Jurnal Kecamatan: Serang Kota: Serang Provinsi: Banten

Car Free Day ke-4 Serang

Avatar
Written by Mira Febri Mellya
Sudah tiga hari ini aku berada di Kota Serang untuk keperluan program akumassa Serang. Seperti pendatang pada umumnya aku merasa terpanggil untuk berjalan-jalan dan mengenal Serang lebih dekat lagi. Walaupun sebenarnya kota ini tak begitu jauh dan berbeda dari tempat tinggalku di Tangerang Selatan.

Beberapa tempat sudah aku datangi lewat jalan-jalan iseng bersama teman-teman Komunitas Sebumi yang menjadi komunitas dampingan akumassa Serang. Salah satu tempat yang aku datangi adalah alun-alun Kota Serang. Kebetulan saat aku berkunjung kesana pada 25 Juli 2010 lalu, Pemerintah Provinsi Serang sedang memberlakukan jam Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan Bermotor) di sekitar alun-alun yang berada di Jalan Ahmad Yani. Jalan tersebut merupakan jalan protokol Kota Serang.

Ini merupakan Car Free Day yang ke empat kalinya di Kota Serang. Pada jadwal yang aku lihat di sebuah website sebelum acara ini dilangsungkan, Car Free Day ini akan diberlakukan dari pukul 6-10 pagi. Namun, pada pelaksanaannya Car Free Day tersebut hanya dilaksanakan hingga pukul 8 pagi. Karena lahan parkir yang tersedia tidak cukup lagi untuk menampung kendaraan-kendaraan masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan Car Free Day.

Setelah menaiki becak dari Sempu hingga memasuki wilayah sekitar alun-alun, aku lalu meneruskannya dengan berjalan kaki. Bersama para pejalan kaki lainnya, aku membaur menikmati jalan yang lengang tanpa kendaraan bermotor menuju alun-alun. Tiba-tiba sebuah pemandangan memunculkan rasa penasaranku. Beberapa warga berkendaraan bermotor mengerumuni seorang polisi penjaga lalu lintas yang bertugas menutup ruas jalan, maka aku pun mendataginya.

Beberapa warga

Beberapa warga yang protes mengenai pemberlakuan Car Free Day

Dari polisi yang seragamnya bertuliskan A. Adi A. tersebut, aku mengetahui bahwa para warga itu memaksa untuk dapat melintas di ruas jalan yang sedang diberlakukan Car Free Day tersebut. Pak Adi mengaku untuk pelaksanaan Car Free Day kali ini memang sosialisasi terhadap warga kurang dilakukan sebelumnya, karena itu banyak protes yang dilontarkan warga terhadap aparat keamanan. Padahal menurut Pak Adi, jalan alternatif selama diberlakukannya Car Free Day bisa diakses tanpa harus mengganggu jalannya Car Free Day.

“Ini jalan ditutup Pak, kan udah ditulis di sebelah sana itu kalau pagi ini diberlakukan Car Free Day,” jelas Pak Polisi berkali-kali untuk meredam protes warga yang memaksa menggunakan ruas jalan tersebut.

Namun, terlepas dari protes beberapa warga tersebut pelaksanaan Car Free Day cukup berjalan lancar. Banyak warga Serang yang memanfaatkan jalanan tanpa kendaraan bermotor itu sebgai jogging track, tempat freestyle sepeda, bermain bola, dan untuk sekedar berjalan pagi menikmati Kota Serang.

Beberapa warga memanfaatkan jalan lengang untuk berolahraga

Beberapa warga memanfaatkan jalan lengang untuk berolahraga

Alun-alun timur

Alun-alun timur

Alun-alun Kota Serang terdiri dari dua bagian, alun-alun timur dan alun-alun barat. Alun-alun timur dimeriahkan dengan pasar kaget yang terdiri dari para pedagang kaki lima. Seperti sebuah acara pada umumnya, Car Free Day ini juga menjadi lahan para pedagang kaki lima untuk menambah penghasilan mereka. Pasar kaget yang memang selalu hadir setiap hari minggu di alun-alun timur tersebut menjadi beberapa kali lipat lebih ramai karena diberlakukannya Car Free Day.

