Padangpanjang, Sumatera Barat

Iklan Slide dan Rupa Reklame

Beberapa waktu yang lalu ajakan Jelita, temanku sesama anggota Sarueh, untuk kembali bertandang ke Bioskop Karia ku sambut dengan baik. Di tengah gerimis dan dinginnya Padangpanjang kami melangkahkan kaki menuju bioskop tua yang masih kokoh berdiri di tengah kota kami ini.

Iklan slide yang kami dapatkan dari Bioskop Karia

Salah satu iklan slide yang kami dapatkan dari Bioskop Karia

Sambil menemani dan memotret Jelita yang sedang ngobrol dengan Pak Edi (projectionis Bioskop Karia saat ini) aku menyimak pembicaraan mereka. Sampai kemudian Fandi dan Angga dengan rusuhnya mengotak-atik ruangan kecil tempat pemutar film ini dan menemukan beberapa kepingan kaca yang berukuran 8×8 cm. Kepingan kaca yang banyak, berdebu dan teronggok di dekat mesin pemutarnya yang sudah tak lagi beroperasi. Ternyata kepingan kaca itu adalah iklan dalam bentuk slide.

Sewaktu bioskop ini masih jaya di tahun 60-an sampai 90-an, iklan slide ini ditampilkan sebelum film dimulai. Terkadang ada tiga iklan slide yang ditampilkan. Melihat ketertarikan kami akan slide, Pak Edi pun mengijinkan kami untuk membawanya pulang. Ada sekitar 46 iklan slide yang kami bawa, beserta dua buah gulungan film seluloid iklan pada jaman itu.

Bersama

Kami memegang iklan slide yang diberikan oelh Pak Edi (tengah)

Sesampainya di kost, sekitar pukul 23.30 WIB, aku dan Jelita mengeluarkan iklan slide ini dari dalam tas dan mengamati satu per satu, ternyata iklan slide ini banyak berisi tentang iklan layanan masyarakat di jaman Orde Baru. Kemudian aku dan Jelita mulai membersihkannya satu persatu. Setelah rasanya telah bersih semua, Jelita pun mulai mencatat apa saja tulisan yang terdapat pada slide yang kami bersihkan tadi, berikut isian dari slide tersebut :

1. “Pembangunan Nasional, menghilangkan kemiskinan, kemelaratan dan kebodohan”.(Deppen, PP)

2. Kader Golkar adalah pengamal dan pengaman Pancasila yang sejati dan siap sebagai peserta Pemilu 1987”

3. “Kita syukuri nikmat PELITA I,II,dan III memasuki PELITA IV dengan bekerja lebih tekun, cermat dan hemat”. (Deppenko, PP)

4. “Kita sukseskan MANUNGGAL SAKATO X 1993, tanggal 1 s/d 15 Desember 1993 di Kotamadya PP”

5. Kita sukseskan Bulan Bakti LKMD tgl 1 s/d 31 Maret 1986

6. HUT ke-XIV KORPRI 29 November 1985. KORPRI ikut serta mensukseskan PEMILU 1987.

7. Wariskanlah kebiasaan baik kepada keluarga anda sejak dini, untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. (Deppen, PP)

8. Dengan semangat kebangkitan nasional kita sukseskan PELITA VI. (Deppen, PP)

9. Sukseskan PEKAN IMUNISASI NASIONAL

10. Sekecil apapun partisipasi anda, sangat berarti bagi pembangunan Sumatera Barat. (Deppen, PP).

11. Atas partisipasi anda akan pelunasan rekening tunggakan, kami aturkan terimakasih. (PLN)

12. Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Sukses Pembangunan dan stabilitas nasional memperkuat ketahanan nasional. (Deppen, PP)

13. Saksikan “Show terbesar th.1992 di Padangpanjang dengan menampilkan sederetan artis safari “Ona Sutra” dengan tophitnya “Bola” pada tgl 7 Februari 1992, jam 20.00 WIB, tempat Lapangan tmp ( kb. Sikolos). Ttd Koramil01/PP.

