Jurnal Kecamatan: Rangkasbitung Kota/Kabupaten: Lebak Provinsi: Banten

Aing Anak Ciujung

Aing Anak Ciujung
Avatar
Written by Jaenudin "Dableng"
Kata orang, dulu ayahku adalah penjual ayam goreng yang terkenal di Rangkasbitung. Sayang kesuksesan beliau waktu itu terjadi saat aku masih kecil. Aku masih ingat saat itu, apapun yang aku inginkan selalu dipenuhi oleh ayah. Bisa dibilang aku sangat beruntung punya orang tua yang sangat menyayangiku. Pokoknya kehidupan masa kecilku sangat indah dan menyenangkan.

sungai ciujung

Rakit bambu di sungai Ciujung.

Aku lahir di pinggiran kota Rangkasbitung, kota yang menurutku begitu tenang dan nyaman jauh dari gedung-gedung pencakar langit, kemacetan ataupun polusi udara. Hampir sebagian besar Kota Rangkasbitung di kelilingi sungai-sungai. Ada dua sungai yang melintasi Kota Rangkasbitung yaitu, sungai Ciujung dan sungai Ciberang. Kampung tempat tinggalku juga terletak di pinggiran Sungai Ciujung, makanya tidak heran kalau tiap tahun kampungku menjadi langganan banjir. Tapi herannya kampungku seperti punya daya tarik tersendiri, hal ini terbukti pada setiap pendatang yang menetap di kampungku selalu betah dan enggan pulang lagi.

Sungai Ciberang

Sungai Ciberang.

Bicara tentang sungai Ciujung, Aku masih ingat kenangan masa kecilku. Hampir setiap hari aku bersama teman-teman berenang di sungai, karena pada waktu itu air PAM (Perusahaan Air Minum) belum sampai ke kampung. Otomatis untuk memenuhi kebutuhan air penduduk di kampungku menggunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, air minum, juga sekaligus tempat buang air besar, bisa dibilang sungguh sangat menjijikan tapi apa mau dikata sungai Ciujung lah alternatif satu-satunya.

Sungai Ciberang

Sungai Ciberang.

Sungai ini bagi penduduk di kampung sangatlah memegang peranan yang sangat penting dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sungai ini juga dijadikan tempat bermain dan rekreasi penduduk di kampungku. Masih teringat di benakku sewaktu kecil, aku membuat rumah-rumahan dari pasir sewaktu sungai surut karena kemarau yang sangat panjang. Akibat kemarau panjang itulah penduduk di kampungku dari anak- anak sampai dewasa menjadikan Sungai Ciujung menjadi tempat rekreasi yang sangat menyenangkan. Ada yang main bola, main pasir, belajar berenang, ada juga yang sekedar nongkrong melihat pemandangan di sekitar sungai yang banyak dipenuhi orang-orang.

Banjir di sungai Ciujung

Banjir di sungai Ciujung.

Kini semuanya mungkin telah berubah setelah aku beranjak dewasa, sungai tidak pernah lagi surut bahkan sekarang sering meluap dan makin dalam. Entah kenapa mungkin saja akibat ulah manusia di sini dengan datangnya jaman modern yang mengacak-ngacak keperawanan Sungai Ciujung. Sekarang tidak terlihat keindahan dan daya tarik bagi orang-orang, justru sekarang sungai ini menjadi momok yang menakutkan bagi penduduk di sekitar karena ancaman banjir yang sewaktu-waktu pasti datang…..!

Banjir di sungai Ciujung

Banjir di sungai Ciujung.

About the author

Avatar

Jaenudin "Dableng"

Zainudin "Dableng" adalah salah seorang anggota Saidjah Forum. Ia terlibat dalam kegiatan lokakarya AKUMASSA Lebak, dan juga dalam produksi film dokumenter panjang, berjudul Dongeng Rangkas (2011, disutradarai oleh Andang Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz & Syaiful Anwar) yang diproduksi oleh Saidjah Forum dan Forum Lenteng.

1 Comment

Tinggalkan Balasan ke Mida X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.