombok Utara. Beliau berkata, “Yang terpenting dari pariwisata kita sekarang adalah pembenahan. Tiga Gili itu, sudah selesai permasalahan promosi. Tapi sekarang, pembenahan yang terpenting.” Ungkapan ini kiranya baik untuk ditimbang.

Dalam sejarah Islam, kita mengenal istilah ‘hijrah’. Dari asal kata ‘Hajara’ yang berarti berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Hijrah terbesar dalam sejarah Islam dilakukan oleh Muhammad SAW dan pengikutnya menuju Yatsrib. Pada hari Jumat, tanggal 12 Rabi’ul Awal, bertepatan dengan 24 September 622 M, Muhammad SAW dan para pengikutnya tiba di Yatsrib, disambut kehangatan dan persaudaraan yang erat. Yatsrib sendiri, adalah sebuah kota yang tenang dan mempunyai tanah yang subur dan air yang banyak. Masyarakatnya adalah masyarakat petani dan pedagang. Yatsrib sendiri juga memiliki letak geografis yang sangat potensial sebagi jalur perdagangan. Jika kita ibaratkan Lombok Utara sebagai Yatsrib, maka ada kesamaan di antara keduanya. Lombok Utara memiliki tanah yang subur, masyarakat yang mencari nafkah dari hasil pertanian dan ladang. Yang terpenting, catatan khusus buat Pemenang, adalah ia menjadi lokasi strategis penghubung pariwisata (kawasan bisnis dan perdagangan).

Yang menarik dari cara kerja Muhammad SAW adalah bagaimana ia memadukan dua kekuatan besar. Yakni, kekuatan muhajirin (pendatang) dan kekuatan anshor (orang tempatan yang siap menolong). Dengan dua kekuatan besar tersebut, Yatsrib kemudian berubah nama menjadi Madinah Al-Munawwarah, kota yang penuh sinar. Dua kekuatan ini yang kiranya bisa kita lihat dalam proses kegiatan Proyek Seni AKUMASSA Chronicle di Lombok Utara.

About the author

Avatar

Muhammad Sibawaihi

Dilahirkan di Desa Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 20 Mei 1988. Lulusan IKIP Mataram jurusan Bahasa Inggris. Ia adalah Direktur Program di Yayasan Pasirputih. Sehari-harinya ia juga aktif sebagai penulis dan kurator.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.