Jurnal Kecamatan: Lemahwungkuk Kota: Cirebon Provinsi: Jawa Barat

Jalan-jalan di Paku Setan

Jalan Pakusetan
Avatar
Written by Mahardika Yudha
Sebenarnya nama daerah itu Pasuketan. Tapi kawan-kawan menyebutnya dengan Paku Setan. Bukan karena kami percaya dengan hal-hal yang mistis, tapi penyebutan nama itu dengan cepat menyebabkan namanya terpeleset menjadi Paku Setan. Pasuketan bisa dikatakan sebagai wilayah niaga tua di Cirebon. Ruko bertingkat dua hingga tiga berjajar membentuk kota tua seperti di Eropa. Blok ruko-ruko itu mengingatkan saya dengan Glodok atau wilayah Kota di Jakarta. Dari Pasuketan, saya bisa pergi ke dua Keraton terbesar di Cirebon yang memiliki sejarah panjang mulai dari perseteruan usia bangunan ataupun penghuninya dalam soal kekuasaan di Cirebon, yaitu Kanoman dan Kasepuhan. Banyaknya wihara di wilayah Pasuketan juga memperlihatkan bagaimana etnis Cina di daerah itu memiliki sejarah panjang ke belakang dalam hal perniagaan. Selain itu, banyak pula tulisan-tulisan yang berwarna emas dan merah yang menjadi khas masyarakat Tionghoa.

BAT di Jalan Pasuketan

Jalan Pasuketan.

Suasana Pasuketan 1

Suasana Pasuketan 1.

Suasana Pasuketan 2

Suasana Pasuketan 2.

Ketika saya jalan-jalan di Pasuketan saya membeli sebuah barang yang mengingatkan saya dengan filem Chris Marker, Sans Soleil (Sunless), yaitu celengan kucing baik yang berwarna putih maupun berwarna emas. Jalan-jalan di Pasuketan tidak membuat saya terasing seperti halnya di daerah pinggiran Kota Cirebon. Sebab disini saya merasa seperti di Jakarta juga. Perbedaannya hanya banyak becak disini. Disini begitu banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang menjadi cagar budaya dan ditandai dengan plang berwarna biru dengan logo pemerintahan kota Cirebon dan keterangan bangunan bersejarah itu. Ada satu wilayah yang mengingatkan saya dengan film Tsai-Ming Liang, Goodbye Dragon Inn, yaitu sebuah bioskop yang bernama Golden dengan tiga ruang tontonnya yang telah tutup dan sekarang bangunan itu digunakan oleh penyewaan video Ultra Disc. Tak jauh dari situ ada penyewaan video yang telah mati dan berganti dengan menjual alat-alat tulis, yaitu Antariksa. Masih di area yang sama, saya melihat ‘Toz’ dan ‘Pratama’, dua rental video ini berjajar di satu blok dan hingga kini masih menyewakan video-videonya dalam bentuk VCD dan DVD.

Boneka pembawa keberuntungan

Boneka pembawa keberuntungan.

Filem Sans Soleil (Sunless), Chris Marker

Filem Sans Soleil (Sunless), Chris Marker.

filem Goodbye Dragon Inn, Tsai Ming Liang

Filem Goodbye Dragon Inn, Tsai Ming Liang.

Dari Pasuketan saya bisa pergi ke Pelabuhan yang dulu pernah jaya dan konon sedang dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Jawa, kereta api Kejaksaan tempat kereta ekonomi Cirebon menurunkan dan menaikkan penumpang, Pusat Grosir Cirebon (PGC), Cirebon Mall, sampai suatu hari saya melihat sebuah tempat rekaman musik Billboard yang masih menjajakan kaset-kaset musik yang sekarang telah tergantikan oleh keping atau CD dengan format Mp3 yang banyak dijual juga di sepanjang jalan Pasuketan.

Suasana Pasuketan 3

Suasana Pasuketan 3


Pusat Perbelanjaan Grage
Sudah dua minggu saya di Cirebon, tapi masih saja bingung dengan jalur trayek angkutan umum. Naik dari yang namanya angkutan paling menyebalkan di kota Cirebon yaitu AX atau D1, selalu tertukar karena bentuk awalnya hampir sama yaitu D5 dengan 05 dan D6 dengan 06 atau nama-nama trayek yang menggunakan singkatan seperti GG, GP, GM, GS, BX atau D4, dan lain sebagainya dengan jalur-jalur yang saling tumpang tindih dan tapi melewati beragam jalan yang berbeda dengan panjang jalur yang singkat, sekaligus tidak PP alias Pulang – Pergi. Tetapi sebetulnya sangat mudah bagi saya untuk menghafal sirkulasi angkutan umum di Cirebon sebab naik angkutan umum jurusan apa pun, pasti melewati Grage. Nama pusat perbelanjaan yang diambil dari nama awal Cirebon itu memiliki akses yang paling mudah ketimbang pusat-pusat pertemuan masyarakat di kota Cirebon yang lainnya.

Grage Mall Cirebon

Grage Mall Cirebon.

Suasana di dalam Grage Mall Cirebon

Suasana di dalam Grage Mall Cirebon.

About the author

Avatar

Mahardika Yudha

Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Januari 1981. Pernah kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta pada tahun 2001, namun tidak sampai selesai. Sekarang pria ini aktif di Forum Lenteng pada divisi Penelitian dan Pengembangan (litbang). Selain itu ia juga telah menjadi kurator muda dalam berbagai macam festifal video, baik nasional maupun internasional.

4 Comments

  • luar biasa kota cirebon tapi hati2 jalan2 di grage pada hari sabtu tgl 15 pebruari aku jalann2 sendiri hampir kena tipu trik menjual cara pt.ouwa sasaran orang2 yang sendiri punya cridit card,trik jual ini sering ada di swalayan seluruh Indonesia. pesan saya jagan tunjukan nkartu kridit atau KTP, kalau mereka minta atao jangan mendekati Stand mereka kami kasihan orang yang datang , masyarakat jangan sampai tertipu oleh cara menjual dengan cara paksa trims.

  • betul, dengan cara memberi suatu undangan yang berhadiah, kalao dibuka ternyata berhadiah maka petugas itu akan mengajak kita ke kantornya dan di kantor itu kita di cecar dengan banyak pertanyaan hingga kita bisa takluk

  • dari nama sederhana pasuketan,
    menjadi sangat menarik perhatian saya dan terdapat kesan mistis dalam nama pakusetan.
    oiia..setiap berkunjung ke mall, saya sering melihat boneka kucing emas seperti diatas, pemilik toko bilang dengan adanya boneka yang tangannya mengayun-ngayun itu dapat menarik konsumen untuk membeli di tokonya, unbelieveble..tapi itulah yang mereka percaya.

Tinggalkan Balasan ke haryo X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.