14. Kita sukseskan PORDA IV Sumatera Barat Juli 1992, di Padangpanjang. (Deppen, PP).

15. Saksikanlah pentas terbuka dalam rangka HUT Yonif 133 Yudha Sakti dengan hiburan band “MARIANI” tempat lapangan  Makoyonif 133 Yudha Sakti.

16. Peringatan Hari Ibu ke-55, 22 Desember 1983, tingkatkan terus peranan kaum ibu dalam menunjang jalannya roda pembangunan. (Deppenko, PP)

17. Untuk menggunakan hak memilih, seorang WNRI harus terdaftar dalam daftar pemilih. (Kandepko, PP)

18. Dirgahayu Padangpanjang HUT -38 kita tingkatkan budaya K3, mulai dari lingkungan kita sendiri. (Deppen PP)

19.  Mensukseskan PEMILU tahun 1977 berarti memenangkan ORDE BARU, PANCASILA &  UUD 1945.

20. PENGUMUMAN : film ini diijinkan untuk 17 tahun keatas, anak-anak dilarang menonton. (DANDIS 3071)

Slide yang telah dibelah

Slide yang telah dibelah

21. Pengemudi wajib melaksanakan sopan santun lalu lintas

22. SMEA Padangpanjang, menerima siswa tahun ajaran 1985/ 86, pendaftaran  : tgl 10-29 Juni 1985, di GOR Bch. Laweh tiap hari kerja.

23. Kita sukseskan MTQ tingkat Kodya Padangpanjang tgl 14-15 Juni 1978, di Panti Budaya LPTQ PP.

24. Pemilu 1977 pendaftaran pemilih 1 s/d 20 Mei 1977 WNRI yang pada masa pendaftaran pemilih berusia 17 tahun atau sudah kawin, punya hak memilih, Daftarkanlah. ( P.P.D TK.1 )

25. Selamat menjalankan ibadah puasa , semoga amal ibadah lebih mempertebal iman & taqwa kepada Allah SWT dalam mengabdi kepada Bangsa & Negara.
Ketua Umum : H. Harmoko
Sekjen                : Ari Mardjono

26. Kebangkitan nasional memantapkan tumbuhnya sikap kemandirian manusia & masyarakat Indonesia

27. Untuk pertama kali di SUMBAR, Perebutan Kejuaraan Tinju Nasional “ SARUNG TINJU EMAS INDONESIA KE III” di Stadion Imam Bonjol, Padang. 30 Januari -12 Februari 1978.

28. Sensus penduduk ’71, djika rumah saudara belum didatangi petugas sensus, laporlah kepada petugas lewat kepala nagari setempat. ( BPS, Kantor sensus&statistik).

29. Beri jawaban benar pada sensus pertanian 1983.

30. Dengan Imunisasi Nasional (PIN) Anak Indosesia Bebas Polio.

31. Jangan lupa!! Datang ke Pos PIN pada tanggal 13 Sept &18 Okt 1995 untuk vaksinasi Polio Balita Anda.

32. Nyamuk penular demam berdarah, jangan biarkan dia hidup di rumah anda.

33. Satu-satunya di kota anda, Apotik Kurnia Farma Jln. K.H. A.Dahlan 113  Telp. 172 Padangpanjang menerima resep dokter, menjual obat latent dalam dan luar negri.

34. Pencipta rasa enak & segar, Sari Manis Neotogen cap Lonceng Mas.

35. Pemberantasan sarang nyamuk ( PNS) cara tepat mencegah demam berdarah.

36. Berbahagialan anda pengantin baru, namun rencanakan pula kebahagiaan keluarga anda di masa mendatang. (BKKBN tingkat 1 Sumatera Barat ).

37. Sensus pertanian 1993 bulan Juni 1994, Pencacahan Perusahaan SUB Sektor KUDS Holtikultura, berikan jawaban yang jujur dan benar.

38. Dengan keluarga kecil anda pasti lebih bahagia.

39. Masyarakat Bangga dengan partisipasinya dalam Program Keluarga Berencana. (BKKBN Prop. Sumbar).

40. Tukarkan kotak kosong Susu Bubuk INDOMILK dengan karcis bioskop, Tempat penukaran & informasi lebih lengkap ada di Damar Plaza – Romanda Toserba – Citra 2000.

