Jurnal Kecamatan: Harjamukti Kota: Cirebon Provinsi: Jawa Barat

Kampoeng Hijau, Pak Joni, dan Jalan Tuparev

Avatar
Written by Iskandar Abeng
Suatu sore saya berada di kawasan Kalijaga, tepatnya di depan sekolah TK Alam Muhammadiyah. Tempat yang akan saya ceritakan ini adalah sebuah kompleks taman kreativitas yang berada dekat dengan kawasan komunitas kera. Daerah ini masih masuk situs sejarah perjalanan Wali Songo, sehingga ramai dikunjungi peziarah dari luar Cirebon. Komunitas kera yang ada di situs ini berbaur dengan masyarakat. Kampoeng Hijau, itulah nama dari kompleks taman kreatifitas ini. Di tempat ini kawan-kawan komunitas Gardu Unik berkumpul dan beraktifitas kesenian.

sinau

Sinau, sanggar seni rupa Gardu Unik di Kampoeng Hijau.

Dalam kompleks yang tanahnya dimiliki oleh yayasan pendidikan Muhammadiyah ini terdapat beberapa sawung dan bangunan yang digunakan untuk berbagai kegiatan seperti; Sanggar Sinau untuk pendidikan seni rupa berupa kursus menggambar dan melukis, tempat usaha tanaman hias pak Eman dari Perumahan Gunung, dan usaha tanaman hias pak Haji Samsuri.

pak-joni

Pak Joni, seniman ukir otodidak dari Sinau.

Di dalam kompleks tinggal pak Joni dan keluarga. Ia menjalankan studio pahatan kayu dan patung. Di belakang studionya, pak Joni membuat bedeng tempat tinggalnya dan keluarga. Tempat ini kadang kebanjiran air yang masuk hingga mata kaki dari sungai Kali Jaga. Tapi bagi pak Joni tidak masalah. Baginya yang penting bisa istirahat dan bisa jadi tempat berkumpul keluarga.

Keluarga pak Joni punya sebuah rumah di kampungnya, desa Kopi Luhur. Tapi ia memilih untuk menetap di Kampoeng Hijau bersama kawan-kawan Gardu Unik. Ia salah satu anggota sanggar Gardu Unik.

Kegiatan pak Joni sehari-hari hanya mengukir kayu. Ukirannya berbentuk apa saja. Sekehendak hati saja, begitu menurutnya. Jika sedang ingin mengukir bentuk orang, dia langsung buat bentuk-bentuk orang. Saat ingin buat bentuk binatang, langsung saja bentuk binatang itu dikerjakan. Media kayu yang ia gunakan dari akar pohon yang besar dan sudah mati (tunggul). Ukiran yang dari tunggul bisa dijual seharga 600 ribu hingga satu juta rupiah, katanya. Karena proses pengukiran yang susah dan bahan baku yang sulit, harga segitu adalah wajar menurutnya. Peminat ukiran media tunggul kayu ini cukup banyak.

Suatu ketika saya menghampiri pak Joni yang sedang asyik bermain dengan pahat ukirnya, dan duduk di sebelahnya. Ia sedang memahat sebuah akar kayu yang lumayan besar. “Mau bikin apa pak?” tanya saya. “Nggak tau nih mau bikin apa ya? Kalau dilihat dari bentuk akarnya saya mau bikin ular. Bentuk akarnya kan ngebelilit.” Jawabnya.

tuparev2

Jalan Tuparev di malam hari.

Sambil memperhatikan pak Joni bekerja, saya coba bicara topik yang lain. Saya teringat pada jalan Tuparev yang jadi omongan dan bercandaan kawan-kawan Forum Lenteng waktu berada di Cirebon. Memang terasa agak aneh karena nama jalan ini seperti bahasa dari Rusia atau Eropa Timur. Pak Joni adalah asli orang Kedawung, tepatnya di desa Tuk dekat dari jalan Tuparev. Dari percakapan tentang jalan ini, ia bercerita pengalaman masa kecilnya. Waktu kecil, saat ia ingin jalan-jalan dan bermain ke kota Cirebon, dia harus berjalan kaki melewati pematang sawah untuk menuju jalan besar yaitu Jalan Tuparev.

jalan-tuparev1

Suasana Jalan Tuparev.

Jalan Tuparev adalah jalur paling penting sebelum dibangunnya jalan Yos Sudarso (bypass). Jalan ini menjadi jalur transportasi yang menghubungkan Sumedang, Bandung, Jakarta, Indramayu, Losari, Tegal, Brebes, Yogyakarta, dan Surabaya. Jadi menurut saya, jalan ini adalah jalur distribusi utama lintas provinsi di Cirebon. Dulu, jalan ini bernama Dremaga Malang (bahasa Cirebon), karena posisinya di persimpangan. Dremaga berarti jalan malang atau simpang. Pada tahun 1980 jalan Dremaga Malang berubah nama menjadi Tuparev yang maksudnya adalah Tujuh Pahlawan Revolusi.

About the author

Avatar

Iskandar Abeng

Pria yang menetap di Cirebon ini dilahirkan pada tanggal 8 Mei. Ia memiliki ketertarikan pada karya seni dan budaya.

3 Comments

  • a abeng,maaf neh!! trus dari cerita tentang jalan tuparevnya apa hubungannya sama p joni???
    y…sebagai orang yang kagak paham dunia tulis menulis waktu sy baca,sy gak paham…he…he…maaf lho agak mengkritik dikit….

    Tp chayo deh buat a abeng, engklek n sinau…. Terus berkarya ya!!!!

  • wah pose pak joni ga enak tuh..mungkin udah kebelet dari sinau ke tuparev nongkrongnya di kasepuhan…saking mulesnya sampe di kawal dua pendekar kakak adik.. ( takut ada yang liat ya mas)

Tinggalkan Balasan ke japuy X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.