Jurnal Kecamatan: Ciputat Kota: Tangerang Selatan Provinsi: Banten

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Pasar Ciputat

Avatar
Written by Choiril Chodri

Saat pertama kali aku melintas di depan Pasar Ciputat, perhatianku langsung tertuju pada tepi jalan. Terlihat tumpukan sampah yang menggunung di pinggir jalan Pasar Ciputat. Baunya sangat menyengat dan mengganggu penciuman semua orang yang berada di sekitarnya. Tumpukan sampah ini tepat berada di depan Pasar Ciputat yang sangat berdekatan dengan tangga menuju lantai 2 dan 3 pasar. Terlihat beberapa pemulung yang sedang memilah-milah sampah plastik untuk dapat di daur ulang ditengah-tengah tumpukan sampah yang mayoritas sampah sayuran. Tumpukan sampah yang menggunung ini menyebabkan kemacetan di sekitar Pasar Ciputat, karena hampir setengah jalan tertutup dengan gunungan sampah.

Seorang pemulung diantara tumpukan sampah di TPS Pasar Ciputat

Seorang pemulung di antara tumpukan sampah di TPS Pasar Ciputat.

Terkadang saat melintasi tempat itu, aku melihat beberapa orang yang berada di lantai 2 dan 3 membuang sampah dari atas sehingga sampah-sampah itu tidak hanya berada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) saja tetapi juga tersangkut di atap-atap yang terbuat dari seng. Aku selalu melihat ketidak pedulian masyarakat setempat terhadap tumpukan sampah tersebut, padahal mereka semua menyadari bahwa tumpukan sampah yang menggunung itu sangat mengganggu para pengguna jalan dan penjual makanan serta Sekolah Yayasan Puspita Bangsa yang berada di dekatnya. Volume sampah yang menumpuk tidaklah sebanding dengan jumlah petugas kebersihan pengangkut sampah Tangerang Selatan yang hanya mengangkut sampah 2 hari sekali, sedangkan para pedagang dan masyarakat sekitar membuang banyak sampah di TPS tersebut setiap saat terutama sore dan malam hari. Hal ini mengakibatkan TPS pasar tidak pernah berada dalam keadaan bersih.

Tidak hanya aku yang merasakan betapa menariknya problema TPS Pasar Ciputat ini, tetapi teman-temanku yang lainnya juga merasakan hal yang sama, kami pun sepakat untuk menjadikan TPS Pasar Ciputat ini sebagai salah satu bingkaian video akumassa Ciputat. Rasanya sangat menjijikan berada sangat dekat dengan tumpukan sampah yang dikerumuni oleh lalat, belatung dan bau yang sangat menyengat hidung, aku begitu heran dengan para pemulung yang setiap hari berada di tengah-tengah tumpukan sampah tersebut. Aku juga melihat dua orang anak kecil yang sedang memulung di TPS ini memakan sebuah buah durian yang sudah dibuang di TPS tersebut. sangat mengharukan melihat kejadian tersebut.

2

1

Para pedagang sayur, buah, dan daging membuang sisa-sisa dagangannya yang sudah busuk atau sudah tidak laku dijual ke TPS tersebut, bahkan petugas-petugas kebersihan yang membersihkan lingkungan rumah masyarakat yang berdekatan dengan TPS Pasar Ciputat pun membuang sampahnya di TPS Pasar Ciputat itu.

Sudah tiga hari ini aku melintasi TPS di sisi jalan Pasar Ciputat, keadaannya semakin berantakan dan ketinggian sampah hampir menutupi lantai 2 bangunan Pasar Ciputat, aku tidak melihat adanya truk pengangkut sampah yang biasa mengangkut sampah, bahkan tumpukan sampah ini sudah hampir menutupi lintas jalan Pasar Ciputat yang menuju ke Pasar Jumat dan sekitarnya. Ketika membaca Koran Kompas hari itu, ternyata terdapat berita mengenai sampah di Tangsel. Dalam berita tersebut tertulis bahwa sampah mengancam Tangsel (Tangerang Selatan). Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang Selatan, Herry Haryanto, membenarkan kabar pemberhentian operasional kendaraan pengangkut sampah dan pemanfaatan TPA (tempat pembuangan sampah akhir) milik Kabupaten Tangerang. Sekitar 38 armada pengangkut sampah dihentikan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang, karena seluruh TPS yang berada di wilayah kota Tangerang Selatan kini dilarang membuang sampah di TPA yang berada di Jatiwaringin, milik Kabupaten Tangerang.

About the author

Avatar

Choiril Chodri

Pria kelahiran 1990 ini sedang menyelesaikan studinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktif diberbagai komunitas, di antaranya Div. Produksi di Komunitas Djuanda, Div. Media di Masyarakat Peduli Karakter Bangsa dan Wakil Ketua di Ikatan Mahasiswa Purworejo Jakarta Raya (Imapurjaya). Selain di kampusnya, beberapa karyanya pernah dipamerkan di Jakarta 32 ruang rupa di Galeri Nasional Indonesia 2010 dan Pameran fotografi 484, Cikini dan pernah presentasi khusus video akumassa di Festival Film Dokumenter (FFD) Taman Budaya, Yogyakarta, 2010.

3 Comments

  • sudah tiga hari berturut-turut permasalahan pembuangan samapah di kota tangerang selatan menjadi perhatian serius. setidaknya harian KOMPAS dengan serius mengangkat berita tersebut dalam 3 terbitannya. ternyata, pemerintah kabupaten tangerang telah menarik semua unit truk pengangkut sampah yang di operasikan diwilayah tangerang selatan. wah bagaimana ini??

  • secepatnya…gw berharap sebagai pendatang di wilayah ciputat..agar samapah2 yg mengganggu publik, yg melintasi di jalur tersebut..supaya nyaman…!!!!

Tinggalkan Balasan ke adjat gembira X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.