Bulan kemarin saya bekerja di sebuah pabrik garmen di daerah Sukabumi, tepatnya di Parungkuda. Di daerah itu banyak sekali pabrik-pabrik garmen. Mayoritas buruh pekerja pabrik di daerah itu adalah wanita. Saya bekerja di salah satu pabrik garmen sebagai buruh di bagian Quality Control (QC).
Ternyata bekerja di pabrik tidak seburuk yang saya kira, cukup menyenangkan juga. Kami bisa berbagi cerita dan akhirnya bisa membuat kami tertawa lepas. Itu bisa kami lakukan saat bekerja, tentunya tanpa sepengetahuan atasan kami.
Bila istirahat tiba, semua karyawan berhamburan keluar. Kami mendapat jatah makan siang. Ada yang makan di kantin, mushola, atau ada pula yang memilih pulang dulu. Kantin biasa dipakai sebagai sarana olahraga, misalnya futsal dan tenis meja.
Waktu istirahat bisa dipakai juga untuk bermain voli, tersedia lapangannya. Malah untuk memeriahkan ulang tahun pabrik tempat saya bekerja, mereka mengadakan turnamen. Seperti, turnamen futsal, turnamen tenis meja, turnamen voli, bahkan ada balap karung juga. Waktu istirahat biasa dipakai juga untuk tidur di bawah meja yang diatasnya bertumpuk celana-celana yang harus segera diselesaikan.
Setiap bulannya, pada tanggal 5, yaitu saatnya gajian, halaman pabrik dipenuhi oleh para pedagang. Dalam sekejap, halaman itu menjadi sebuah pasar kaget. Berbagai macam barang ada, seperti pakaian, alas kaki dan makanan. Tapi itu cuma bertahan dalam seminggu. Setelah itu halaman kembali menjadi seperti semula.
Bila jam pulang tiba, di halaman pabrik berderet motor-motorpenjemput. Mereka menjemput istri, saudara, teman atau pacar. Selain itu,sebenarnya kebanyakan buruh pabrik menggunakan jasa angkutan ojek.
Kami membayar jasa para tukang ojek itu dengan sistem abodemen, sesuai kesepakatan yang telah disetujui, yaitu membayar di muka atau setelah menggunakn jasanya selama sebulan. Harganya berkisar antara 100000-150000 rupiah, tergantung jarak tempuh. Para tukang ojek itu harus siap mengantar-jemput buruh pabrik tepat waktu. Jalan pun langsung berubah menjadi macet, penuh dengan motor-motor.
Dian Komala
Saya rasa harus di ralat tuh..klo di lihat dari gambar ( Bekerja berdiri, makan di lantai,kerja tanpa jaminan keselamatan ( masker ) dll ) Saya rasa itu buruk…Walau kita harus bersyukur telah bekerja bukan berarti kita pasrah ja menerima keadaan. Banyak hal yang perlu di perbaiki dari kondisi kerja dalam gambaran di atas. Mohn maaf jika tidak berkenan
Ada pepatah orang yang sepertinya bijak, mengatakan “Bahwa penilaian kita dapat menjadi penilaian orang lain terhadap kita”. Sepertinya memang bijak juga.
Saya juga pernah membaca buku tentang “Inteligensi Tanpa Batas”; yang menjelaskan bahwa semua berasal dari Pikiran kita.
Terima kasih sudah mau berbagi pengalamannya.
Terimaksih atas informasi dan kritknya..
saya baru lulus SMA,,, saya hanya bekerja di pabrik itu selama 2 bulan… tulisan di ats, itu menurut yang sayaq rasakan selama saya bekerja di sana. sekali lagi terimakasih..
itu saya..
Dasyaaaaatttt…. (like this)
pahlawan cinta,
hahaha…
babayo..
hehehe,,
ternyata ada pengalaman semenarik ini ya,,
🙂
membagi pengalaman adalah hal yang paling menyenangkan . . .
wahh…kampung halamanku…salam kenal ya semuanya….