Kecamatan: Randublatung

Air

Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok mahkluk hidup di bumi ini. Mungkin kita tidak bisa hidup tanpa air, jadi air berpengaruh besar untuk kehidupan.

Aku tinggal di Randublatung yang merupakan salah satu titik penghasil minyak di Blok Cepu. Blok Cepu adalah wilayah kontrak minyak dan gas bumi yang meliputi wilayah Kabupaten Bojonegoro – Jawa Timur, Kabupaten Blora – Jawa Tengah, dan Kabupaten Tuban – Jawa Timur. Sebelum penemuan terbaru cadangan minyak yang cukup besar di wilayah Cepu dan sekitarnya, yaitu di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, ladang minyak Cepu hanya difungsikan sebagai wahana pendidikan bidang perminyakan yaitu dengan adanya Akademi Migas di Cepu.

Mobil Cepu Ltd. (MCL) dan Ampolex (Cepu) Pte. Ltd., keduanya adalah anak perusahaan Exxon Mobil Corporation, adalah kontraktor untuk Kontrak Kerjasama Cepu bersama dengan PT Pertamina EP Cepu, anak perusahaan PT Pertamina dan 4 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), sebagaimana disyaratkan dalam Kontrak Kerja Sama (KKS) tersebut.

Peraturan Pemerintah No. 35 / 2004 menyebutkan bahwa prioritas dalam penawaran Penyertaan Modal (Participating Interest – PI) harus diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Republik Indonesia. Empat BUMD tersebut adalah PT Sarana Patra Hulu Cepu (Provinsi Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Kabupaten Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Kabupaten Blora), PT Petro Gas Jatum Utama Cendana (Provinsi Jawa Timur) Ke empat BUMD ini bekerja dibawah satu konsorsium yang dinamakan Badan Kerja Sama (BKS).

Blok Cepu diharapkan dapat memberikan peningkatan yang signifikan terutama dalam pengganda bidang industri pendukung di Pulau Jawa, yang dampaknya pada program pengembangan masyarakat. Semua hal tersebut akan memberikan peningkatan pada dampak positif proyek bagi masyarakat sekitar lokasi.

Seorang penjual air menuggu pembeli

Seorang penjual air menunggu pembeli

Pada tahun 1992 pernah terjadi blow out pada salah satu sumur minyaknya dan proses pemadamannya membutuhkan waktu lebih dari dua bulan. Blow out adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini bisa terjadi ketika tekanan hidrostatis lumpur pemboran lebih kecil dari tekanan formasi. Aku tidak tahu tentang hal itu, karena waktu itu aku baru berumur dua tahun. Aku mendapat sumber data ini setelah membaca di media online.

Blok Cepu sudah terlalu dieksploitasi sejak jaman kolonial. Secara geografis, Randublatung dikelilingi oleh pepohonan jati yang merupakan tanaman keras yang tumbuh subur di kawasan kering. Daerah tersebut memang sudah kering secara alamiah. Biasanya daerah seperti ini merupakan daerah bayang-bayang hujan di mana curah hujannya sedikit. Daerah ini bahkan harus mengandalkan hujan sebagai sumber airnya.

Hutan Jati Blora

Hutan Jati

Sebenarnya, tidak ada hubungan antara daerah penghasil minyak dengan sulitnya air. Karena letak air berada 100 meter di bawah permukaan tanah, sedangkan minyak berada di kedalaman lebih dari 500 meter. Kekeringan di Randublatung dan sekitarnya disebabkan karena jenis batuan permukaan di daerah Blora terdiri dari Batu Lempung atau Napal. Bebatuan tersebut merupakan jenis bebatuan tidak lulus air, sehingga sulit menyimpan air. Jadi, wajar saja jika di daerahku ini mengalami kekeringan dan kesulitan air. Selain itu kekeringan juga mungkin disebabkan oleh gundulnya hutan. Karena sebelum hutan di daerahku dijarah oleh mereka yang tidak bertanggung jawab sekitar tahun 90-an, Randublatung jarang mengalami kekeringan air yang parah.

