Saya mengenal kamera sejak duduk di bangku SMP 1 Padang. Meski tidak menguasai teknis dan teorinya, secara awam saya tahu bahwa kamera itu ada dua, kamera foto dan video. Sebelumnya tidak ada bayangan mau kemana saya setelah lulus SMA. Lalu saya putuskan untuk kuliah di STSI Padangpanjang jurusan Televisi dan kini waktu saya lebih banyak habis di kota hujan ini. Saat mengikuti tes masuk adalah pertamakalinya saya menggunakan kamera video dengan teknik yang diinstruksikan. Ada perasaan minder karena kamera video yang digunakan adalah kamera profesional yang biasa digunakan oleh wartawan TV saat melakukan peliputan berita, apalagi saya hanya punya sedikit pengetahuan tentang kamera. Tapi saya percaya kalau hal ini juga yang baru bagi peserta lain.
Ketika melakukan tes wawancara, saya ditanya tentang beberapa peralatan yang akan dibeli untuk memenuhi proses perkuliahan nanti. Tanpa memikirkan darimana uangnya nanti, saya memutuskan untuk membeli kamera video. Kedua orangtua saya tidak semudah itu untuk memenuhinya meskipun itu untuk kebutuhan kuliah anaknya. Mereka menginginkan anaknya harus mampu hidup mandiri setelah lulus SMA. Saya berfikir banyak senior saya mahasiswa STSI yang menerima orderan video shooting. Akhirnya terjadilah sedikit negosiasi antara orang tua dan anaknya. Dengan perlahan, saya berusaha meyakini mereka untuk membuka usaha yang sama ketika punya kamera. Memang mereka tidak mengharapkan uangnya dikembalikan, tapi setidaknya saya dapat memenuhi sendiri kebutuhan hidup. Akhirnya mereka percaya dan membelikan saya kamera video 3CCD yaitu kamera yang memiliki depth in focus (memiliki ketajaman gambar yang tinggi).
Setelah tiga bulan kuliah, saya pergi kesana kemari berusaha mencari orderan, namun tetap saja belum ada gayung yang bersambut. Akhirnya saya dapat orderan perdana dari kakak sepupu yang meminta saya untuk mengabadikan wisuda pasca sarjananya. Semua keluarga tahu bahwa saya berbisnis video shooting sambil kuliah. Mereka mempromosikan bahwa saya sudah banyak menerima orderan video pernikahan dan meyakinkan bahwa adiknya ini sudah profesional di bidang ini, apalagi mereka tahu saya kuliah di jurusan pertelevisian.
Ini adalah pengalaman pertama saya mengangkat kamera di keramaian. Pada upacara wisuda itu jumlah orang hampir mencapai ratusan. Bukan hanya itu saja, saya juga sempat kehilangan kakak saya saat sampai di lokasi. Berawal dari wisuda kakak saya, bisnis saya ini mulai diketahui oleh banyak orang dan perjalanannya tidak semulus seperti yang dibayangkan, persaingannya cukup banyak. Sering terjadi kalah harga ketika ada konsumen yang membandingkan saya dengan yang lain. Setiap bulannya saya mendapatkan satu atau dua orderan dan dengannya saya bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri seperti makan, minum, rokok dan tempat tinggal, walau biaya kuliah masih ditanggung orangtua, janji saya pada mereka bukan hanya omong kosong belaka.
Karena tidak disengaja, saya pernah beberapa kali mengecewakan konsumen. Pernah suatu ketika setelah shooting Baralek (pesta pernikahan), pita kaset putus karena pada saat me-rewind, kaset yang dimasukan tidak pas. Padahal kaset tersebut adalah hasil shooting sehari penuh, jadilah Baralek tanpa dokumentasi. Saya pun dimaki-maki dan dengan berat hati harus mengembalikan uang muka yang sudah saya terima.
Yang kedua, pada saat shooting Baralek salah seorang dari teman saya men-shoot payudara seorang wanita yang sangat bahenol dengan melakukan zoom in-zoom out secara berulang-berulang. Setelah kaset diberikan, dua hari kemudian konsumen komplain karena gambar tersebut tidak dibuang pada saat proses editing. Kejadian ini membuat saya sadar akan sebuah kepercayaan.
