Jurnal Kecamatan: Pemenang Kota/Kabupaten: Lombok Utara Provinsi: Nusa Tenggara Barat

Mencari Ruang, Mencari Rumah

Mengutip satu sumber, “ruang arus utama” adalah suatu ruang yang mana pemahaman kita terhadapnya sebenarnya telah “dialamiahkan” (oleh “si dominan”).[1]Lihat A. K. Rath, “Perihal Seni Alternatif dan Ruang Seni Alternatif/Altered-natives & Altered-spaces”, dalam Karbon(5), Februari 2002, hal. 4-15. Dengan kata lain, karena ada bantuan pihak yang berkuasa—apa pun bentuknya: negara, partai politik, pemilik modal, konglomerasi media, atau bahkan, massa—sehinngga di mata kita “ruang arus utama” itu tampak sebagai yang lumrah, umum, atau sebagai “pilihan pertama” (tak jarang, menjadi satu-satunya). Padahal, belum tentu dia organik. Belum tentu “ruang” tersebut dekat dengan masyarakat sebagaimana kita dekat dengan kerabat kita sendiri.

Saya lantas berpikir, kalau kita memang ingin menandingi “ruang arus utama”, berarti kita harus mengelola “ruang yang organik”. Pertanyaannya: di manakah ruang semacam itu?

Footnote   [ + ]

1. Lihat A. K. Rath, “Perihal Seni Alternatif dan Ruang Seni Alternatif/Altered-natives & Altered-spaces”, dalam Karbon(5), Februari 2002, hal. 4-15.

About the author

Avatar

Manshur Zikri

Lulusan Departemen Kriminologi, FISIP, Universitas Indonesia. Anggota Forum Lenteng, pelaksana Program akumassa. Dia juga aktif sebagai sebagai kritikus film di Jurnal Footage, dan sebagai Kurator di ARKIPEL - Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.