Pemenang - Lombok Utara, NTB

Perang Melawan Krisis Energi, Menggali Potensi Listrik di NTB

Artikel ini dikutip dari Lombok Post, 13 Januari 2010

Pulau Lombok yang dihuni 60 persen dari seluruh masyarakat NTB mengalami krisis energi  listrik dengan jumlah kekurangan energi listrik sekitar 28 Megawatt (MW), PLN Wilayah NTB terpaksa menerapkan pemadaman bergilir di semua wilayah, “Dua atau tiga hari menyala, satu kali padam”. Itulah konsep yang digunakan PLN. Kebijakan pemadaman bergilir ini meresahkan masyarakat. Sebab, masyarakat merasa dirugikan dengan kebijakan ini. Akibat yang paling jelas dirasakan adalah: Barang elektronik rusak. Jumlah kebutuhan listrik di NTB tidak disertai pengembangan sumber energi atau pembangunan pembangkit.

LISTRIK NTB1

Data menunjukkan, pembangkit listrik di NTB 99 persen masih menggunakan diesel (PLTD). Padahal, potensi pemanfaatan sumber energi listrik dari sumber lain cukup besar. Seperti di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa, ada sejumlah sungai besar di Pulau Lombok seperti Kokoq Putih, Kokoq Beburung, Kokoq Muntur dan banyak sungai besar lain. Diperkirakan masing-masing sungai ini mempunyai potensi 2,2 sampai 20.4 MW. Belum termasuk potensi air skala kecil yang dapat digunakan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hirdo (PLTMH).

Sedangkan di Pulau Sumbawa, terdapat 95 titik lokasi tenaga air yang bisa dikembangkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, seperti Brang Beh yang mencapai potensi tenaga  sekitar 103 MW. Begitu juga dengan Brang Rhee yang diperkirakan mempunyai potensi sekitar  22 MW. Dari sejumlah potensi ini, baru sebagian kecil saja yang dimanfaatkan. Salah satunya adalah PLTMH  yang terletak di Dusun Renget, Desa Sesaot, Kabupaten Lobar, proyek  ini diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, Mei 2009.

Banjir yang melanda sejumlah lokasi di Pulau Lombok pertengahan Januari 2009  mengakibatkan empat unit PLTMH rusak parah sehingga tak bisa berfungsi. PLTMH yang rusak ini adalah PLTMH Sedau I, berfasilitas 30 Kilowatt (KW) untuk melayani 133 Kepala Keluarga (KK) di  tiga dusun dan PLTMH Sedau II, berkapasitas 34 KW, melayani 197 KK di enam dusun di wilayah Kecamatan Narmada dan dua PLTMH lainnya yakni PLTMH Selenai, berkapasitas 35 KW melayani 180 KK yang berada di tiga dusun dan PLTMH Lantan, berkapasitas 130 MW untuk 600 KK di enam dusun.

LISTRIK NTB2

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB Heryadi Rachmat mengatakan, ada dua PLTMH baru yang akan dibangun untuk menggantikan PLTMH yang rusak ini. Empat PLTMH ini tidak bisa diperbaiki dengan alokasi dana APBN. Alasannya, APBN tidak mengalokasikan dana perbaikan. “Dana pembangunan PLTMH ini sekitar 3,5 milyar“, ucap Haryadi. Selain itu, Pemprov juga akan melaksanakan program Desa Mandiri  Energy (DME) yang merupakan program pemerintah pusat yang dibiayai dari dana stimulus fiscal, dimana NTB juga mendapat jatah sekitar Rp 75 milyar. Ada 12 desa yang memenuhi syarat diusulkan menjadi DME ini.

Persyaratan suatu desa menjadi DME di antaranya, tidak bisa dijangkau jaringan listrik PLN dalam waktu 5 hingga 10 tahun dan di lokasi tersebut tersedia potensi sumber energi terbarukan.

Model dan jenis PLTMH yang dikembangkan di 12 desa ini berbeda. Seperti di Desa Teres Genit, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara yang dijadikan percontohan DME telah mengembangkan PLTMH berkapasitas 30 KW. DME berbasis Mikro hidro berkapasitas 25 KW juga dibuat di Desa Tepal, Batu Lanteh, Sumbawa.

Jenis PLTMH yang juga dikembangkan melalui DME ini adalah pembangkit listrik berbasis Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dilakukan di kabupaten Dompu. Dua unit peralatan produktif penggilingan kopi untuk PLTMH Batu Rotok dan PLTMH Tepal. Serta unit peralatan pembuatan es untuk PLTMH Lantan di Kecamatan Batu Kilang Utara, Lombok Tengah dan peralatan pertukangan kayu untuk  PLTMH Teres Genit di Kecamatan Bayan.

LISTRIK NTB3

Tidak hanya itu, potensi untuk pembangkit listrik suitable dari jenis tenaga lain juga dimiliki daerah ini. Sebut saja potensi tenaga panas yang ada di daerah Sembalun, Lombok Timur. Dari hasil riset, potensi tenaga panas bumi di Sembalun ini mencapai 75 MW. Di Pulau Sumbawa, potensinya juga tidak kalah besar dengan Pulau Lombok.

Beberapa titik di Pulau Lombok, yakni di Dompu dan Sumbawa, bisa menghasilkan 80 MW. Salah satu potensi tenaga listrik yang keberadaannya merata di seluruh wilayah NTB adalah potensi energi matahari. Yakni dengan jumlah radiasi harian yang mencapai 4,51 KWh/M2/ detik. Hingga saat ini, diperkirakan PLTS yang sudah dibangun pemerintah sekitar 6,583 unit yang diletakkan di daerah terpencil. Salah satunya diperuntukkan bagi masyarakat daerah Lombok bagian selatan.

