Selasa lalu, pukul 06.15 WIB aku terbangun karena suara adikku. Aku pun langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka. Dari luar kembali terdengar suara adikku,
”Kak, buruan udah pada ngumpul!”
”Ntar dulu, lo duluan aja,” jawabku.
“Masa’ panitia telat?” Ibuku pun menyambung suara adikku.
Pagi itu aku bertugas menjadi panitia acara sepeda santai anak-anak yang diadakan oleh warga sekitar rumahku, RT 17 RW 06 Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Setelah selesai aku bergegas berangkat ke tempat berkumpulnya para peserta kegiatan sepeda santai yang kebetulan di belakang rumahku. Belum sampai tujuan, aku terkaget, ternyata para peserta sudah siap berangkat. Salah seorang temanku sedang menertibkan kembali para peserta dan aku langsung membantu. Ternyata para peserta bukan sudah siap memulai bersepeda, namun mereka salah tempat start.
Peserta acara ini mayoritas anak-anak berumur sekitar 4-12 tahun. Karena itu para panitia, termasuk aku, dibuat sibuk menata peserta menjadi dua baris. Peserta yang paling kecil ditempatkan pada barisan depan, peserta putri di tengah, dan peserta yang dan yang besar dibariskan di belakang. Tidak lama kemudian setelah mereka tertib, seorang di antara warga memberikan sambutan dan memimpin do’a sebelum para peserta meninggalkan garis start.
Pukul 06.40 WIB, para peserta mulai melaju dengan sepedanya masing-masing, dan para panitia, yang juga merupakan anggota Karang Taruna, bertugas sebagai pendamping mereka agar tetap tertib di jalan dan membatu menyebrang saat di pertigaan, turunan, tikungan dan memberi pertolongan pertama jika ada yang jatuh. Para bapak turut menjaga anak-anaknya yang mengikuti acara ini. Di antara mereka ada yang mengendarai sepeda ontel dan motor serta mobil bak terbuka, untuk mengantisipasi jika ada peserta yang kelelahan dan ingin menumpang di mobil.
Acara sepeda santai untuk anak-anak ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan oleh warga untuk mengisi hari libur nasional, kali ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. Kegiatan sepeda santai ini rencananya akan diselenggarakan rutin setiap minggu. Menurutku acara seperti ini sangat bagus untuk lebih membiasakan anak-anak bersepeda dan menyadari pentingnya berolahraga dan hidup sehat.
Saat mendampingi anak-anak tersebut aku melihat hanya ada satu peserta yang jatuh, untungnya tidak terluka. Jalur sepeda santai ini cukup jauhjika ditempuh dengan sepeda, walaupun hanya memutari Centex (pabrik tekstil yang ada di Ciracas, Jakarta Timur). Walau begitu, semangat anak-anak ini tetap besar, terbukti mayoritas dari mereka tetap mengayuh sepedanya dengan semangat, walaupun pada jalan menanjak. Meskipun kadang barisan mereka tidak beraturan, semuanya dapat dikendalikan oleh panitia.
Sesampainya di tempat tujuan yang semula merupakan tempat start para peserta, panitia dan para bapak-bapak beristirahat sejenak. Tidak lama kemudian para peserta kembali dibariskan, namun tanpa sepeda. Para peserta diajak melakukan senam pendinginan setelah beberapa kilo meter bersepeda, agar otot-otot mereka tidak kaku. Kemudian mereka melanjutkan istirahat, sedangkan para panitia menyiapkan cemilan dan minuman seperti bubur kacang hijau, air mineral dan gorengan untuk dibagikan pada peserta dan bapak-bapak yang mengikuti sepeda santai. Sesudah beristirahat sembari menikmati sajian, mereka pulang kerumah masing-masing dan panitia membereskan sampah-sampah bekas air mineral dan bungkus gorengan.
Walaupun pesertanya tidak banyak dan berlangsung dengan sederhana, namun setidaknya acara ini dapat lebih merekatkan hubungan antar warga dan menjadi kenangan manis bagi mereka di hari liburnya.
hahahhaa…. canggih lu ril….mantap.PERTAMAXXXX…
walah ada ada aja lu ril …
mantap jga tu. . . . bsa di ambil . . . . .
nice artikel gan~ semangat gowesnya yah 🙂
oya gan, ane juga ada tips ntrik dalam bergowes nih di elementmtb.com ^^