Catatan Maria Deandra (Mahasiswi IKJ, Angkatan 2018)
Tanggal 23 September 2019, IKJ menyatakan akan ikut dalam aksi damai yang berlangsung di depan Gedung DPR RI. Sebelumnya, perwakilan mahasiswa IKJ, yaitu ketua BEM, Vian Madalina dan Kaleb Sitompul sebagai korlap, pergi terlebih dahulu ke Universitas Trisakti untuk mendaftarkan IKJ sebagai kampus yang secara resmi ikut dalam aksi damai serta mengikuti konferensi pers dan mengadakan koordinasi seluruh kampus. Sekembalinya perwakilan mahasiswa IKJ ke TIM, mereka menginfokan hasil perundingan di Universitas Trisakti. Mereka juga menekankan apa saja tuntutan yang dibawa oleh IKJ dan bahwa IKJ hanya akan melakukan aksi damai serta menghimbau seluruh mahasiswa untuk tidak terprovokasi dan tidak ikut ricuh jika kericuhan terjadi. Mereka juga menginfokan bahwa akan ada rencana apabila hasil diskusi tidak memuaskan, para mahasiswa akan menginap di depan Gedung DPR dan bahwa di depan Gedung DPR nantinya akan ada 3 kubu, yaitu kubu kontra, pro, dan netral, sehingga jangan sampai mahasiswa IKJ salah ikut arus.
Saya bersama rombongan mahasiswa IKJ bergerak dari TIM menuju titik kumpul aksi, yaitu di depan Gedung TVRI. Sesampainya di sana, keadaan cukup lengang. Jalan masih kosong dan dapat dilewati oleh kendaraan. Terdapat beberapa mahasiswa dari UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) dan beberapa universitas lainnya yang juga ada di depan Gedung TVRI. Ketika IKJ sudah membentuk barisan dan mulai berjalan ke arah Gedung DPR, datang rombongan bus dari Trisakti yang disambut meriah oleh mahasiswa dari berbagai kampus yang sedang berjalan ke Gedung DPR.
Barisan IKJ terus berjalan ke arah Gedung DPR sembari menyerukan yel-yel yang berbunyi “TOLAK TOLAK, TOLAK RUU, TOLAK RUU SEKARANG JUGA”, “REFORMASI, REFORMASI, REFORMASI DIKORUPSI” dan “HATI-HATI, HATI-HATI, HATI-HATI PROVOKASI” dan beberapa kali menghentikan barisan untuk menampilkan penampilan dari Fakultas Seni Pertunjukan.
Barisan IKJ menghentikan long march di dekat gerbang besar Gedung DPR dan para mahasiswa Fakultas Seni Rupa mulai membuat mural dan papan-papan poster. IKJ menjadi salah satu universitas yang berada di garis paling depan. Saat itu, kondisi di depan Gedung DPR sudah padat oleh barisan mahasiswa dari berbagai kampus. Ada pula massa tanpa jaket almamater yang duduk di atas tembok pembatas jalan raya dan jalan tol. Kondisi masih sangat kondusif dan tidak ada mobil barracuda aparat kepolisian. Berbagai yel-yel dan sumpah mahasiswa terus-menerus diserukan.
Selang beberapa waktu, jalan semakin padat oleh barisan mahasiswa yang datang dari Gedung TVRI. Mereka memenuhi jalan sampai ke dekat flyover. Barisan mahasiswa diberi instruksi untuk duduk. Tak lama, ada instruksi agar barisan mahasiswa memberi jalan untuk mobil komando yang di belakangnya diikuti oleh barisan mahasiswa Trisakti yang sangat banyak massanya. Mahasiswa Trisakti datang dengan membuat border yang terdiri dari laki-laki dan di dalam border terdapat mahasiswi-mahasiswi Trisakti. Kedatangan mobil komando disambut dengan meriah oleh seluruh massa.
Setelah seluruh barisan mahasiswa sudah rapi, kami semua diinstruksikan untuk duduk. Kami semua duduk cukup lama karena menunggu hasil diskusi antara ketua BEM dari seluruh universitas yang ikut dalam aksi dengan para anggota DPR di dalam Gedung DPR. Kira-kira setelah magrib, para ketua BEM keluar dan memberitahukan hasil diskusi ke universitas masing-masing. Diskusi yang berlangsung cukup lama rupanya tidak menghasilkan apa-apa dan belum ada titik temu antara mahasiswa dan anggota DPR. Setelahnya, seluruh mahasiswa diinstruksikan untuk berdiri. Mulai ada teriakan agar gerbang Gedung DPR dibuka dan para mahasiswa diizinkan untuk masuk. Seluruh universitas mulai membuat border untuk kampus masing-masing.
Setelah terdengar kabar bahwa diskusi tidak menghasilkan apa-apa, kondisi mulai ramai. Ada beberapa massa yang mulai memanjat tiang-tiang di samping gerbang utama dan kemudian diteriaki oleh para mahasiswa lainnya agar mereka segera turun dan jangan bertindak kampungan. Saat itu, sebagian besar universitas memutuskan untuk menarik mundur mahasiswa perempuan dan menginstruksi agar setelahnya mahasiswa laki-laki maju ke depan.
Setelahnya, mobil komando bergerak mundur, diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Indonesia yang memutuskan untuk menarik mundur seluruh massanya. Mobil komando berhenti di tengah-tengah barisan mahasiswa Trisakti dan terlihat perwakilan mahasiswa Universitas Indonesia membuat orasi yang dilanjutkan dengan menyerukan sumpah mahasiswa. Saat itu, kondisi semakin ramai oleh seruan-seruan dari para mahasiswa, terutama yang berada di barisan terdepan. Banyak yang berteriak untuk maju ke arah gerbang dan tiang-tiang Gedung DPR. Barisan mahasiswa yang berada paling dekat dengan gerbang dan tiang-tiang membuat border agar para mahasiswa tidak maju. Kemudian terdengar teriakan menghitung mundur dari banyak mahasiswa berjaket almamater warna hijau. Setelah menghitung mundur, mereka bergerak maju ke arah gerbang dan tiang-tiang, beberapa ada yang berusaha memanjat.
Saat itu, mahasiswa IKJ memutuskan untuk menarik mundur seluruh massanya ke belakang, ke area yang cukup sepi dan terdapat kumpulan mahasiswa yang duduk-duduk. Setelah semuanya terkumpul, mahasiswa IKJ bergerak kembali ke depan Gedung TVRI yang cukup ramai dipadati mahasiswa dari berbagai kampus yang beristirahat maupun yang kembali ke kampus masing-masing.