Jurnal Kecamatan: Rangkasbitung Kota/Kabupaten: Lebak Provinsi: Banten

Kenapa Lebak?

Digital image
Avatar
Written by Badrul Munir
Awal ketidaktahuan proyek akumassa telah terjawab kini, pasti itu mendatangkan keberkahan tersendiri bagiku sebagai partisipan, Saidjah Forum, dan warga sekitar Rangkasbitung untuk mencoba mengkonstruksi permasalahan yang dihadapi lewat rekaman memori personal. Kerja bareng bersama teman-teman dari Forum Lenteng Jakarta yang terus membahas tentang pandangan aku dari Lebak dan mereka melihat dari segala pengetahuannya, sungguh aku terkagum. Jujur pemikiran yang dulu beku tentang Lebak sekarang jadi mulai terbuka dan banyak tahu apa saja yang harus dilakukan nanti.

baduy-ciboleger

baduy-Ciboleger

Sama dengan daerah yang tersebar di negeri ini, Lebak sangatlah kompleks masih banyak ketertinggalan disana sini tanpa bermaksud merendahkan. Ketika kunjungan pertama di blog akumassa kubaca tulisan Hafiz, aku tertegun sesaat, karena Hafiz mencoba cari peta Lebak dari Google Earth dan Google Map tapi Lebak tidak ada dalam data. Walau Lebak tidak ada dalam peta, tetapi kami ada di akumassa, sebuah proyek yang membawa pada kesadaran posisi diri.

Jadi pijakan awal membaca Lebak adalah buku Max Havelaar yang tersohor di zamannya, yang sedikit memberikan gambaran dimana Lebak. Mungkin pula buku-buku lainnya ada, tetapi aku cuma tahu buku itu saja. Proyek Aku Massa mudah-mudahan menjadi titik penjelasan selanjutnya, dan aku sebagai massa berusaha membawa kawan-kawan pada titik Lebak kini (do’akan kami).

Sungai Ciujung dari pangkal sungai ciberang

Sungai Ciujung dari pangkal sungai Ciberang.

Satu tanda pasti, Lebak punya tiga sungai di latarnya yaitu Ciberang, Cisimeut, dan Ciujung. Mengalir ke pusat kota yang berakhir di Banten, kota yang dikelilingi oleh aliran sungai. Sedangkan daerahku di kelilingi perbukitan dan perkebunan. Bukit-bukit itu lebih dikenal sebagai ladang padi bagi suku Badui (Huma), kebun-kebun itu sekarang banyak dimiliki pemerintah dan tuan tanah (pengusaha) dari daerah lain sebut saja kota-kota besar yang maju, Bogor atau Jakarta. Pemimpin kami sedikit terkenal dengan semangat membangun lewat beton dan aspalnya. Menurut temanku-temanku semasa itu, dahulu daerah Lebak disebut salah-satu kabupaten terluas kedua setelah Serang, tetapi kami tidak merasakannya karena daerah satu dengan daerah lainnya sangat berjauhan.

Lumbung padi masyarakat Baduy

Lumbung padi masyarakat Baduy.

Pengalaman saat aku main ke rumah temanku di daerah lain yang ada di Ciboleger, Lebak pada tahun lalu, perjalanannya sangat-sangat melelahkan karena jalannya berliku, curam, dan naik turun. Pengetahuanku sebagai pribumi otak beku tentang daerah sendiri hanya lewat tiga terminal saja yakni Terminal Curug tujuan Sajira sampai Cipanas, Terminal Mandala jurusan Malimping, Gunung Kencana sampai Bayah yang terkenal itu, dan yang terakhir ialah Terminal Aweh dengan tujuan Leuwidamar, Cisimeut, Ciboleger, dan Bojong Manik.

Bendungan Pamarayan

Bendungan Pamarayan.

Kembali ke sungai Ciujung, sebelum bendungan Pamarayan dibangun atau diperbaiki sering terjadi banjir besar dan bahkan banyak memakan korban, yang terbanyak adalah korban materi seperti rumah-rumah dan pabrik-pabrik tahu yang berada di sisi sungai Ciujung dan Ciberang. Tapi wajar saja, Lebak punya lebih dari 3 sungai karena posisi Lebak itu sendiri sangatlah rendah datarannya dibanding daerah- daerah lain seperti Pandeglang dan sekitarnya. Lagipula arti sebenarnya Lebak itu adalah dataran rendah. Maka dulu Lebak jadi tempat langganan banjir ketika aliran sungai membludak.

Kembali ke masalah peta lagi, sebenarnya pada tahun 2005, aku sudah punya peta lebak yang lengkap yang diambil dari setiap kecamatan, tapi  sayangnya peta itu hilang dan sampai sekarang belum ketemu. Padahal dulu untuk mendapatkannya sangat susah sampai harus mencari ke Bandung ke kantor Geologi dan Meteorologi, itupun yang kupunya hanyalah fotokopian dan harus membelinya. Dan 2 minggu kemarin kita coba cari lagi ke Bandung dengan perantara teman yang ada di Bandung tapi sudah tidak ada, sayang  sekali. Dan sekarang tinggal bagaimana caranya agar Lebak bisa dikenal oleh orang banyak dan bisa dengan mudah apabila orang-orang ingin mencari peta Lebak yang paling mungkin hanya lewat peta teks.

About the author

Avatar

Badrul Munir

Dilahirkan pada 16 April 1978. Menyelesaikan studi Hubungan Masyarakat di LP3I tahun 2000 dan studi Ilmu Dakwah di STITDA – Lebak tahun 2008-2009. Pengajar ilmu Bahasa Inggris di STKIP Banten & STIB Pandeglang. Pernah mengikuti workshop akumassa dan terlibat dalam produksi filem dokumenter Dongeng Rangkas.

4 Comments

Tinggalkan Balasan ke comon,,,, X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.