41. Bengkel karoseri P.T. Industri M.HI Jl. Arau no. 84 Padang. Telp. 22979-22501 memproduksi kaca lengkung segala ukuran.

42. Kami tunggu kedatangan anda di Restaurant Sari Jakarta Gaya Baru sedia makanan dan minuman. Buka : 06.00wib. tutup : 23.00wib. Jln. K.H. A. Dahlan P.Panjang. telp. 160. =Hormat Pengusaha=

43. Siapa saja, kapan saja, di mana saja. Waspadalah Demam Berdarah.

44. Jadilah peserta KB yang mantap. Gunakanlah salahs atu alat kontrasepsi yang aman dan efektif – IUD-Pil-Kondom-Suntikan. (BKKBN Prop. Sumbar)

45. Hari Ibu ke 53, 22 Desember 1981. Kita sukseskan PEMILU’ 82 sebagai bagian pembangunan bangsa. ( Deppen PP ).

46. 1). Prajurit KODAM III. 17 Agustus selalu siap untuk mengamankan REPELITA II
2). KODAM III/ 17 Agustus,mengamankan PELITA II dan mensukseskan Program Pemerintah HUT KODAM III/ 17 Agustus.

Dari tulisan yang sudah dicatat tadi kami melihat slide ini dibuat antara kisarah tahun 1971 sampai tahun 1993. Atau mungkin saja slide yang dibuat tahun 1960-an sudah dibuang, karena slide yang kami bawa ini pun menurut Pak Edi juga akan segera dibuang. Tulisan di slide ini juga nampaknya merupakan tulisan tangan. Banyak juga yang agak kurang jelas terbaca karena termakan usia. Beberapa nama pertokoan di slide ini sudah tidak dapat lagi kami temui di Padangpanjang, kecuali Damarplaza yang masih tetap beroperasi di Padang.

Melihat slide ini kami menjadi penasaran bagaimana slide ini dibuat. Karena terdiri dari dua buah kaca berukuran 8×8 cm dengan ketebalan 3 mm dan dua buah kaca direkatkan dengan Lakban hitam atau putih, sementara isian iklan di dalamnya ada yang polos dan ada juga yang berwarna. Karena penasaran kami membuka slide yang rekatan Lakban-nya sudah tidak ada lagi. Ternyata di dalamnya berupa sebuah plastik. Tetapi kemudian Jelita berteriak kegirangan, saya pun jadi heran.

“Kenapa Jel?” Tanya ku .

“ini ada ‘rupa’ tertulis di sini!!”

“Rupa? Rupa maksudnya??” Aku bertanya lagi karena gak ‘ngeh’ yang dikatakan Jelita.

“Rupa… Rupa Reklame yang di pasar itu lho…kayaknya ini yang bikin Rupa itu”.

Aku pun baru menyadari, ‘rupa’ yang dimaksud Jelita adalah Rupa Reklame yang terletak di Pasar Padangpanjang, aku pun dulu pernah membuat stempel Sarueh di sana. Dengan tersenyum saya berkata ke Jelita, “kapan kita ke sana?”

Dengan penuh semangat, beberapa hari berikutnya aku dan Jelita mengayunkan langkah ke Rupa Reklame. Sehari sebelumnya kami telah mencari beberapa refrensi mengenai iklan slide ini di ‘Mbah’ Google dan Wikipedia, namun nihil.

Rupa Reklame

Rupa, sebuah kios yang menyediakan jasa reklame di Pasar Padangpanjang

Walaupun Padangpanjang siang itu sangat panas, namun kami sangat bersemangat sekali membawa satu-satunya slide (nomor 46) yang bertuliskan ‘rupa’ di bawah tulisan iklan. Sesampai di Rupa, kami disambut langsung oleh empunya kedai. Setelah kami berkenalan, aku pun menyodorkan slide yang kami bawa dan mengatakan bahwa kami ingin tahu mengenai apa yang kami bawa, dan kebetulan ada cap Rupa di slide tersebut. Tak lama bapak yang kutaksir berumur 50-an ini melihat dengan seksama slide yang bertuliskan “1). Prajurit KODAM III. 17 Agustus selalu siap untuk mengamankan REPELITA II 2). KODAM III/ 17 Agustus,mengamankan PELITA II dan mensukseskan Program Pemerintah HUT KODAM III/ 17 Agustus.” Lalu beliau tampak senang dan obrolan kami pun dimulai dari sini…

“Kalian dapek iko dari ma? Yang buek ko apak bana mah…namonyo slide” (kalian dapat ini darimana? Yang buat ini bapak sendiri). Ucap bapak yang bernama lengkap H. Asrizal Azis ini.

