Jurnal Kecamatan: Bubutan Kota: Surabaya Provinsi: Jawa Timur

TP Pagi

Avatar
Written by Akhmad
Sesuai dengan namanya, Tugu pahlawan merupakan bangunan yang dibangun untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Tugu Pahlawan dibangun pada rezim orde lama yang dipimpin oleh presiden pertama RI yaitu Ir. Soekarno. Bangunan berwarna putih ini terletak di pusat Kota Surabaya, tepatnya di Kecamatan Bubutan, Kelurahan Alun-alun Contong.

Tugu Pahlawan dikelilingi pasar kaki lima

Namun, saat ini yang terkenal bukanlah sisi historis dari Tugu Pahlawan ataupun museum yang ada di dalamnya. Di kalangan anak muda di Surabaya, contohnya aku, sisi menarik dari Tugu Pahlawan bukanlah bangunannya ataupun nilai historisnya. Melainkan pasar dadakan yang ada hampir di seluruh sisi jalan daerah Tugu Pahlawan.

Pasar dadakan itu buka pada pagi hari, mulai subuh hingga sekitar jam 12 siang dan hampir setiap hari buka. Karena buka pada pagi hari, maka banyak orang yang menyebut dengan TP Pagi alias Tugu Pahlawan Pagi. Pada hari libur semakin banyak pedagang yang membuka lapak di pasar tersebut, sehingga daerah pasar semakin memanjang hingga sekitar 1 Kilometer.

Hampir segala barang dijual di pasar dadakan ini. Mulai dari baju, makanan, sepatu, alat-alat pertukangan, bahkan sampai obat kuat pun ada. Jadi semacam pasar serba ada. Namun biasanya bagian yang ramai dikunjungi oleh masyarakat adalah bagian penjual pakaian bekas.

Tak kurang setiap satu bulan sekali aku pasti menyempatkan untuk pergi ke TP Pagi. Barang-barang yang banyak dicari di pasar ini biasanya barang-barang dengan merek terkenal seperti Levi’s, Wrangler, Puma, Adidas, dan lain-lain. Harga yang ditawarkan untuk pakaian-pakaian bekas ini pun cukup bervariasi, mulai dari 5 ribu sampai dengan harga 75 ribu.

Pagi itu aku bersama seorang temanku mencoba untuk mencari-cari barang yang sekiranya cocok. Biasanya aku mencari barang yang kondisinya masih bagus tapi dengan harga yang sangat terjangkau sekali. Karena sudah berpengalaman hunting barang bekas di tempat ini, aku biasanya hunting sekitar jam 8 pagi. Karena jika hunting saat matahari masih belum panas, biasanya para penjualnya masih jual mahal. Tapi kalau sudah panas biasanya penjual sudah pasrah.

Sewaktu aku dan temanku tiba di sana, suasana sudah sangat ramai. Jalan yang digunakan untuk berdirinya stand-stand penjual sangat sesak oleh aktivitas jual beli. Banyak stand penjual pakaian yang dikerumuni oleh pembeli yang mayoritas anak muda. Tak jarang sebagian dari pembeli tersebut adalah anak muda dari luar Surabaya yang menyempatkan diri untuk datang ke TP Pagi. Dari yang aku lihat, barang yang paling banyak diburu di pasar ini adalah celana jeans dan juga sweater.

Tak mau kalah dengan pengunjung lain, aku dan temanku mulai mencari-cari barang yang kami inginkan. Sasaran kami waktu itu adalah stand penjual celana jeans dan juga sweater. Tak jarang kami harus membongkar pakaian-pakaian yang hanya ditaruh di emperan. Memang kalau beli barang seperti ini untung-untungan. Kadang bisa mendapat barang bermerek terkenal berkondisi bagus tapi dengan harga murah, kadang juga dapat barang biasa-biasa saja tapi harganya mahal. Menurutku yang terpenting saat membeli barang di sini adalah ketelitian, tak jarang barang yang kita beli ternyata rusak, misalnya berlubang ataupun bernoda yang tidak bisa hilang.

Selama satu jam berkeliling akhirnya aku menemukan celana yang aku inginkan. Meskipun tidak bermerek terkenal namun kondisinya masih sangat bagus. Waktu itu aku bertanya kepada penjual, “Pak berapa harganya?” Penjual itu lalu menjawab dengan logat Madura yang sangat kental, “35 ribu saja Mas, pas itu.” Lalu aku menjawab dengan Bahasa Madura yang kira-kira artinya, “20 ribu saja Pak”. Setelah negosiasi harga terjadi antara kami, barulah celana tersebut aku beli dengan harga 25 ribu. Memang penjual di sini mayoritas orang Madura. Mungkin karena rasa kekeluargaan yang tinggi pada sesama suku, maka jika bisa berbahasa Madura kita akan mendapat harga yang lebih murah. Biasanya bisa menghemat sampai 25 persen dari harga yang biasa ditawarkan kepada orang lain. Pernah aku membeli barang yang diobral dengan harga 20 ribu untuk tiga barang, tapi saat aku menawar dengan bahasa Madura maka aku mendapatkan 5 barang dengan harga 20 ribu. Sungguh sesuatu yang unik bagiku.

Setelah lelah berkeliling di Pasar TP Pagi selama 2 jam lebih, akhirnya aku dan temanku memutuskan untuk berhenti. Hasil hunting kami pagi itu adalah 2 celana jeans, 2 sweater, dan 4 kaos dengan harga keseluruhan kurang dari 70 ribu rupiah.

About the author

Avatar

Akhmad

Dilahirkan di Surabaya pada tanggal 14 November 1989. Ia kuliah di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jawa Timur, jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007. Pria ini juga aktif di Komunitas Kinetik dan Radio Kampus.

5 Comments

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.