Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Pohon Tumbang di Lenteng Agung

Mobil Daihatsu Gran Max bernomor B1427SFN yang tertimpa pohon di Jalan Raya Lenteng Agung

Pada tanggal 26 Oktober 2011, sekitar pukul 16.00 WIB hujan deras mengguyur Lenteng Agung dan sekitarnya. Hujan diiringi oleh petir dan angin yang cukup kencang. Saat itu aku dan beberapa kawan sedang berdiskusi di ruangan akumassa. Diskusi kami terhenti ketika salah satu temanku, Mira, mendapat telepon dari Otty yang memberitahukan bahwa ada sebuah mobil yang tertimpa pohon di Jalan Raya Lenteng Agung persis di depan Taman Lenteng Agung seberang Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. Kami pun segera mendatangi lokasi kejadian yang berada dekat dengan tempat kami.

Sampai di lokasi terlihat mobil Daihatsu Gran Max bertuliskan SMAN 62 Jakarta yang tertimpa oleh batang pohon yang besar. Terlihat juga orang-orang sedang berusaha menurunkan pohon dari mobil berwarna silver tersebut. Mereka memotong pohon dengan gergaji terlebih dahulu agar mudah menurunkan pohon. Ada sekitar 10-15 orang yang membantu, mayoritas terdiri dari bapak-bapak.

Sementara itu pengendara mobil yang bernama Pak Wiguna sedang berteduh dan menenangkan diri di warung nasi Padang di dekat mobilnya. Ia adalah seorang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 62 Jakarta yang akan menjemput siswanya di Universitas Indonesia. Menurutnya para siswa SMAN 62 sedang mengikuti lomba di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Pak Wiguna bersama pemilik warung nasi Padang

Saat mobil yang dikendarainya tertimpa pohon akasia yang ada di pinggir jalan, situasi jalanan sedang macet total. Di sebelah mobil Pak Wiguna terdapat mobil Honda Jazz. Mobil Honda Jazz itulah yang pertama tertimpa ranting-ranting dari pohon yanga ada di sebelah kiri jalan. Pak Wiguna yang berada lebih dekat dengan pohon sudah berfirasat bahwa pohon itu akan tumbang mengenai mobil yang dikendarainya. Ia pun hanya bisa pasrah, karena jalanan macet membuatnya tak bisa melaju kemanapun. Dugaan Pak Wiguna tak salah, pohon itu tumbang mengenai mobilnya. Pak Wiguna merasa beruntung karena pohon itu tak menimpa kepalanya. Padahal jika dilihat dari badan mobil yang penyok, posisi batang pohon yang menimpa mobil sangat dekat dengan bangku pengemudi. Sedangkan mobil Honda Jazz di sebelahnya selamat dari musibah tersebut dan bisa melanjutkan perjalanan.

Mobil yang tertimpa pohon merupakan milik SMAN 62 Jakarta

Posisi pohon akasia yang menimpa mobil berada di samping Warung Nasi Padang Tenda Biru. Pemilik warung bersyukur karena pohon itu tidak menimpa warungnya. Menurutnya, kalau saja pohon itu menimpa warungnya, kemungkinan besar dia tidak akan bisa berjualan lagi. Sebenarnya hujan deras yang turun akhir-akhir ini memang membuat para penjual di pinggir Jalan Raya Lenteng Agung itu khawatir akan pohon tumbang. Namun, yang mereka khawatirkan bukanlah pohon yang di samping warung nasi Padang, melainkan sebuah pohon yang berada dekat dengan warung rokok di dekatnya. Pohon itu hanya tinggal ranting mati dan terlihat lebih rawan untuk tumbang. Tapi pada kenyataannya pohon akasia yang rindang di dekat warung nasi Padang yang tumbang.

Keadaan sesaat setelah mobil Pak Wiguna tertimpa pohon tampak rusuh karena perbedaan pendapat bagaimana cara menurunkan batang pohon besar yang menimpa mobil. Batang pohon digilir dari kanan ke kiri, kemudian dari kiri ke kanan, membuat mobil tampak semakin penyok di bagian atas. Semua orang yang membantu berteriak memberi komando masing-masing. Di antara orang yang berteriak itu, terdengar seorang bapak berteriak “Ada uang makannya gak?”. Aku sempat tertawa kecil mendengar itu, karena di tengah ramainya orang sibuk mencari cara bagaimana menurunkan batang, bapak itu justru memikirkan imbalan. Kemudian perhatianku tersedot pada suara lantang dari seorang bapak memakai peci putih dan menggunakan payung, “Asbes saya juga hilang dua, gak tau ke mana?!” ucapnya sambil menunjuk ke arah rumahnya yang berada dekat Taman Lenteng Agung.

Keramaian terus bertambah di lokasi kejadian. Banyak warga setempat maupun pengendara motor yang menyempatkan diri untuk mengabadikan kejadian itu ke dalam kamera. Sementara itu batang pohon masih menimpa mobil Pak Wiguna. Akhirnya batang pohon digergaji di beberapa bagian agar lebih mudah. Untuk menggergaji batang pohon yang besar itu memerlukan tenaga 2 orang. Setelah bergantian menggergaji sekitar 10 menit, batang pohon bisa diturunkan. Mobil sudah tidak nampak bentuk aslinya, karena penyok parah di bagian atas. Mobil pun dibawa ke samping Taman Lenteng Agung agar tidak menyebabkan kemacetan.

Ternyata hujan deras yang disertai angin dan petir juga menyebabkan musibah di beberapa lokasi Jakarta hari ini, misalnya pohon tumbang di dekat Cilandak Mall dan dekat Halte Busway Ragunan. Temanku, Otty, yang saat itu sedang berkendara dari arah Kelapa Dua, Depok, juga melihat plang arah jalan jatuh di dekat Fly Over Universitas Indonesia. Plang itu berada di jalan yang membelah arah Depok dan Lenteng Agung. Ia pun sempat memotret plang rubuh itu dan mengirimkannya padaku.

Plang penunjuk jalan di Depok yang rubuh akibat hujan deras dan angin

About the author

Avatar

Dian Komala

Dian Komala, akrab disapa Ageung, tinggal di Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sehari-harinya ia bekerja sebagai buruh pabrik wig di Parungkuda. Ageung turut aktif di Forum Lenteng dalam Program akumassa, untuk lokasi dampingan Lenteng Agung (Jakarta Selatan) dan Depok. Selain menjadi salah satu penulis aktif di jurnal online www.akumassa.org hingga sekarang, Ageung juga mengelola blog pribadi, bernama www.dariwarga.wordpress.com, yang mengangkat narasi-narasi warga Parungkuda, khususnya warga masyarakat yang tinggal di sekitar rumahnya.

3 Comments

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.