Akupun dengan senang hati menjawab, “Kami dapek dar Bioskop Karia Pak, patang kami kasitu, tu nampak iko, ka dibuangnyo, makonyo kami baok. Ado banyak…tapi cuma iko yang ado tulisan rupa nyo, makonyo kami datang ka siko”

(kami dapat dari Bioskop Karia Pak, kemarin kami ke sana dan lihat ini, mau dibuang, makanya kami bawa. Ada banyak tapi cuma ini yang ada tulisan rupa, makanya kami datang ke sini ).

“Ha.. iyo mantuak itu jadi anak mudo tu… harus mau tau dengan sejarah,  jan acuah se. Iko sejarah ko, banyak sejarahnyo ko… Sangkek tu umua apak sekitar 16 tahun, slide ko laku dulu karno pado waktu itu alun ado tipi lai. Hiburan urang ka bioskopnyo. Slide ko lah yang diputa sabalum film di puta. Ado agak tigo slide yang diputa tu… Langganan Rupa ko banyak, ndak Bioskop Karia ciek se  doh…ado bioskop Djaja gai dulu samo bisokop Globe. kini yang masih ado kan Bioskop Karia se nyo kan… dulu dalam sabulan ado sekitar duo slide dibuek,” dengan semangatnya cerita meluncur dari mulut Pak As.

(Nah begitu dong kalau jadi anak muda… Harus mau tahu dengan sejarah, jangan cuek saja. Ini sejarahnya panjang lho… Waktu itu umur bapak sekitar 16 tahun, slide ini dulu laku karena waktu itu belum ada televisi. Hiburan orang hanya ke Bioskop. Slide inilah yang diputar sebelum film diputarkan, ada sekitar tiga slide yang diputar… Langganan Rupa Reklame ini banyak, nggak cuma bioskop Karia saja, ada juga Bioskop Djaja dan Bioskop Globe, tapi sekrang yang tersisa hanya Bioskop Karia saja kan… Dulu dalam sebulan ada sekitar dua slide yang dibuat).

“Berarti lah lamo Rupa ko ndak, Pak?” (Berarti sudah lama Rupa ini berdiri ya, Pak?) Tanya ku.

“Alah, sajak 1938 lai…dari ayah apak lai Abdul Aziz namonyo. Dulu kepanjangan Rupa ko Ruang Penggambar Aziz. Merek Rupa ko kan palet tampek tinta. Terus kini kepanjangan Rupa tu pak ganti jadi – Rencana Umat Putusan Allah-. Kalo mambuek slide ko ado sekitar 20 tahun mah“.

(Sudah, sejak 1938-an, usaha ini diturunkan dari ayah saya, Abdul Aziz namanya. Dulu kepanjangan Rupa adalah Ruang Penggambar Aziz. Merek Rupa kan palet tempat tinta. Lalu sekarang kepanjangan Rupa itu saya ganti menjadi Rencana Umat Putusan Allah. Kalau membuat slide mah sudah sekitar 20 tahun).

Aku dan Pak Asrizal, pembuat iklan slide

Aku dan Pak Asrizal, pembuat iklan slide

“Ooh…ba’a caro mambuek slide ko ko pak?” (Ooh, bagaimana caranya membuat slide ini, Pak?)

“Ko karajonyo manual, Linda…filmnyo diagiah tinta cino trus dioles ka kaco dan diukir samo alat apo adonyo. Kalau nio bawarna di buek di karateh Scarfe namonyo. Ndak buliah kanai aia doh. Bueknyo diruang hampa cahayo lo. Samo bana lo jo urang mancetak foto. Kalau dihitaman plastik kaco ko bisa wak mancaliak gerhana matohari mah.”

