Jurnal Kecamatan: Tegalsari Kota: Surabaya Provinsi: Jawa Timur

Markas Satu Atap

Avatar
Written by Sigit Supriyo
Sejak empat bulan yang lalu, Komunitas Kinetik sudah tidak mempunyai lagi markas. Karena masa sewa rumah yang selama ini ditempati sudah habis. Empat bulan terakhir ini Komunitas Kinetik melakukan aktivitas rutin seperti rapat program, dan pembahasan project dilakukan di berbagai tempat. Lokasinya berkumpul tidak tentu, meskipun seluruh anggota Kinetik selalu bertemu di kampus, karena wajar saja semua anggota Komunitas Kinetik berada di  satu jurusan yang sama di bawah payung UPN Veteran’ Jawa Timur. Selain di kampus tercinta, kita juga biasa berkumpul di rumah salah satu anggota dan di warung kopi.

Komunitas Kinetik berbaur dengan anak-anak yang tinggal di sekitar lingkungan markas

Karena kebutuhan markas atau kantor baru menurut kami sangat penting untuk berlangsungnya aktivitas di dalam Komunitas Kinetik. Setelah melakukan rapat bersama, kami sepakat  mencari tempat baru untuk dijadikan markas. Mencari markas baru yang cocok sangat tidak mudah, bukan karena faktor tersedianya rumah kontrakan di Surabaya yang sedikit, tapi kriteria rumah yang kita inginkan, selain harga yang bisa kita jangkau, masalah lingkungan sekitar yang mendukung juga jadi kriteria wajib untuk calon markas yang baru. Maklum saja, sebelumnya kita mempunyai pengalaman kurang menyenangkan mengenai lingkungan sekitar.

Saya bersama teman-teman mulai survey dan mencari informasi mengenai rumah kontrakkan di daerah dekat kampus dan sekitarnya. Tapi hasilnya tidak ada yang cocok, karena belum adanya tempat untuk berkumpul bersama lagi, dan masih dalam proses pencarian markas baru. Konsentrasi Komunitas Kinetik sedikit menurun dan kebanyakan anggota Kinetik sudah mulai disibukkan dengan aktivitas masing–masing seperti, mengerjakan skripsi dan bekerja.

Kesibukan baru masing–masing anggota tidak mengganggu hubungan dari sesama anggota Kinetik, karena kita selalu menyempatkan waktu sejenak untuk berkumpul bersama di sebuah warkop dekat kampus. Meskipun bukan termasuk tempat yang mewah, akan tetapi di warkop ini kita bisa membahas apapun mengenai Komunitas Kinetik maupun project tawaran dari luar. Dengan tempat yang lumayan cukup luas setidaknya dapat menampung seluruh anggota Kinetik jika sewaktu-waktu diadakan pertemuan mendadak.

Semuanya berawal dari obrolan biasa di warung kopi favorit kita. Saat itu kita bertemu dengan salah satu anggota Komunitas Orange House Studio atau akrab disebut OHS, Bintang namanya. Ia salah satu anggota Komunitas OHS yang eksis sampai saat ini. Saat itu ia bertemu dengan salah satu teman kita dari Kinetik yaitu Aditya Adinegoro atau yang akrab dipanggil Remy.

Pertemuan Bintang dan Remy sangat tidak sengaja, sebelumnya mereka berdua sudah saling mengenal pada saat Komunitas Kinetik bekerja sama dengan OHS dalam suatu project tentang pemetaan Kota Surabaya. Dalam perbincangan, Remy bercerita mengenai masalah kesulitan mencari rumah yang cocok untuk Komunitas Kinetik. Spontan saja Bintang langsung menawarkan tempat untuk Remy yang tak lain adalah markas OHS. Karena Komunitas OHS sekarang sedang mengalami pengkonsepan ulang dan rencananya akan berkolaborasi bersama Komunitas Kinetik dalam project pertamanya.

Tawaran dari Bintang langsung mendapat respon dari Remy dan segera menyampaikan kabar tersebut dengan para anggota Kinetik yang lain Setelah dibicarakan bersama, kita pun sepakat untuk menempati rumah yang ada di daerah Wonorejo, Surabaya. Letaknya tempat itu termasuk di tengah keramaian Surabaya. Lokasinya lumayan dekat dengan akses–akses pusat keramaian Surabaya, seperti mall dan perkantoran. Tempat itu termasuk strategis dan cocok untuk markas Kinetik yang baru. Setelah mendapat izin dari Bintang, kita pun mulai melakukan proses pindahan.

Markas Komunitas Kinetik berada di salah satu tempat pemukiman padat penduduk di Wonorejo, Jawa Timur

