Pemenang - Lombok Utara, NTB

akumassa di Pemenang Barat, Lombok Utara

Apa yang kita dapat dari berkah Reformasi 1998? Otonomi Daerah! Itulah salah satu perubahan Indonesia paska Orde Baru. Tentu masih sangat bisa diperdebatkan tentang ‘berkah’ dari otonomi daerah itu sendiri. Belakangan, banyak kalangan menganggap ide otonomi daerah yang dijalankan setelah Reformasi banyak mengandung ekses-ekses negatif bagi masyarakatnya sendiri. Hampir sepuluh tahun terakhir, daerah adminitrasi baru otonom dalam bentuk kabupaten dan kotamadya berjumlah 498. Hingga Desember 2008 telah terbentuk 173 kabupaten, dan 35 kota. Dengan demikian total jumlahnya mencapai 531 daerah otonom jika ditambahkan dengan 33 daerah otonom tingkat provinsi.

Peta Lombok

Peta Lombok

Namun, apakah perubahan status dari daerah-daerah baru  ini memberikan berkah bagi masyarakatnya? Pertanyaan ini tentu perlu menunggu waktu beberapa tahun kedepan. Dari beberapa tulisan pengamat di media massa menyebutkan, salah satu ekses negatif yang ditimbulkan ‘ide’ otonomi daerah ini adalah mengerucutnya perasaan sukuisme di berbagai daerah. Ide ‘kenindonesiaan’ yang sebelumnya dipaksakan oleh rezim Orde Baru pecah menjadi kepingan-kepingan kedaerahan. Konsep otonomi daerah lebih banyak diterjemakan menjadi ‘keberadaan’ suku ‘asli’ dalam memegang kendali sosial dan politik di daerahnya.

Secara kebetulan dua situs Program akumassa Forum Lenteng dilaksanakan di dua lokasi yang merupakan daerah administrasi (otonomi) baru yaitu; Tangerang Selatan dan Lombok Utara. Dua daerah ini terbentuk dalam waktu berdekatan. Dalam Sidang Paripurna tanggal 24 Juni 2008, DPR-RI menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi Undang-Undang yang selanjutnya disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008. Jadi, secara yuridis Kabupaten Lombok Utara terbentuk pada tanggal 21 Juli 2008 dan diperingati setiap tahun oleh Pemerintah dan Masyarakat Lombok Utara sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Utara. 

Pelabuhan Bangsal

Pelabuhan Bangsal

Ibukota Kabupaten Lombok Utara ditetapkan di Tanjung dan cakupan wilayahnya terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu Bayan, Gangga, Tanjung, Kayangan dan Pemenang. Kawasan yang merupakan salah satu sentra pariwisata NTB ini  terletak dan dibatasi oleh; sebelah utara  Laut Jawa, sebelah selatan Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah, sebelah timur Kabupaten Lombok Timur dan sebelah barat Selat Lombok. Luas kabupaten ini sekitar 776,25 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 204.556 jiwa yang heterogen. Terdiri dari Suku Sasak, Bali, Jawa dan lain-lainnya. Potensi ekonomi kawasan ini adalah bidang pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, perikanan dan pariwisata.

rumah adat

Rumah Sade: Rumah adat Suku Sasak, Lombok

rumah adat Suku Sasak, Lombok

Rumah adat Suku Sasak, terbuat dari jerami dan berdinding anyaman bambu (bedek)

Geografi Lombok Utara terdiri dari barisan bukit di satu sisi dan pantai di sisi lainnya, dibelah oleh sebuah ruas jalan raya. Tidak terlalu banyak catatan penelitian tentang masyarakat Lombok Utara yang kami temukan terutama peneliti-peneliti kita. Dari yang sedikit itu, salah satu yang menjadi referensi dalam kegiatan akumassa di daerah ini adalah hasil penelitian Yayasan Interseksi Jakarta “Rumah Adat dan Minoritasisasi, Masyarakat Buda di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat” yang dilakukan oleh Radjimo Sastro Wijono. Dalam penelitian Radjimo tentang masyarakat Buda di Lombok Utara disebutkan Desa Bentek (yang merupakan kawasan Buda) termasuk dalam Kecamatan Gangga. Konon, penamaan desa ini didasari nama sebuah tanaman yang tumbuh menjalar di sekitar pagar sekeliling gubuk tua (dasan). Lokasi tempat gubuk tua itulah yang kini disebut Kampung Baru (Dusun San Baru atau Dasan Baro). Oleh warga tanaman bentek saat itu dimanfaatkan sebagai pencuci (sabun dan sampo). Sejak jaman Kolonial Belanda, desa ini mengalami beberapa perubahan administratif. Pada tahun 1912 ia berada dibawah kedistrikan Tanjung, yang saat itu wilayahnya masih menyatu dengan desa Jenggala. Tahun 1966-1967 Desa Bentek namanya berubah menjadi Desa Bebegek, yang didasari pada nama tokoh legenda masyarakat. Pergantian nama ini dilakukan bersamaan dengan pemisahan desa tersebut dari wilayah Desa Jenggala (yang kemudian masuk ke wilayah Kecamatan Tanjung). Sejak tahun 1967 pula adminitrasi desa berpindah ke Dusun Todo. Pemindahan ini bersamaan pula dengan pergeseran budaya nenek moyang (agama Buda) kearah agama resmi negara. Petilasan yang masih tersisa berupa pemandian yang disebut Tiu Bentek (Radjimo Sastro Wijono: Interseksi: 2009: 139).

Gili Trawangan

Gili Tramena (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air), salah satu objek wisata di Lombok Utara

Dari berbagai sumber yang kami temukan tentang Lombok Utara, terutama publikasi yang dibuat oleh pemerintah daerah dan beberapa blog pribadi, mayoritas membicarakan tentang potensi wisata kawasan ini. Di antara berbagai tempat wisata yang kami temukan, objek wisata Gili Tramena (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) adalah yang paling menonjol. Banyak iklan tentang wisata di Nusa Tenggara Barat selalu menyebutkan tiga pulai ini sebagai tempat yang paling indah untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional. Selain itu ada juga objek wisata Gunung Rinjani (ketinggian 3.726 meter) yang sudah terkenal dan menjadi tujuan utama bagi para pencinta alam dari dalam negeri dan luar negeri.

Program akumassa Forum Lenteng dilaksanakan di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Forum Lenteng bekerjasama dengan Komunitas Pasir Putih yang merupakan komunitas yang dibentuk dari beberapa komunitas di Lombok Utara dan Mataram.

Semoga dari Desa Pemenang Barat ini, program akumassa yang dimotori oleh kawan-kawan Komunitas Pasir Putih di Pulau Seribu Masjid ini dapat berkembang.

Foto: Dari berbagai sumber


About the author

Avatar

Hafiz

Hafiz dilahirkan di Pekanbaru, perupa dan pembuat video ini menyelesaikan studi Seni Murni di Institut Kesenian Jakarta tahun 1994. Ia salah satu pendiri Forum Lenteng (2003), dan menjadi ketua organisasi tersebut.

7 Comments

Tinggalkan Balasan ke aprianto X

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.