Padangpanjang, Sumatera Barat

Projectionist di Bioskop Tua Padangpanjang

Pak Udin adalah kakekku yang bekerja sebagai projectionist di bioskop Karia Padangpanjang sejak 1954, berarti sudah 55 tahun ia menekuni pekerjaan itu. Selama bekerja sebagai projectionist, banyak suka duka yang dialaminya. Beliau bercerita padaku tentang bagaimana awal bekerja di sana dengan gaji yang lumayan besar, sedangkan sampai saat ini beliau sudah tidak bisa mengandalkan gajinya untuk biaya hidup sehari-hari. Menurut ceritanya, dulu beliau hidup berkecukupan dari gaji yang didapatkan dari memutar film di salah satu bioskop di Padangpanjang itu.

Walaupun tidak banyak tahu tentang profesi kakekku ini, tapi aku merasa bangga pada beliau. Di umurnya yang sudah tua, beliau masih bersemangat dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya tersebut. Sampai sekarang beliau senantiasa bekerja tanpa kenal lelah, beliau bercerita kalau dulu kerjanya tidak seberat ini karena ada dua orang lainnya yang juga bekerja sebagai projectionist. Tapi dua orang tersebut sudah mendahuluinya menghadap Yang Kuasa. Sekarang di saat umurnya yang sudah menginjak 73 tahun dia masih bersedia memutar film di bioskop tersebut, karena menurutnya tidak ada generasi muda yang berminat untuk berprofesi menjadi projectionist. Film di bioskop Karia saat ini diputar satu kali dalam seminggu yaitu pada hari Jumat saja, pemutarannya pada pukul 14.00 dan pukul 20.00. Dari pemutaran tersebut, kakekku hanya bergaji kurang dari Rp.100.000,-/bulan.

Dulunya bioskop ini begitu diminati oleh masyarakat, tetapi setelah adanya VCD dan DVD yang beredar di masyarakat, bioskop semakin tidak diminati. Belum lagi faktor jenis film yang diputar dibioskop itu, ini menyangkut pada harga film seluloid yang mahal jika harus memutar film-film baru. Dulu saat bioskop masih berjaya, yang diputar adalah film yang digemari oleh masyarakat, seperti film India yang dibintangi Govinda, Mithun, dan bintang India tenar lainnya. Selain film India, film-film Bruce Lee juga digemari oleh masyarakat sehingga banyak yang menonton disana. Tapi sekarang, faktor tidak ada lagi anak muda yang menonton di sana karena yang diputar saat ini adalah film-film Hongkong dan Mandarin, yang berisi tentang seks dan kekerasan.Penonton terbanyak adalah bapak-bapak saja, karena filmnya bukan selera anak muda yang sukanya drama percintaan remaja hingga fiksi ilmiah.

Sewaktu kami mengadakan pemutaran video akumassa di bioskop Karia, pada kamis 26 Februari 2009, yang datang untuk menonton cukup ramai dan dari berbagai kalangan, baik pegawai pemerintahan, anak sekolah, mahasiswa/mahasiswi, masyarakat umum, dan sebagainya. Gedung bioskop tua tersebut terisi penuh dengan penonton hingga banyak yang tidak kebagian kursi duduk. Pak Udin mengatakan bahwa beliau merasa sangat senang karena beliau melihat kembali bioskop ramai kembali setelah sepi selama 10 tahun terakhir. Saat aku menjemputnya ke rumahnya untuk meminta tolong memutar lagu-lagu Panbers seperti ritual biasa sebelum pemutaran, beliau tampak antusias dan senang sekali. Karena membayangkan di sana akan dipenuhi orang lagi, dan ternyata itu sesuai dengan apa yang dibayangkannya.

Tapi sekarang, saat aku membuat tulisan ini, kakekku itu sedang terbaring di rumah sakit, karena sehari setelah pemutaran beliau pusing di pasar dan sempat pingsan.

Semoga cepat sembuh, Kek


About the author

Avatar

Jelita Rahmadhani

Dilahirkan di Padangpanjang pada tanggal 31 Maret 1989. Ia kuliah di Institut Seni Indonesia, Padangpanjang, jurusan Ilmu Televisi dan Film angkatan 2007. Perempuan ini juga aktif di komunitas Sarueh Padangpanjang.

10 Comments

  • huhuhuhuhu mengharukan….masih beruntung bioskopnya masih berdiri..dan dapat memutar film..di kotaku sudah tidak ada sama sekali bioskop, yang dulu menyisakan banyak kenangan..semuanya hancur seiring merebaknya vcd dan dvd…semoga kakekmu cepat sembuh ya rahma…ditunggu keongnya!!!!
    salam

  • Jelita, separuh hidupku kuhabiskan di padang panjang. bioskop karya adalah saksi dari pengalaman masa kecilku menonton film hingga hari ini. hingga detik ini aku masih suka menonton film dan ke bioskop. masih ingat dulu ketika SD aku nonton Gairah Malam di Karya. Aku kira itu film apa dulu. tapi sekarang semua itu jadi kepingan indah masa lalu. bioskop menyimpan banyak cerita. terimaksih atas ceritanya.

  • mbak sayang, ceritamu sangat baik. Mungkin kamu ingin mengetahui lebih tentang Bioskop tersebut dari pengalam Kakekmu. Mungkin akan lebih baik, tapi yang penting semoga kakemu cepat sembuh ya…

  • innalillahiwainnailaihirajiun….
    telah berpulang ke rahmatullah pak udin …sang projectionis yg merupakan aset perfileman padangpanjang….kemaren tgl 3 mei di padangpanjang…semoga arwah beliau diterima…hmm…alhamdulillah kita masih sempat memberi penghargaan kepada beliau sebelum beliau jatuh sakit dan akhirnya berpulang…akantetapi…penerus beliau sebagai projectionist sepertinya belum ada di padangpanjang…gmana ya nasib bioskop karia berikutnya….hmmm….

  • –pahlawan sinema–
    “ketika sinema indonesia bertaburan, satu bangunan tinggal puing ditengah keramaian, namun disetiap jumatnya kita masih mendengar nyanyian era 80-an, menyaksikan pita itu berputar ditangan lelaki tua bersuara parau dan kecil” d1v12Art

    tapi apakah itu akan tetap ada?

    innalillahiwainnailaihirajiun….
    kami atas nama komunitassarueh
    mengucapkan turut berduka cita
    telah meninggalnya sang projecsionist tua
    beliau adalah pahlawan sinema..
    dedikasinya telah menghidupkan bioskop karia lebih kurang 55 tahun.
    selamat jalan pak Udin..
    kami bangga terhadap jasa mu..
    semoga Allah SWT menerima engkau di surganya..
    a..m..i..n

  • kami ikut berduka yang mendalam tentang peristiwa itu. semoga alla allmarhum diterima di sisinya, ditabahkan hatinya untuk orang-orang yang ditinggalkan. -amien-

  • mengharukan sekali dan cerita yg sangat menarik. turut berduka cita atas meninggalnya kakek udin,semoga amal ibadahnya diterima ALLAH amin. cerita yang sangat menarik karena dengan cerita ini kita kembali di sadarkan bahwa rasa kepedulian kakek udin sbg projectionist terus ada dan hidup meskipun kecanggihan dunia memakan semuanya. salut bgt.

  • Turut berduka cita atas meninggalnya kakek Udin semoga amal ibadahnya di terima disisinya Amin , saya sangat terharu mendengarnya propesi saya pun sama sebagai projectionist. Salut untuk kakek udin sampai umur 73 taun masih bisa muter film.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.