Bisnis ini telah mengantarkan saya mengenal banyak daerah yang sebelumnya tidak pernah dijamahi. Saya pergi keliling kota Padang, Pariaman, Padangpanjang, Payakumbuh hingga ke Jambi untuk video shooting pesta pernikahan. Saya ingin suatu saat nanti bisa keliling dunia lewat karya video/film. Seperti para pembuat dokumenter yang telah banyak ikut berbagai festival di luar negeri. Mereka bisa keluar negeri dari sebuah alat yang disebut kamera video. Menurut saya, karya mereka secara konsep sangat matang. Atau mungkin saja saya juga akan membuat video Baralek keliling dunia, mulai dari Afrika, Eropa, Kutub Selatan hingga Baralek suku Aborigin.
good.. teruskan usahamu nak..
lumayan bi, si David bisa jd partner Fix Visual atau apa dah nama perusahaan poto wedding lu yang aneh itu???? itung2 buka cabang di Padang
jadih pak..
ambo akan taruih barusaho..
bilo karajosamo nyo.. wak ko pak
maambiak gambar urang baralek sa dunia..
maap ya bg..
qt lupa nulis terjamahannya..
hehehe..
siip..
saya akan terus berusaha bg..
kapan ni kita kerjasamanya bg
ngambil gambar orang baralek sedunia,,
selow.. org baralek sedunia udah ada dalam gengaman kita..
hidup baralek…
eh ngomong2 baralek itu bs di makan g???
yups..
hidup baralek
hidup baralek..
hahahaha..
bisa bgt bg..
apalagi klo dicampur “kuah kepala kakap”
jadilah baralek balado..
tapi jangan dicampur “cincuik balado”
tar rasanya malah jadi asem..
kayak punya-nya “kikie pea”
hehehehe..
maen2 lah kpdgpjg bg..
untuk mempererat silahturahmi..
n menjalin hubungan hormonis antar suku bangsa..
hahaha…
yooooo…. lahhh
yang mempunyai hobi dan pekerjaan yang sama
akusihhh minta percikan-percikan sampingnya aja….
🙂
hai buyung jgn lah kau cakap pakai bahasa sana… aku tak paham
apa itu percikan-percikan samping.. tolong di artikan buyung
okelah nanti aku dn kawan2 disni berkunjung ksana..
tunggulah saja ya buyung…
tu pit makonyo karajo tu yang serius jan pikia yang lain……………….
percikan-percikan samping tu artinya (kalo dapat sih uang rokoknya aja hehehehehe)
ok mak wisbisono
Video baralek adalah salah satu contoh yang bisa dipakai konsep Akumassa. Karena video baralek adalah kenanagan massa yang bisa membokar sejarah domestik sebuah masyarakat. Jad, dari video kawinan ini kita bisa melihat bagaimana sistem sosial-budaya direpresentasikan di video. salam Hafiz
Video Kamwinan tu rekaman budaya yang sesungguhnya.
Ada yang saklek tradisi dari tahun ke tahun.
Ada yang makin funky.
Kalo bisa kita arsipin seluruh video kawinan se-indonesia
bakalan asik diliat di masa depan.
America bikin diem-diem dengan ngumpulin funniest event on wedding ceremony.
Mereka bikin TV programmnya loh.
ngomong-ngomong pidio kawinan..pastinya kita pernah ngeliat pelaminan ala minang yang rata-rata bercorak kuning ke emas an dan di hiasi ornamen-ornamen merah yang berpadu padan dengan warna hitam….
karena sudah membahas perkaninan dan visualnya…makan gak salah donk klo gw nanya apa makna warna merah,kuning,hitam bagi urang awak….
dan gw butuh bantuan dari kawan-kawan sarueh untuk mencari jawabannya syukur2 beserta sejarahnya…
bagi yang mau jawab…jojon ucapin terimakasih
mungkin ini bisa menjawap apa yang di tanya sama saudara jojon karna warna yang jojon maksud itu berkaitan dengan marawa.
Marawa : Lambang Wilayah Adat Luhak nan Tigo.
Warna Kuning : Lambang Luhak Tanah datar.
Airnya jernih, ikannya jinak, buminya dingin
Warna Merah : Lambang Luhak Agam
Airnya keruh, ikannya liar, buminya hangat.
Warna Hitam : Lambang 50-kota
Airnya manis, ikannya banyak, buminya tawar.
Pemasangan Marawa : Warna Hitam menyatu dengan tiang
Warna Merah ditengah
Warna kuning dibagian luar.
mungkin ini sepengetahuan kami di lain waktu kami akan tambahkan apa yang masih kurang
bagus bang…
agiah..pak kos…