(Ini kerjanya manual, Linda.. Filmnya diberi tinta Cina, lalu dioleskan ke kaca dan diukir dengan alat seadanya. Kalau mau berwarna, dibuat di kertas Scarfe namanya. Tidak boleh kena air. Membuatnya pun harus di tempat hampa cahaya. Sama persis dengan orang yang menyetak foto. Kalau di plastic kaca yang hitam ini, kita bisa melihat gerhana Matahari…)

“Ooh gitu yo Pak, tu bara lo upah mambuek nyo dulu ko pak?” (Oh begitu Pak, lalu berapa upah membuat slide ini dahulu, Pak?)

“Dulu ciek slide ko upahnyo satangah ameh. pado waktu itu sa ameh Rp. 90.000,-. Lumayan maha, karno diharagoi samo biaya seni nyo, mambueknyo payah dulu, manual…jo tangan..lun ado masin dulu lai”

(Dulu satu slide ini upahnya setengah emas. Waktu itu satu emas harganya Rp. 90.000,-. Lumayan mahal karena dinilai dari seni-nya, membuatnya susah sekali dulu. Masih manual, pakai tangan, karena belum ada mesin).

“Tu apak suko manonton lo dulu?” (Bapak juga suka menonton dulu?) tanyaku.

“Iyo lah…dulu hiburan bioskop tu senyo. Tipi lun ado lai. Apak cadiak, kalo maantaan slide ko pak sangajoan sa jam sabalum film di puta, jadi pak dapek gratis nonton, baitu a…hehehe…apak dulu suko nonton film india…oo lah asyik lo pak dulu ikuik banyanyi-nyanyi india tu.”

(Iya lah… Dulu hiburan yang ada cuma Bioskop. Belum ada Televisi. Bapak nih cerdik, kalau mengantar slide biasanya bapak sengajadatang satu jam sebelum film diputar, jadi bapak dapat gratis nonton, gitu.. hehehe. Bapak dulu suka nonton Film India… Ooh asyik sekali sampai bapak ikut nyanyi-nyanyi India juga).

Obrolan pun berlanjut mengenai perjalanan Pak As dalam dunia kreatifnya. Beliau sangat menikmati pekerjaannya sebagai salah satu pekerja kreatif di bidang periklanan. Walau kedainya terkesan tua dan sederhana namun order-an tak pernah sepi. Pak As pun bercerita mengenai bagaimana ia mendidik anaknya di dunia seni. Dari obrolan aku tahu bahwa anaknya seorang pelukis yang saat ini berdomisili di Jogja, bernama Erizal As. Aku pun cukup terkejut, karena aku lumayan kenal dengan Uda Erizal ini, dia senior kakak ku di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Padang dan di Jurusan Lukis, ISI Jogjakarta. Pada pameran Bakaba dari Komunitas Sakato beberapa waktu lalu, aku juga melihat lukisan Uda Erizal yang apik dan lumayan berbeda dari yang lain.

Obrolan yang awalnya ku kira akan singkat karena Pak As akan Sholat Dzuhur menjadi lumayan panjang karena beliau sengaja meluangkan waktunya ngobrol dengan kami. Beliau mengatakan bahwa memberi ilmu kepada yang muda juga ibadah, jadi tidak apa-apa kalau Sholat Dzuhurnya sedikit tertunda. Kami pun tersenyum dan kembali mendengarkan obrolan Pak As mengenai semangat dalam hidup yang membuat semangat ku dan Jelita menjadi terisi kembali.

 

About the author

Avatar

Gusnita Linda

Dilahirkan di Padang, pada tanggal 18 Agustus 1985. Ia kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, jurusan Televisi dan Film, angkatan 2007. Ia aktif dalam mengurus Rumah Jamur dan berwirausaha.

10 Comments

  • Ini salah satu tulisan terbaik di Jurnal akumassa, menurut pendapat saya secara pribadi.

    Kalian menemukan harta karun.

    Bayangkan, kota sekecil Padangpanjang dengan luas wilayah hanya 23 km persegi, menyimpan harta karun berupa ‘sejarah massa’ sebanyak itu. Itu pun baru yang berhasil kalian temukan. Pasti masih ada banyak lagi yang tersembunyi dan tertimbun pergantian masa di penjuru Kota Padangpanjang.

