Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai (BSD), saat ini ramai di kunjungi oleh masyarakat di akhir pekan. Taman kota yang terletak di bilangan Giri Loka BSD City dan bersebelahan dengan kompleks sekolah Islam Al-Azhar BSD ini menjadi tempat yang spesial bagi warga di sekitarnya untuk meluangkan waktu sejenak.
Beragam motif dan aktivitas dilakukan oleh warga di Taman Kota 1 BSD ini mulai dari jogging, sepasang muda mudi yang bermesraan, anak-anak bermain, sebuah keluarga yang menikmati suasana taman kota bak rekreasi di kebun binatan, kumpulan anak muda yang berfoto-foto untuk memotret objek yang ada di taman kota hingga seorang bapak-bapak yang membaca buku dengan santai, semua ada di Taman Kota 1 BSD.
Apa pun tujuan masyarakat datang ke Taman Kota 1 BSD tak jadi soal, karena pada prinsipnya dibangunnya taman kota merupakan kewajiban dari Pemerintah. Seperti yang kita ketahui bersama di Jakarta saja Pemda DKI telah banyak membangun taman kota sebagai implementasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang diamanatkan oleh UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang khususnya di pasal 28-29 dan pasal 60 ayat b.
Di daerah Jakarta ada beberapa taman kota atau hutan kota yang saya ketahui seperti Taman Monas, Taman Suropati, Taman Situ Lembang, Taman Puring, Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat, Hutan Kota Halim Perdakusuma, dan Perkampungan Betawi Setu Babakan.
Di samping itu masyarakat pun dapat menikmati pertambahan nilai dari penataan ruang seperti aktivitas masyarakat sekitar BSD City yang dapat memanfaatkan keberadaan Taman Kota BSD. Taman Kota BSD yang dibangun adalah salah satu kewajiban dari setiap pengembang (developer) dalam pembangunan kompleks perumahan skala besar dan keberadaan taman kota atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) mutlak bagi peruntukannya. Kewajiban untuk penyediakan ruang terbuka hijau (RTH) tidak melulu menjadi kewajiban Pemerintah melainkan juga sektor swasta yang bergerak di bidang properti termasuk dalam hal ini pihak pengembang BSD. Kawasan BSD City dibangun berdasarkan konsep kota mandiri yang terdiri dari kawasan permukiman dan Central Business District (CBD) serta kawasan industri. Saat ini kawasan BSD City memiliki luas sekitar 6.000 hektar termasuk Taman Kota BSD di dalamnya yang menjadi bagian dari kawasan kota mandiri ini.
Berdirinya Taman Kota di BSD City sebagai bentuk penerapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap ekosistem dan lingkungan. Bagi pihak pengelola BSD City keberadaan taman kota dapat memberikan kelancaran dan keefektivitasan bagi warganya dalam menunjang denyut nadi perekonomian.
Pihak pengelola BSD City membangun dua taman kota. Taman kota BSD 1 berada di bilangan Giri Loka dibangun pada tahun 2004 dengan luas areal 2,5 hektar, di Taman Kota 1 BSD ini ditumbuhi 60 jenis tanaman dengan jumlah pohon mencapai 2.500 pohon. Di Taman Kota 1 ditumbuhi beberapa jenis pohon seperti Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamlung, Menteng, Bintaro, Beringin, Meranti, dan lain-lain. Di taman ini juga dilengkapi dengan fasilitas Plaza dan panggung di depannya ketika kita masuk ke Taman Kota 1, jogging track, fitness ground, lintasan akupuntur, tempat bermain anak, papan petunjuk, jembatan gantung, dan kios-kios jajanan di samping tempat parkir.
Sedangkan Taman Kota 2 BSD berada lumayan jauh dari Taman Kota 1. Taman Kota 2 tepat berada di kawasan Taman Tekno sebuah pusat pergudangan besar yang berada dekat dengan kompleks Taman Makam Pahlawan Seribu Serpong menuju arah selatan ke daerah Muncul, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.
Taman Kota 2 memiliki fasilitas yang lebih lengkap daripada Taman Kota 1 dan luasnya pun lebih besar daripada Taman Kota 1. Di Taman Kota 2 fasilitas yang dimiliki adalah jembatan gantung, gazebo, Tree House, Mini Water Flow (Air Terjun dengan ketinggian 1 m), bursa tanaman hias. Taman Kota 2 memiliki luas 9 hektar termasuk danau buatan yang luasnya 2 hektar.