Terletak di dalam perkampungan yang padat penduduk. Tidak begitu jauh dari jalan utama, tapi untuk memasukinya harus melewati gang yang cukup sempit, mobil pun tidak dapat melewatinya, rumah yang cukup sederhana. Nampak warna dominan orange, cirri khas dari Komunitas OHS yang menempati rumah ini sebelumnya. Tidak seperti markas yang lama, tempat parkir tidak luas, sehingga tidak mampu menampung kendaraan semua anggota Kinetik. Tampilan luar rumah berbanding terbalik dengan keadaan dalam rumah yang cukup luas. Setelah memasuki pintu masuk, nampak ruangan utama yang luas dan tertempel besar peta satelit Kota Surabaya dan peta tematik. Kemudian terdapat ruang kerja yang dibatasi sebuah pintu dan kaca. Di samping itu melewati lorong menuju ke belakang terdapat satu ruang istirahat dan kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur. Di depan kamar mandi nampak sebuah anak tangga yang terbuat dari kayu untuk mengantar kami menuju lantai atas yang cukup nyaman. Di lantai dua terdapat ruangan juga, sekarang berfungsi untuk ruang diskusi dan tempat istirahat. Kembali lagi ke lantai dasar, di sebelah anak tangga terdapat sebuah pintu yang menghubungkan ke bagian paling belakang rumah. Di situ terdapat tempat yang terbuka dan sebuah ruangan yang berfungsi sebagai gudang. Nampak anak tangga kayu lagi di samping, tapi ruangan itu tidak berfungsi karena bagian bangunannya yang mulai keropos dan banyak atap yang berlubang. Ruangan belakang ini cukup luas, ada beberapa tanaman hias yang tumbuh di pekarangan belakang dan tampak tali–tali yang berfungsi untuk menjemur pakaian. Di sudut pekarangan terdapat kolam kecil berbentuk mirip penampungan air yang ada di dalam kamar mandi. Atas inisiatif Yoyo dan Remi, saat ini sudah difungsikan untuk memelihara ikan–ikan hias berukuran kecil yang jumlahnya puluhan. Menurut mereka mungkin kolam itu akan menjadi komoditas usaha yang menjanjikan atau hanya sekedar melampiaskan rasa cinta mereka terhadap binatang peliharaan.

Karena berada dalam tengah–tengah perkampungan padat penduduk tidak heran lingkungan sekitar cukup ramai dengan aktivitas warga. Di dalam rumah Kinetik bersama OHS pun tidak kalah ramai. Setiap sore hari rumah ini cukup ramai dengan suara–suara anak kecil, ya anak-anak kecil di sekitar rumah sudah terbiasa main-main ke kontrakan, karena dulunya komunitas OHS sudah dikenal baik dalam lingkungan warga sekitar. Kebanyakan anak kecil di sekitar rumah sudah tidak merasa sungkan lagi untuk bermain ke rumah orange ini. Mereka menggambar, bermain dan bercanda bersama teman–teman Kinetik. Kebiasaan baru anggota Kinetik saat ini selain melakukan kegiatan organisasi yaitu belajar menggambar dan bermain bersama sahabat-sahabat kecil itu. Sesuatu yang menyenangkan meskipun kadang merasa sedikit terganggu atas tingkah laku mereka yang cenderung ingin tahu.

Anak-anak sedang asik belajar dan bermain di rumah Orange yang menjadi markas Komunitas Kinetik

Keramahan lingkungan dan sahabat-sahabat kecil yang menyenangkan membuat kami semua mudah membaur dengan para warga sekitar. Terbukti pada saat perkenalan saya dengan seseorang warga. Dengan media kopi di warung kopi 24 jam yang terletak di depan gang kontrakan, saya pertama berjumpa dengan Cak Mat, salah satu orang yang sering mampir di kontrakan kami. Dia dikenal sebagai mantan preman kampung, yang sekarang bekerja menjadi pengayuh becak. Beliau sangat ramah dan banyak membantu kami, wajar saja karena orang baru. Kami masih buta arah mengenai tempat-tempat makan yang menjadi tujuan kita sehari-hari, dengan ramah Cak Mat menunjukkan warung-warung makan yang sesuai dengan kantong kita. Saat itu dia merekomendasikan saya sebuah warung nasi goreng murah yang berada tak jauh dari jalan utama depan gang kontrakan. Cukup dengan Rp. 2.500 sebungkus nasi goreng porsi hemat dapat dinikmati, atau nasi bebek yang berporsi boros, semua dapat disesuaikan menurut keadaan kantong saat itu.

Cak Mat warga kampung Wonorejo yang bekerja sebagai pengayuh becak

Di balik penampilan yang serius, ternyata dia juga termasuk tipe orang yang terbuka dan suka bercerita tentang kehidupannya. Salah satu orang yang sering bercengkrama dengan Cak Mat adalah Yoyo. Salah satu kawan dari Kinetik ini dikenal mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenal, mungkin karena Yoyo termasuk pendengar yang baik atau karena faktor lain, yang jelas Cak Mat sangat nyaman berbicara dengannya hingga berjam-jam. Seperti sahabat-sahabat kecil kita, Cak Mat juga memiliki kebiasaan yang cukup mengganggu yaitu, kebiasaannya sebelum tidur yang selalu mendengarkan musik dari speaker mini dengan volume maksimal. Bisa dibayangkan betapa sangat mengganggu sekali jika alunan musik yang diputar masuk ke telinga kita saat ingin memejamkan mata. Mungkin Cak Mat harus diperkenalkan dengan teknologi yang bernama earphone atau headset jika ingin tidur di kontrakan kami. Tapi siapapun dan apapun latar belakang orang yang sering berbagi di dalam rumah baru kami, kita semua merasa senang dapat diterima di tengah-tengah lingkungan mereka.

Lepas dari permasalahan letak markas dengan kampus yang lumayan jauh (30-45 menit perjalanan), sedangkan kesibukan anggota Kinetik yang sebagian besar masih terpusat di sekitar kampus, muncul setumpuk harapan semoga jarak yang jauh ini dapat memotivasi seluruh anggota Kinetik agar dapat lebih aktif berkarya kembali seperti semangat awal kami bersatu dahulu. Amin.

About the author

Avatar

Sigit Supriyo

Dilahirkan di Surabaya pada tanggal 19 Juni 1989. Ia telah menyelesaikan studi strata satunya di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Surabaya, Jawa Timur. Sekarang ia sedang aktif di komunitas Kinetk dan Lab Media Kampus.

3 Comments

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.