Mengutip satu sumber, “ruang arus utama” adalah suatu ruang yang mana pemahaman kita terhadapnya sebenarnya telah “dialamiahkan” (oleh “si dominan”). Dengan kata lain, karena ada bantuan pihak yang berkuasa—apa pun bentuknya: negara, partai politik, pemilik modal, konglomerasi media, atau bahkan, massa—sehinngga di mata kita “ruang arus utama” itu tampak sebagai yang lumrah, umum, atau sebagai “pilihan pertama” (tak jarang, menjadi satu-satunya). Padahal, belum tentu dia organik. Belum tentu “ruang” tersebut dekat dengan masyarakat sebagaimana kita dekat dengan kerabat kita sendiri.
Saya lantas berpikir, kalau kita memang ingin menandingi “ruang arus utama”, berarti kita harus mengelola “ruang yang organik”. Pertanyaannya: di manakah ruang semacam itu?