Di Taman Kota 2 ini jumlah pepohonan lebih banyak sekitar 7.000 pohon daripada jumlah pohon di Taman Kota 1. Namun, ditulisan ini saya tidak membicarakan tentang suasana taman kota 2 melainkan fungsi dari taman kota 1 BSD yang dimanfaatkan warga sebagai tempat pelesiran. Ya tempat pelesiran. Warga memanfaatkan keberadaan Taman Kota BSD, khususnya Taman Kota 1 benar-benar dalam limitasi waktu yang terbatas yaitu di waktu senggang akhir pekan.
Ketika saya memasuki Taman Kota 1 BSD saya bersama teman-teman duduk dulu di sebuah Plaza yang menjorok dan di dekat saya terdapat sebuah papan petunjuk yang menginformasikan tentang keberadaan Taman Kota BSD. Dalam sebuah tulisan tersebut diabadikan komentar warga BSD City tentang arti penting keberadaan taman kota di BSD. Berikut salah satu testimoni dan petunjuk informasi mengenai taman kota BSD yang tertulis di papan petunjuk:
“Hamparan lahan yang cukup luas ditanami oleh masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pepohonan dan tanaman yang merupakan persekutuan alam lingkungan yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan serta dapat dipandang sebagai suatu kesatuan ekosistem perkotaan”.
(Rachmat, 2004—warga Giri Loka 3 BSD City)
Selanjutnya di papan petunjuk tersebut juga tertulis:
Berfungsi sebagai:
1. Laboratorium Alam/Botani (Sumber Keanekaragaman Hayati dan Plasma Nuftah).
2. Sebagai Paru-paru Kota (Menyerap CO2 dan hasilkan 02).
3. Pengatur fungsi Hidrologi (Melindungi Keseburan Tanah & Air).
4. Sarana Ilmu Pengetaguan, Penelitian, & Pendidikan Lingkungan
5. Sarana Wisata/ Rekreasi & Olahraga.
Kalau saya telisik lagi tulisan testimonial di atas pohon-pohon yang di tanam di taman kota, tertera sebuah batu nisan yang menunjukan jenis pohonnya dan ditanam oleh siapa. Seperti pohon yang ditanam oleh Rachmat Witoelar Menteri Negara Lingkungan Hidup periode 2001-2004, pohon yang ditanam oleh Hj. Ratu Atut Chosiyah, Wakil Gubernur Banten periode 2002-2007 dan pohon-pohon yang ditanam masyarakat lainnya yang diabadikan dalam sebuah batu nisan. Disamping itu keberadaan taman kota mempunyai arti penting bagi warga BSD City dan sekitarnya, ini tampak pada testimonial Pak Racmat warga Giri Loka 3 BSD City di atas yang menyatakan bahwa keberadaan taman kota dipandang sebagai suatu kesatuan ekosistem perkotaan dan kehadirannya sangatlah penting bagi warga. Hal ini juga diperkuat dalam tulisan selanjutnya di mana taman kota berfungsi sebagai paru-paru kota, laboratorium alam, pengatur fungsi hidrologi, sarana pendidikan lingkungan, dan sarana wisata/rekreasi & olahraga.
Bapak Ilham (50), seorang pegawai di sebuah perusahaan BUMN berdomisili di Serpong menuturkan kepada saya bahwa ia bersama istrinya setiap akhir pekan berkunjung ke Taman Kota 1 BSD untuk sekedar berolahraga dengan memanfaatkan sarana jogging track yang telah disediakan. Baginya, jogging di taman kota mengasyikan dan tidak terlalu membuat penat karena track-nya tidak terlalu naik turun dan ia biasanya menghabiskan sekitar 5-6 kali muter di sepanjang jalur jogging track yang panjang jalur track-nya kurang lebih 1 Km.