Deficit energy listrik Di NTB merata di semua area mulai dari Pulau Lombok sampai Pulau Sumbawa. Pulau Lombok mengalami defisit 29 Megawatt (MW), Sumbawa 2,8 MW, dan Bima defisit 3,8 MW. Defisit inilah yang mejadi fokus penanganan PLN. Penanganan krisis energi ini juga dilakukan di semua wilayah di Indonesia yang juga mengalami kondisi serupa. Percepatan penyelesaian proyek pembangkit 10.000 MW  yang dibangun di sejumlah wilayah di Indonesia menjadi pilihan PLN.

NTB merupakan salah satu wilayah yang mendapat jatah pembangkit listrik berkekuatan besar yakni mencapai 75 MW. Yakni dengan membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkekuatan 1X25 MW dan 2X25 MW di Jeranjang Lobar.

Proyek ini ditargetkan beroperasi akhir Oktober 2010. Khususnya untuk pembangkit 1X25 MW, sedangkan pembangkit 2X25 MW baru akan tuntas akhir 2011. Kekhawatiran sejumlah pihak terkait operasional pembangkit 1X25 MW yang akan terhambat karena pelabuhan batubara yang akan dibangun belum tuntas juga dijawab oleh pihak PLN.

Manajer pembangkit PLN Kalimantan-Nusa Tenggara, Musyakif mengatakan, pelabuhan ini  bisa digunakan untuk memasok batubara untuk memenuhi kebutuhan PLTU. “Meskipun belum jadi 100%, pelabuhan ini akan bisa dipakai,” ucapnya.

Pelaksanaan proyek saat ini fokus untuk menyelesaikan sejumlah fasilitas bersama bagi kedua pembangkit ini, yakni pelabuhan dan fasilitas lainnya. Awalnya, PLTU 2×25 ini ditargetkan lebih dahulu tuntas dibandingkan pembangkit 1×25 , tapi karena soal anggaran, proyek ini terlambat.

LISTRIK NTB 4

Sembari menunggu penuntasasn PLTU ini, PLN NTB melakukan penambahan daya dengan penambahan PLTD. Saat ini PLN sudah mendatangkan 5 unit PLTD dengan kekuatan masing-masing 1 MW. Dan PLTD ini masih akan terus bertambah menjadi 20 MW April mendatang. Sehingga, kebutuhan listrik bisa terpenuhi dan pemadaman bergilir  bisa dikurangi secara signifikan. Bahkan bisa mencapai angka nol.

Sementara itu, untuk pengembangan energi alternatif seperti mikrohidro, panas bumi, dan lainnya, masih belum bisa dilaksanakan dalam jangka waktu dekat.

Besarnya potensi energi listrik terbarukan (Renewable) ini tidak serta merta bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat. Sebab biaya pengembangan pembangkit listrik terbarukan ini membutuhkan biaya yang sangat mahal.

—————————————————-

Keresahan Warga  Dengan Pemadaman Listrik

Menanggapi kutipan di atas, kecenderungan masyarakat luas, baik yang ada di level atas, menengah maupun bawah, penerangan listrik merupakan masalah kebutuhan dan hajat hidup orang banyak. Semakin banyak populasi masyarakat, tentu semakin banyak pula usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, kebutuhan akan penerangan (listrik) sudah sedemikian mendesak. Harus diakui, bahwa pemerintah dalam hal ini PLN sudah melakukan pelayanannya, namun maksimalisasi yang diharapkan masyarakat masih jauh dari apa yang diharapkan, kalau kita bicara untung dan rugi. Maka, betapa banyak masyarakat yang merasa dirugikan, terutama bagi pengguna listrik untuk menopang kebutuhan hidup.

Bila melihat mereka yang menggantungkan usahanya dari listrik, pemadaman yang acapkali terjadi dan tidak ada ketentuan waktu sangatah merugikan. Nah! Pemadaman bergilir ataupun secara mendadak tentu membuat mereka kecewa dan kadang-kadang terlontar kata-kata yang tidak sepantasnya, akibat kesal.

Oleh karenanya, kami masyarakat Lombok umumnya berharap, mudah-mudahan pemerintah dalam hal ini agar benar-benar maksimal dalam mengupayakan kebutuhan masyarakat ini. Karena seringnya terjadi pemadaman listrik ini tidak ada sebab musabab menurut asumsi masyarakat. Oke lah pada musim hujan, wajar lampu padam, apalagi disertai angin kencang. Sudah tak terhitung pemadaman. Alasan yang diberikan pihak PLN seringkali tidak masuk akal; karena jaringanlah, pohon tumbanglah, bahkan sampai-sampai tower listrik yang kita tak kenal. Alam memang tidak bisa diduga, ada kalanya ramah, kadang-kadang ganas tidak bersahabat, tapi yang menjengkelkan, ketika tidak ada hujan, tidak ada angin tiba-tiba listrik dipadamkan.


About the author

Avatar

Lalu Herlan

Lalu Herlan, biasa dispa Eleng. Termasuk anak gerbung (tempat nongkrong pemuda), sempat mengembara di Jakarta untuk meniti karir, tapi akhirnya pulang kampung sebagai anggota Komunitas Barackshieva.

3 Comments

  • Jepit saja telinga PLN pake jepitan “accu”
    hey Lalu..dalam image kotak biru tersimpan listrik sepertinya ada cadangan yang disembunyikan.
    Bravo Pasir putih, terimakasih atas informasinya.

  • emang dah….pelayanan listrik negara dmn2 sama aja!!!
    pertama kali ku menginjakkan kaki di kota Mataram, malam harinya sepanjang kota benar2 gelap gulita seperti kota mati! katanya sih pemadaman bergilir?!
    dead cities!!!!

Tinggalkan Balasan ke fd X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.