Pasar kaget di alun-alun timur

Mall Serang

Mal Serang

Tidak seperti Jakarta, di Serang para muda-mudi lebih memilih nongkrong dan menggunakan alun-alun sebagai ruang publik. Padahal di seberang alun-alun timur, terdapat salah satu mal besar di Kota Serang, bernama Mal Serang.

Menurut beberapa temanku di Komunitas Sebumi, Car Free Day kali ini tidak semeriah pada pelaksanaannya pertama kali. Saat itu Polisi dibantu Rekonvasi Bhumi (Sebuah Komunitas Pemerhati Lingkungan di Serang) mengadakan sosialisasi sebelum pelaksanaan Car Free Day tersebut selama 3 bulan. Pada saat acaranya berlangsung pun, Car Free Day pertama Serang dimeriahkan dengan acara musik, bazaar, menanam pohon bersama dan acara lainnya. Karena itu, kemeriahannya lebih terasa dibandingkan Car Free Day keempat ini.

Senang rasanya Car Free Day sudah mulai diberlakukan di beberapa kota lain selain Jakarta. Rencananya Car Free Day Serang akan diberlakukan setiap bulan di minggu ke tiga. Semoga saja Car Free Day bisa mencapai tujuan yang sebenarnya, yaitu mengurangi polusi udara dan menghambat pemanasan global. Bukan hanya pengalihan jalan seperti yang sudah-sudah dan berujung kepada macet serta tumpukan sampah setelah acara berlangsung.

___

Foto oleh: Sammy

About the author

Avatar

Mira Febri Mellya

Perempuan kelahiran Jakarta pada tanggal 22 Februari 1990 ini telah menyelesaikan studi strata satu di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta. Sebelumnya ia telah aktif sebagai fasilitator program worskhsop akumassa di beberapa kota bersama komunitas dampingan. Sekarang ia menjadi wartawan aktif di majalah Gatra.

6 Comments

  • Serang adalah kota yang paling meninggalkan kesan mendalam buat gue. gue sempat tinggal di kota ini selama sekitar 4 tahun, dan menghabiskan masa kecil menuju remaja gue di sini. saat itu Serang terasa begitu indah dan jauh dari gambaran hiruk pikuk sebuah kota yang terus tergerus arus industri. namun keadaannya saat ini sangat jauh berbeda. apakah acara ‘car free day’ yang direncanakan akan dilangsungkan setiap bulannya ini akan mengembalikan suasana indah, nyaman dan tak berpolusi seperti sedia kala? gue rindu masa-masa itu di Kota Serang.

  • Sebagai warga serang, sy sangat mendukung kegiatan Car Free Day ini, tp memang sebaiknya sosialisasinya ke masyarakat lebih gencar lagi, agar tdk lagi ada kendaraan yg ngotot melintas dijalur Car Free Day karena merasa tdk ada pemberitahuan sebelumnya…..btw thx Mere….Nice Text, Nice Pictures…..

  • semoga serang menjadi kota yang lebih baik lagi. seperti pada masa kejayaannya dahulu.karena serang memiliki banyak peninggalan sejarah.

  • Sorry..menurut ssya… kalo gak keburu diantisipasi, maksud saya bila pembangunan fisiknya tak terkendali..Serang akan menjadi kota tak berwajah..gak ada ‘tetenger’-nya lagi..cuma jadi deretan ruko tak bernyawa..Komunitas Sebumi yg diasuh Forum Lenteng akan coba menjadi ‘watch dog’ untuk itu…yakin!

  • Sorry..menurut saya… kalo gak keburu diantisipasi, maksud saya bila pembangunan fisiknya tak terkendali..Serang akan menjadi kota tak berwajah..gak ada ‘tetenger’-nya lagi..cuma jadi deretan ruko tak bernyawa..Komunitas Sebumi yg diasuh Forum Lenteng akan coba menjadi ‘watch dog’ untuk itu…yakin!

Tinggalkan Balasan ke radit tea X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.