Pemenang - Lombok Utara, NTB

Workshop Kilat Media Komunikasi di Pondok Pesantren Banu Sanusi

Kehidupan saat ini memaksa kita untuk menjadi manusia yang multifungsi dan mampu bersaing dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang informasi. Karena bagaimanapun kemajuan itu harus didukung dengan kemajuan dalam bidang tersebut. Untuk menciptakan generasi yang mampu bersaing, pada Rabu, 27 Januari 2010 Forum Lenteng bekerjasama dengan Ma’had Diniyah Banu Sanusi mengadakan workshop media komunikasi yang spesifik pada karya jurnalistik dan video.  Kajian jurnalistik seperti ini tergolong sangat bermanfaat sekali sebagai penambah wawasan dan pengetahuan, terutama mengenai jurnalistik dan media komunikasi.

Workshop Kilat di Ponpes Banu sanusi

Acara ini dilaksanakan di sebuah ruang belajar yang juga befungsi sebagai Mushola Pondok Pesantren Banu Sanusi. Cuaca yang panas tidak mengurangi minat para santri dalam mengikuti kegiatan yang dimulai pada pukul 11.00 WITA tersebut. Riezky Andhika Pradana (Kikie Pea) dan Gelar Agryano Soemantri dari Forum Lenteng bertindak sebagai pemateri. Mereka dengan semangat memberikan penjelasan kepada para peserta workshop yang terdiri dari para santri Tsanawiyah dan Aliyah (setingkat SMP dan SMU).

Kajian ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama mengenai jurnalistik dan media komunikasi, sedangkan yang kedua mengenai video. Sesi pertama menjelaskan tentang proses dan jenis-jenis media komunikasi yang dilanjutkan dengan jenis-jenis karya jurnalistik. Sebelum istirahat makan siang dan sholat Dzuhur, para peserta diberi tugas membuat contoh berita singkat (spot news) sesuai dengan apa yang diterangkan sebelumnya.

Workshop Kilat di Ponpes Banu sanusi

Workshop Kilat di Ponpes Banu sanusi

Sesi kedua dilanjutkan dengan pemutaran Massroom Project (project karya video Forum Lenteng tentang Kota Jakarta), diantaranya Jakarta 24, B, dan Secreenry. Para Santri terkejut manakala disuguhkan film yang tidak biasa mereka tonton. Awalnya banyak para peserta mengira akan diputarkan film yang akrab di mata mereka. Namun, ketika melihat tayangan video tentang kereta api banyak yang mengatakan bahwa mereka pusing setelah melihat itu, dan banyak yang spontan mengatakan “MasyaAllah” ketika mendengar suara-suara yang mengagetkan. Maklum saja, di Lombok jarang terjadi polusi suara dari sarana transportasi seperti kereta atau bajaj.

Workshop Kilat di Ponpes Banu sanusi

Workshop Kilat di Ponpes Banu sanusi

Sempat juga banyak yang keluar dari ruangan pertemuan karena terkendala dengan pemadaman listrik yang sering terjadi di wilayah Gunungsari. Namun, selang beberapa jam listrik kembali menyala dan para peserta berdatangan untuk menyaksikan video yang akan diputar. Banyak juga yang asyik mendengarkan musik pengiring video yang cukup mampu membuat kaki dan kepala bergoyang. Salah seorang peserta menanyakan perbedaan antara karya dokumenter dengan karya fiksi. Selain dijawab dengan lugas oleh para pemateri, untuk memperjelas peserta disuguhkan film “Balada Hari Raya” (karya Riezky Andhika Pradana) sebuah film fiksi yang terinspirasi dari  cerpen Hamsad Rangkuti.

Antusias para santri dalam membuat tugas berita spot news

Antusias para santri dalam membuat tugas berita spot news

Workshop Kilat di Ponpes Banu sanusi

Setelah penayangan film,  Mas Kikie Pea menjelaskan tentang film yang baru saja diputar. Sehingga para peserta mengerti tentang film tersebut. Beberapa peserta dengan antusiasnya mengacungkan tangan ketika diberi kesempatan untuk bertanya.

Semoga kegiatan seperti ini terus berlangsung. Rencananya, Komunitas Pasir Putih akan mengadakan  workshop video di Pondok Pesantren Banu Sanusi di kemudian hari.


About the author

Avatar

Muhammad Sibawaihi

Dilahirkan di Desa Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 20 Mei 1988. Lulusan IKIP Mataram jurusan Bahasa Inggris. Ia adalah Direktur Program di Yayasan Pasirputih. Sehari-harinya ia juga aktif sebagai penulis dan kurator.

12 Comments

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.