Ahmad Saleh Tabibudin
Lahir tahun 1991. Tinggal dan berkarya di Lombok Barat. Dia aktif bermain teater di Sasentra dan SFN Labs. Tahun 2015, dia menjadi salah satu partisipan dalam lokakarya Penulisan Seni Rupa di Jakarta yang diadakan oleh ruangrupa dan Dewan Kesenian Jakarta. Asta, panggilannya, juga aktif menulis tentang isu-isu seni di Nusa Tenggara Barat.
Baiq Ilda Karwayu
Lahir tahun 1993. Ia tinggal dan berkarya di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Menempuh pendidikan Bahasa Inggris di FKIP, Universitas Mataram. Baiq adalah seorang penulis dan penyair. Tahun 2013, ia terlibat dalam proyek buku kumpulan puisi komunitas penulis perempuan Indonesia (KPPI), dan kumpulan 17 penulis perempuan Indonesia Timur. Ia adalah salah satu penyair dalam buku Taman Pitanggang (2015).
Bujangan Urban
Lahir tahun 1985, Bujangan Urban juga dikenal dengan panggilan ‘Jablay’. Ia belajar Komunikasi Visual di Interstudi sejak 2003, dan sejak itu juga bergabung Artcoholic, sebuah komunitas seni jalanan yang aktif merespon ruang publik di Jakarta. Banyak dari karya-karyanya dapat ditemukan di ruang publik yang berbeda di kota, umumnya berupa pesan personal dalam bentuk grafiti, mural, dan stensil. Selain membuat karya seni jalanan, ia juga telah mendirikan sebuah band bernama digital Racun Kota, atau Kota Poison. Pameran tunggal pertamanya adalah Yang Sombong Dimakan Djaman Yang Songong Dimakan Teman di The RURU gallery, Jakarta pada tahun 2008. Pada 2015, dia adalah salah satu peserta dalam Pameran Visual Jalanan: Bebas Tapi Sopan di Galeri Nasional
Gelar Soemantri
Lahir tahun 1986. Tinggal dan berkarya di Jakarta. Menamatkan pendidikan Jurnalistik di IISIP Jakarta. Gelar adalah seorang seniman video dan pembuat filem. Anggota Forum Lenteng, dan kini berperan sebagai Koordinator Halaman Papua. Sebagai pembuat filem, tahun 2013 dia terlibat sebagai ko-sutradara dalam pembuatan Elesan Deq A Tutuq (2013) bersama Syaiful Anwar. Karya-karyanya telah dipresentasikan di berbagai perhelatan nasional dan internasional, antara lain di Image Festival, Toronto, Kanada (2011); dan Sidang Hans Bague: Pameran Multimedia Tentang Heboh Sastra 1968, Galeri Cemara, Jakarta (2013). Kini, di sela-sela kesibukannya, dia mengembangkan proyek laboratorium seni bersama rekan-rekan sesama seniman, bernama Turn Left After Sunday Market.
Hujjatul Islam
Lahir tahun 1984. Dia tinggal dan berkarya di Lombok Utara. Jatul, sapaannya, adalah seorang seniman (lukis) berbakat dari Lombok Utara. Selain melukis, dia juga aktif menjadi pengurus harian di pasirputih.
Ismal Muntaha
Lahir tahun 1987. Tinggal dan berkarya di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Sekarang ini dia menjadi peneliti di Penelitian Kebudayaan Tanah di Jatiwangi Art Factory (JaF). Dia juga merupakan salah satu pendiri Video Sundayscreen di Bandung. Bersama JaF, dia terlibat dalam berbagai proyek dan perhelatan seni, antara lain Made in Commons, Steidlijk Museum Bureau, Amsterdam (2013-2014); dan Jakarta Contemporary Ceramic Biennale (2014). Saat ini dia sedang mengembangkan proyek seni jangka panjang, bernama “Rukun Tetangga”, serta proyek musik Tarling Padi.
Khairunnas Mahadi
Lahir tahun 1987. Seorang seniman teater berbasis di Nusa Tenggara Barat. Sejak tahun 2007, dia telah aktif berperan sebagai aktor teater di BKSM-SAKSI IAIN Mataram. Hingga kini, dia tetap aktif terlibat dalam berbagai proyek yang berhubungan dengan teater, antara lain bersama Teater Cadik Mataram, Laboratorium Teater Mataram (LTM) dan juga Teater LHO Indonesia.
Muhaimi
Lahir tahun 1962. Tinggal dan berkarya di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dia adalah seorang seniman wayang dan aktif sebagai dalang. Dia adalah salah satu pendiri Sekolah Pedalangan Wayang Sasak, Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.
Syamsul Fajri
Lahir tahun 1977. Dia tinggal dan berkarya di Nusa Tenggara Barat. Seorang seniman media, penyair dan pemain teater. Tahun 2013, dia mendirikan SFNlabs, sebuah platform independen yang fokus pada eksplorasi dan eksperimentasi seni teater dan seni performans. Melalui SFNlabs, Fajri telah merealisasikan berbagai perhelatan teater dan seni performans, antara lain Festival Seni Desa Pemenang Timur 2014, HumnME Project (2014), dan Left Wing Brigade Project (2014).
Sulung Widya Prasastyo
Lahir tahun 1985. Tinggal dan berkarya di Yogyakarta. Dia adalah seniman sekaligus street artist dan aktif sebagai pegiat Ace House Collective, sebuah laboratorium seni yang terbentuk dari gabungan beberapa seniman muda era 2000-an. Karyanya telah dipresentasikan pada berbagai perhelatan seni, antara lain Comic Demonic, Portico, Jakarta (2011); Comic On Envelope, Kedai Belakang, Yogyakarta (2011); dan Masih Ada Gus Dur, Langgeng Galeri, Magelang (2010). Tahun 2015, kelompoknya, Ace House Collective, menjadi salah satu partisipan dalam Pameran Visual Jalanan: Bebas Tapi Sopan di Galeri Nasional.
Syarief Rausanzani
Lahir tahun 1991. Kini tinggal dan berkarya di Jakarta. Dia adalah seniman (drawing), komikus dan juga street artist. Dia mengelola akun media sosial, bernama @thebroy, berisi karya-karya drawing-nya.