Air diantar menggunakan becak, berisi delapan jirigen air

Air diantar menggunakan becak, berisi delapan jirigen air

Para petani pun hanya menanam padi di musim hujan saja, karena mereka kesulitan mencari air di musim kemarau. Apabila musim kemarau datang, warga di sini sebagian besar, susah untuk mencari air. Mereka harus mengantri di sumur  dan menunggu hingga jatah mengambil air itu tiba.  Bagi orang yang mampu, biasanya mereka membeli dari penjual air yang menggunakan becak. Untuk satu becak harganya delapan ribu rupiah, dengan jumlah delapan jirigen.

Pembuatan sumur tidak membantu warga dari kekeringan air

Pembuatan sumur tidak membantu warga dari kekeringan air

Di sini  ada beberapa sumur yang sebagian besar diambil penjual air, sumur pompa dan sumur timba. Sebenarnya banyak sumur di sini namun sumur itu hanya tadah hujan saja, karena tidak adanya sumber air untuk sumur tersebut. Air PAM saja di sini tidak mengalir seperi yang kita harapkan. Air PAM hanya keluar dua hari sekali, itu pun tidak keluar dengan lancar. Apa itu yang disebut layanan masyarakat?  Ada juga sumur bantuan dari Pemerintah yang tujuanya untuk kepentingan masyarakat, tetapi itu hanya formalitas saja. Kebanyakan sumur itu dibuat di sekitar rumah mereka atau di sekitar lingkungan keluarga mereka. Jadi kesimpulanya, nepotisme masih sangat kental di sini. ‘Siapa tak kenal maka tak sayang’, kayaknya kata-kata itu tidak hanya di kota-kota besar namun di Randublatung pun juga seperti itu. Dari hal-hal semacam itu, kita bisa menilai seberapa buruk moral orang-orang yang memainkan peran nepotisme. Bahkan untuk mendapatkan titel Pegawai Negeri pun harus dinepotismekan. Inilah sosok sebuah negeri yang tak kenal hati nurani, pekerjaan pun harus diperjualbelikan.

Kemarin pernah sih ada pembesaran pipa air dari PDAM, tapi itu tidak berfungsi bagi masyarakat Randublatung. Kenyataannya air yang mengalir dari pipa yang lebih besar dengan harga cukup mahal bahkan lebih mahal dari beras yang dibeli oleh rakyat miskin, tidak dapat mengalir dengan sempurna seperti yang dibutuhkan masyarakat. Apakah itu yang harus disajikan kepada masyarakat?

Penjual air

Penjual air

Dari itulah seharusnya kita semua berpikir, apakah pemerintahan di negeri ini bisa mengayomi masyarakat dan apakah keadilan itu bisa kita rasakan juga? Ini bentuk kecil saja ketidakadilan yang terjadi di daerahku. Aku berharap keadilan itu datang dari orang yang dekat dengan aku bukan dari pejabat yang hanya mementingkan perutnya saja.

About the author

Avatar

Septian Triyoga

Dilahirkan di Blora pada tanggal 20 September 1990. Ia menyelesaikan pendidikannya di SMK Katolik ST. Louis, Randublatung. Sekarang ia sibuk dalam kegiatan di Komunitas Anak Seribu Pulau.

2 Comments

  • bagus yoga…apik y tlisannya…

    jd inget di padangpanjang…kbtulan kos an ku juga memakai air PDAM…walaupun disini kota hujan tapi juga tidak menjamin jg air yang mengucur di kos an ku mengalir dengan deras…terkadang juga pernah dua hari tidak hidup air..padahal hujan slalu hadir setiap saat disini…hmmm…

  • air susah……
    hutan jati, kayaknya banyak yang tinggal kenangan..???
    habis dijarah semasa pergantian rezim
    sekarang tanam jati susahnya minta ampun
    baru tumbuh sudah dibabat sama tangan jail…..
    nasib….. nasib…..

Tinggalkan Balasan ke nda X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.