    Bayangkan, bagaimana kalau kita membongkar Kota Jakarta yang luasnya 187,73 km². Lebih dari 8 kali luas Kota Padangpanjang. Apa yang bakal kita dapatkan?

    Bayangkan lagi, kalau kalian melakukan pembongkaran satu per satu terhadap tiap slide iklan yang kalian dapatkan itu. Ada berapa tulisan bisa dibuat? ada berapa banyak sejarah propaganda masa orde baru yang bisa kita pelajari. Ada berapa banayk informasi dan data yang bisa kalian jadikan bahan kepustakaan milik Sarueh?

    Saya bangga pernah berkenalan, serta sebulan penuh bekerja bersama penggali harta karun dari Sarueh di awal tahun 2009 yang dingin dan kabut menyelimuti hari-hari saya di Padangpanjang.

    Bongkar semuanya, LInda…

    dan juga Jelita, Fandi, Angga, Ipung, Ari, Roni, Fadli, Culil, Dewi, Via, David, Yopi, Sherin, Rudi, Uul, Robet…

    Otty Widasari

  • tq mbk utk inject semangatnya…

    insyaallah mbk…rencana mo bikin pamerannya..tp di bongkar dulu semuanya…

    bantuin ntar ya mbk buat ngebongkarnya..hehe…

  • rencana pameran itu bagus baget. tapi jangan sampai terburu-buru. riset yang mendalam. biar maksimal.

  • seandainya gue dateng untuk Show terbesar th.1992 di Padangpanjang dengan menampilkan sederetan artis safari “Ona Sutra” dengan tophitnya “Bola” pada tgl 7 Februari 1992, jam 20.00 WIB, tempat Lapangan tmp ( kb. Sikolos). pasti bakalan seru banget, namun setidaknya gue Datang ke Pos PIN pada tanggal 13 Sept &18 Okt 1995 untuk vaksinasi Polio Balita.

  • It’s good job. Nice article…to know how military regime infiltrate our daily life during Soeharto Era. Bisa didalami lagi…akan menjadi sebuah kerja riset yang menarik dari Sarueh.

  • walah..walah.. gak ngjak2 u linda…

    oia nda minggu kemaren w kebetulan nonton bioskop di padang dan iklan slide tu msh di pakai loh… n alatnya juga sama kaya yang waktu w liat di bioskop karia…
    mirip bgt…

  • Inget slide iklan bioskop, jadi inget waktu kecil.
    Dulu sempet dapat hadiah dari permen atau apa gitu yang isinya slide kartun yang kalo kita senterin bisa terproyeksikan di dinding dengan sempurna.
    Nah gue undang deh tu temen-temen ke dalam kamar, digelapin, pasang senter dan “film-nya” dan mereka seneng banget layaknya nonton bioskop.
    Trus, ada Om di Semarang yang waktu itu kerja di bioskop, langsung ngasih oleh2 beberapa slide, cuma waktu itu gagal euy untuk memproyeksikannya, gara-gara logika matematika-nya belum nyampai.
    Ukuran slide yang 8×8 cm itu gak terproyeksikan dengan baik dengan senter kecil, tidak seperti slide hadiah maupun roll film 8mm yang bisa disenter dan kemudian bayangan-nya tampil baik di dinding.
    Atau mungkin waktu kecil tangannya kurang panjang untuk mengatur jarak titik jatuh cahaya ke slide, secara masih dipegang dan di senterin sendiri.
    Tapi yang ditemukan di Padang Panjang nih luar biasa lho, isinya mencengangkan yaaa….
    Bisa jadi studi tuturan komunikasi ke publik…
    Seperti apa tata bahasa yang digunakan dari tahun ke tahun, maupun concern apa aja sih yang perlu disampaikan

  • Tulisannya mantap …. sepengetahuan saya hampir seluruh toko dan kedai, rumah makan dan bofet yang ada di Padang Panjang, plang mereknya diproduksi oleh RUPA, dilukis tangan, sebelum ada digital printing

Tinggalkan Balasan ke riosadja X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.