Cerita di balik Video akumassa Cirebon “Teman Nelayan”
Video ini membingkai kegiatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Kejawanan, Cirebon. Setelah pulang melaut mereka merasa senang karena sudah dua bulan tidak melihat daratan dan manusia lain selain awak kapal sendiri. Kepada Yahya malik (partisipan), mereka bercerita tentang suka duka selama berlayar diantaranya wabah penyakit kulit yang mereka dapatkan, kurang tidur di malam hari terutama saat hujan turun. Mereka juga bertutur tentang problema kehidupan yang serba sulit dimana melaut akhirnya dijadikan pilihan untuk bertahan hidup. Bercanda melepas lelah sambil meneguk beberapa botol bir campur Anggur Kolesom merupakan ritual saat pulang berlayar. Minuman itu mereka jadikan jamu sebagai penyegar tubuh.
Mayoritas nelayan berasal dari desa Kapetakan atau lebih tepatnya di wilayah utara Kabupaten Cirebon, dan beberapa ada yang berasal dari luar Kota Cirebon. Salah satu nelayan bercerita bahwa sebelum berangkat mereka hutang dulu pada pemilik kapal untuk memenuhi kebutuhan mereka di laut seperti rokok dan makanan ringan. Selain itu mereka juga membawa vcd blue film beserta pemutarnya untuk hiburan saat melaut. Karena di laut tidak ada hiburan lain selain air asin, binatang laut dan mungkin jika sesekali bertemu dengan badai.Setelah berlayar, mereka bernegosiasi dengan pemilik kapal perihal sisa uang hasil berlayar yang hanya berkisar seratus ribu sampai tiga ratus ribu rupiah.
Salah satu awak kapal yang paling muda sedang duduk sambil merokok, terlihat jelas di tangannya seperti ada sesuatu yang menutupi kulitnya seperti panu namun warnanya lebih kekuning-kuningan, akhirnya diketahui bahwa itu adalah jamur (penyakit kulit) yang kerap kali hinggap di kulit para nelayan hingga membuat mereka gatal-gatal.
Video ini juga menampilkan prosesi pembongkaran ikan hasil tangkapan mereka selama lima puluh delapan hari. Saat tempat penyimpanan ikan terbuka, terasa hawa dingin berhembus dari bongkahan es batu yang ada di sana. Pendinginan itu mereka lakukan untuk menjaga agar hasil tangkapan tidak busuk. Mereka juga menyiapkan peralatan dan mulai melakukan pembongkaran lalu mereka timbang untuk diangkut dengan truk ke tempat pengasinan ikan untuk di jadikan ikan asin.
Tim akumassa Cirebon
boleh riset tapi jangan ikut mabok bareng lud…
semoga maliknya ga tulalit…oh anjingku
mas……..
yg jd kmramen’a spa c?????????
oy,,,,,,,
ikan “paru besar”na dah ktm lom??????
si yudi duduknya kayak mbah…sila!!
si Malik Kameramen spesialis miring!!!!
ikan pari mantab!!!