Lain hal dengan 3 orang dara manis yang saya temui, adapun tiga orang dara manis ini yang bernama Maymay, Uyung dan Sofi datang ke taman kota hanya sekedar jalan-jalan saja dan sama dengan Pak Ilham mereka bertiga mengaku sering datang kemari di akhir pekan untuk menikmati suasana di Taman Kota 1 BSD City. Bagi mereka Taman Kota 1 BSD memiliki arti penting dalam melepas penat dan rasa bosan di rumah dan taman kota adalah satu-satunya di pikiran mereka untuk melepaskan kepenatan tersebut. Bagi mereka Taman Kota BSD dapat dijadikan tempat relaksasi yang tenang dengan rindangnya pepohonan dan suara burung yang bersahut-sahutan ditambah dengan adanya aliran sungai yang mengalir membelah antara Taman Kota 1 BSD dengan kompleks Sekolah Islam Al-Azhar BSD dan perumahan warga BSD City ini, semakin memberikan tempat tersendiri di hati mereka bertiga.
Lantas, apakah kalian sering datang ketempat ini, mereka bertiga spontan menjawab, “Sering tiap weekend kalau ada waktu, biasanya sih kalau kita bete di rumah atau nggak ada kerjaan lagi, ya kita datang kemari lagian dekat dari rumah”.
Lalu saya tanyakan kenapa harus ke sini kok tidak ke mall saja, mereka langsung menjawab, ”Kalau taman kota ini suasananya hening.”
Dan di sinilah saya mengerti maksud dari ketiga dara cantik tadi bahwa ada sesuatu yang sulit didapat mungkin salah satunya ialah ketenangan jiwa, bisa saja di taman kota ini mereka mendapatkannya. Ketiga dara cantik yang saya temui tersebut berdomisili tak jauh dari lokasi taman kota BSD tepatnya di bilangan Kencana Loka BSD City dan mereka bertiga mengaku kalau hari-hari biasa aktivitasnya adalah kuliah sambil kerja.
Di dalam hati saya berkata mungkin di hari-hari biasa dengan aktivitas yang padat dan sibuk, di akhir pekan mereka bertiga menyempatkan diri untuk datang ke Taman Kota sebagai tempat pelesiran yang paling representatif. Kenapa, selain tidak jauh dari rumah, juga dapat menghemat uang ditambah dengan mendapatkan ketenangan hati yang belum tentu mudah untuk didapatkan.
Namun, di balik itu semua taman kota yang berada di bilangan Giri Loka BSD City ini adalah bagian dari kewajiban pihak pengembang dalam menerapkan corporate social responsibility (CSR) di bidang lingkungan hidup dengan penyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagaimana diatur oleh UU.
Masyarakat dalam hal ini mempunyai hak dalam pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya di Taman Kota BSD sebagai penunjang keseimbangan hidup dalam menikmati udara yang bersih, berolahraga, bahkan tempat bersantai-santai. Apa yang telah menjadi kewajiban pengembang dalam membangun taman kota semoga saja tidak sekedar menunjang kenyamanan warganya saja (BSD City) yang notabene kelas menengah ke atas melainkan juga harus mempunyai tanggung jawab dan awareness terhadap problem-problem sosial seperti kemiskinan, masalah kesehatan, sanitasi yang buruk, tingkat kejahatan yang meresahkan dan problem-problem lingkungan seperti polusi, sampah, kali yang kotor, dan sebagainya, yang membuat sebagian masyarakat di luar areal kawasan BSD City hidup tak nyaman. Dan ironisnya, masalah-masalah sosial dan lingkungan tersebut masih dominan di Tangerang Selatan di mana BSD City secara administratif dan teritorial berada di wilayah Kota Tangerang Selatan yang baru setahun lebih berdiri.
Sore itu, di hari sabtu saya merasakan keheningan bersama teman-teman saya melintasi jalan setapak di Taman Kota 1 BSD dengan bercengkerama dan memotret-motret. Taman kota 1 BSD yang berbentuk kotak memanjang rasanya terlalu sempit dan terbatas, namun sempitnya ruang tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga dengan memanfaatkan sempitnya tempat pelesiran di Taman Kota 1 BSD. Sambil sejenak memotret dan memandangi seorang bapak paruh baya yang sedang khidmatnya membaca sebuah buku, saya yang ada di situ juga turut larut dalam ritme yang mengalun di Taman Kota 1 BSD.
Foto Oleh: Choiril Chodri, Mufti Al Umam dan Renal Rinoza Kasturi