Diskusi Publik #2: Memeta Di Bangsal

Forum Lenteng & pasirputih menghelatkan Diskusi Publik “Memeta Di Bangsal”, Hari Rabu, 10 Februari, 2016, menghadirkan Maswan & Subhan, dua orang tokoh pemuda di Pemenang, yang bergiat di berbagai aktivitas warga terkait Pelabuhan Bangsal. Maswan juga aktif dalam berbagai kegiatan remaja di dusun-dusun Pemenang di bidang kesenian, sementara Subhan aktif memobilisasi warga untuk kegiatan-kegiatan olahraga. Oleh sebagian besar masyarakat lokal di sekitar Bangsal, mereka berdua sangat dikenal dan disegani. Lahir dan besar di Pemenang, mereka adalah dua di antara sebagian warga di Pemenang yang sangat mengerti seluk-beluk perkembangan Bangsal dari masa ke masa.

Diskusi yang akan dihadiri oleh seluruh partisipan akumassa Chronicle ini akan membahas Bangsal (dan area di sekitarnya) dari sudut pandang warga lokal, seperti perubahan situasi dan kondisi Bangsal dari waktu ke waktu, serta masalah-masalah yang melingkupi kehidupan para pekerja pelabuhan, petugas keamanan, wisatawan, pedagang dan pekerja jasa transportasi. Pembahasan ini dalam rangka meluaskan persepsi partisipan dalam menyambut Bangsal Menggawe 2016: Membasaq yang juga menjadi bagian dari kegiatan akumassa Chronicle di Lombok Utara.

Diskusi ini juga terbuka untuk umum.

akumassa Chronicle adalah proyek seni yang digagas oleh Forum Lenteng, dengan melibatkan seniman dari berbagai disiplin, aktivis kebudayaan, penulis dan peneliti profesional, yang fokus pada satu tema yang berhubungan dengan persoalan sosiokultural di lokasi yang menjadi tempat proyek tersebut dijalankan. Proyek seni ini dikuratori oleh Otty Widasari (Direktur Program Pendidikan Media Berbasis Komunitas, Forum Lenteng) dan Arief Yudi (pendiri sekaligus pegiat Jatiwangi Art Factory). akumassa Chronicle Lombok Utara diselenggarakan oleh Forum Lenteng bekerjasama dengan pasirputih.

Forum Lenteng & pasirputih organize a Public Discussion, themed “Memeta Di Bangsal” (or “Searching in the Bangsal”), on Wednesday, February 10th, 2016, presenting Maswan & Subhan, two young leaders in Pemenang, who are active in several citizens activities related to Bangsal Harbor. Maswan is also active in some arts events of teenager held in backwoods in Pemenang Subdistrict, while Subhan is active in mobilising residents for sport activities. For most people who are living near the Bangsal, both of them are very well known and respected. Born and grow up in Pemenang, Maswan and Subhan are two of the people who really understand the intricacies of Bangsal development from time to time.

To be attended by all of participants of akumassa Chronicle, this event will discuss Bangsal (and all surrounding areas) from local perspective, such as how the situation and condition of Bangsal has been changing from time to time, as well as several issues surrounding the life of workers, security officers, tourists, traders and transportation service workers. This discussion is in the framework of expanding perception of all participants in aiming the Bangsal Menggawe 2016: Membasaq which is also part of the akumassa Chronicle at North Lombok.

This event is also open for public.

akumassa Chronicle is an art project initiated by Forum Lenteng which involves artists from various disciplines, cultural activists, writters and researchers, which focuses on specific theme related to sociocultural issue in the location that be a place for its implementation. This art project is curated by Otty Widasari (Program Director of Community-based Media Education Program at Forum Lenteng) and Arief Yudi (a founder and cultural activist of Jatiwangi Art Factory). akumassa Chronicle at North Lombok is organized by Forum Lenteng in collaboration with pasirputih.