Perjalanan kemanusiaan ke Malalak Selatan, kabupaten Agam, awalnya dicetuskan oleh beberapa orang di FBSS Universitas Negeri Padang (UNP) yang kemudian direspon dan ditindaklanjuti oleh komunitas-komunitas yang berada di Padang serta Padangpanjang. Sehingga pada tanggal 17 Oktober 2009 dengan rasa kebersamaan dari semua relawan yang terdiri dari Komunitas Seni Belanak, DKV UNP, Rumah Samex, FreeArt Design Community, Komunitas Sarueh, beberapa teman dari berbagai jurusan di UNP dan juga simpatisan dari luar, maka perjalanan melakukan Therapy Healing (Terapi Penyembuhan) bagi psikologis anak-anak korban gempa di Malalak Selatan ini pun dilakukan. Acara ini diselenggarakan selama dua hari, 17-18 Oktober 2009.
Sesampainya di Malalak Selatan, hujan pun mengguyur bumi Malalak, sehingga kawan-kawan langsung mendirikan tenda untuk berteduh. Setelah tenda berhasil berdiri hujan berhenti. Dan persiapan untuk membuat layar tancap pun dimulai. Tak lama hujan kembali Membasahi Malalak Selatan dengan derasnya. Sampai jam 8 malam kami masih menunggu hujan reda. Menjelang persiapan layar tancap kami mengajak anak-anak Malalak untuk bernyanyi dan bermain bersama.
Pukul 20.30 wib layar tancap di mulai di tenda barak yang berdekatan dengan kantor Wali Nagari (Kepala Desa). Sebelum memulai pemutaran film, kawan kami, Riri Trinanda, memberikan kata pengantar kepada masyarakat yang hadir dan anak-anak yang menonton. Tak lupa Riri mengingatkan kepada anak-anak untuk rajin sekolah meskipun bencana gempa menghancurkan sekolah mereka. “Kalau gempa lagi, kita bisa libur lagi”, celetuk seorang anak yang kontan disambut tawa oleh semua yang hadir. Lantas saya pun berkomentar kepada seorang teman disebelah saya sambil tertawa“ jangan– jangan kita aja yang merasa mereka trauma dengan gempa, padahal mereka sendiri biasa aja menghadapi ini“, teman di samping saya pun langsung tertawa.
Filem pertama yang kami putarkan adalah Denias Senandung di Atas Awan, kemudian dilanjutkan dengan filem Garuda di Dadaku yang berakhir pada tengah malam.
Keesokan paginya pada pukul 09.00 wib anak-anak usia SD dan SLTP sudah berkumpul di lokasi Tenda Ceria yang dipusatkan di lapangan SLTPN 2 Malalak Selatan. Tenda Ceria merupakan nama lokasi Therapy Healing ini berlangsung. Anak-anak yang hadir dan mendaftarkan dirinya berjumlah sekitar 85 orang, namun hingga siang anak-anak terus berdatangan dan langsung bergabung dengan teman-temannya, diperkirakan jumlahnya sekitar 150 orang anak. Sementara itu menurut data kantor Wali Nagari Malalak Selatan, ada sekitar 250 orang anak usia SD dan SMP.
Di dalam tenda anak-anak dipusatkan ke permainan membuat origami dan merangkai balon-balon, menggambar, serta mewarnai, yang dibimbing oleh Rio, Roni, Yona dan kawan-kawan dari FBSS. Di pelataran kelas anak-anak mewarnai wayang-wayangan robot dari kertas. Sedangkan di lapangan mereka diajak bernyanyi bersama kawan-kawan dari Sendratasik UNP dan tim nasyid AIR. Ada pula Permainan Pali, Pertandingan Bola Kaki, dan Lomba Makan Kerupuk. Semuanya guna membangkitkan semangat anak-anak untuk tetap berkreatifitas dan ceria menghadapi musibah gempa ini.
Siang harinya semua penghuni Tenda Ceria makan bersama diatas daun pisang. Setelah makan siang acara dilanjutkan dengan menonton filem Laskar Pelangi. Sebelum acara ditutup anak-anak usia SD dikumpulkan untuk diberi bingkisan berupa tas yang merupakan sumbangan dari kawan-kawan Pasar Seni Taman Budaya. Selain tas dan alat tulis, ada pula makanan khas Padang, karak kaliang, untuk dibawa pulang oleh anak-anak peserta Tenda Ceria.
Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, tak lupa kami kembali mengingatkan anak-anak untuk rajin sekolah seperti film-film yang sudah mereka tonton. Kami pun berpamitan dengan Wali Nagari Malalak Selatan dan Kepala Sekolah SLTP 2 Malalak Selatan. Sebelum pulang kawan-kawan membantu mendirikan tenda barak SLTPN 2 yang sebelumnya telah dimintai tolong oleh bapak kepala sekolah. Di perjalanan pulang kami masih sempat membagikan sekitar 25 paket berisi beras dan sarden yang masih ada kepada beberapa warga yang memang sangat memerlukan.
Persahabatan yang dijalin antara kawan-kawan dan anak-anak di lokasi serta pemberian materi seni untuk terapi memperbaiki mental mereka paska gempa benar-benar tak terlupakan. Melihat pancaran kebahagiaan dari mereka membuat kami bisa sedikit lega untuk pulang ke kota Padang sore harinya.
Untuk semangat kawan-kawan yang tidak pernah menyerah terhadap perjalanan yang sedikit melelahkan dan kepada segenap donatur yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu persatu disini, kami mengucapkan terima kasih dan semoga semua yang telah kita berikan bermanfaat untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa di Padang dan Pariaman.
Pada sabtu dan minggu, 31-01 November 2009, kami dan rekan-rekan akan kembali turun ke Pariaman untuk kegiatan yang sama, tentunya dengan persiapan dan agenda yang lebih baik lagi.
tetap semangat….. sanak sodara di ranah minang!!
sedih waktu dengar ada gempa di padang..
tapi kita gak boleh berlarut-larut dalam kesedihan ..kita harus bangkit..!!!!!!
kok, nonton filmnya ampe tengah malem sih, ga baik kan buat anak2. ntar bukannya membantu anak kembali ceria malah menimbulkan masalah baru lagi, kaya kebiasaan tidur malam, maunya main terus. hth ya