Tidak jauh dari markas Komunitas Djuanda di Mandor Baret, Legoso, Ciputat, terdapat sebuah lapangan futsal. Aku merasa senang karena aku dapat menemukan tempat untuk bermain bola khususnya futsal yang jaraknya sangat dekat dengan kampusku dan kantor Komunitas Djuanda. Mungkin itu alasan kenapa aku mencari markas dekat dengan lapangan futsal.
Lapangan tersebut bernama Primaraga Futsal, di dalamnya terdapat dua lapangan, yaitu lapangan A dan B. Masing-masing lapangan memiliki fasilitas yang berbeda. Harganya pun berbeda. Perbandingan harganya, lapangan A lebih mahal sepuluh ribu ketimbang lapangan B. Hal itu disebabkan karena pada lapangan A terdapat fasilitas kipas angin dan kondisi alas lapangan yang berbeda. Lapangan A memiliki kombinasi warna lebih bagus, tentunya ini menjadi sebuah keistimewaan besar bagi pencinta futsal untuk melepaskan kecintaanya terhadap dunia futsal. Sedangkan pada lapangan B, alas kakinya tidak sebagus di lapangan A dan tidak ada kipas anginnya.
Primaraga Futsal memiliki klasifikasi harga yang beraneka ragam, terdiri dari harga reguler, paket atau member (keanggotaan). Untuk harga paket atau member mempunyai dua klasifikasi, yang diberi nama lucu-lucu seperti Pak Lurah 4 (paket bayar Langsung lebih murah 4 kali main) dan Pak Lurah 8 (paket bayar Langsung lebih murah 8 kali main), ada lagi Pak Unyil 4 dan Pak Unyil 8 (paket Untung pakai nyicil 4 kali main dan paket Untung pakai nyicil 8 kali main).
Aku mempunyai pengalaman menarik bersama dengan teman-teman di tempat futsal ini. Waktu pertama aku bermain futsal di sana, ada suasana yang berbeda. Aku dan kawan-kawan datang ke lapangan pukul 15.30 WIB. Padahal jatah untuk bermain futsal pukul 17.00 WIB. Ini terjadi karena ada kesalahan pemesanan lapangan dan keterlambatan tim yang bermain sebelum kami, mungkin dikarenakan hujan sehingga tim yang seharusnya bermain sebelum kami terlambat dan mengambil waktu bermain tim kami. Sebelum saya bermain di lapangan B, ada genangan air di lapangan A sehingga tim yang akan bermain di lapangan A dipindahkan ke lapangan B. Sembari menunggu mulainya permainan, para petugas sedang membersihkan lapangan A agar saat bermain tidak licin. Benar-benar aneh. Padahal tempat tersebut berada di dalam ruangan tertutup (indoor), tapi mengapa ada genangan air ya? Setelah saya tanya pada pengurus lapangan, penyebabnya adalah air masuk karena posisi lapangan lebih rendah dari tempat parkir yang di atas, sehingga air turun kebawah, tepatnya ke lapangan A. Setelah jenuh menunggu lapangan karena ada kesalahan pemesanan lapangan, kami akhirnya mencari kantin bersama dengan teman-teman untuk makan mie rebus, oh… ternyata harganya terjangkau juga, yaitu bekisar antara Rp.3000,- per porsinya. Mungkin ini sebuah promo karena lapangan futsal ini bisa dibilang belum lama didirikan.
Menurut pengurus lapangan, Bapak Fauzan, lapangan ini dibuat sekitar bulan Maret 2009 dan pemiliknya adalah Bapak Haji Badawi yang merupakan warga asli Mandor Baret. Setelah makanan habis dan lapangan kering, saatnya untuk bermain futsal pun tiba. Namun terjadi keanehan lagi pada sepatu kawan-kawan ku, ada apakah gerangan? Oh… ternyata alas sepatuku dan kawan-kawan terpercik cat berwarna biru, membuat lapangan terkena bercak-bercak cat biru berbentuk sepatu dari setiap pemain. Setelah kutanyakan kepada pengelola ternyata sumbernya berasal dari samping pembatas lapangan futsal yang dindingnya baru saja dicat kemarin sore. Hehehe… ada-ada saja.
Pertandingan ini sangat mengasyikan bagi saya dan teman-teman saya, karena pada waktu itu saya aduan (bertanding) dengan teman antar fakultas, tepatnya Fakultas Ekonomi vs Fakultas Komunikasi. Saya berperan sebagai penjaga gawang. Permainan dimulai dengan tendangan bola pertama ke arah gawang oleh pihak lawan setelah wasit meniup peluit. Bola yang sangat keras saya tepis ke atas dan mengakibatkan tendangan pojok. Dalam hati saya berkata, tendangan macam apa nih kok kencang sekali? Untung saja tidak gol, syukur deh… Kemudian tendangan pojok dilancarkan. Ada dua pemain lawan yang berdiri bebas tanpa dikawal, dan akhirnya dia mendapatkan umpan yang bagus, kemudian ia melakukan shooting ke gawang, aku mencoba menahan tendangan itu tapi tidak kena. Untungnya ada mistar gawang, tendangan tersebut terbentur mistar gawang dan bola memantul ke depan. Kemudian saya tidak menyia-nyiakan bola pantulan tersebut. Bola pun aku tangkap dengan mudahnya, kemudian kulemparkan ke tengah lapangan dan disambut oleh pemain satu timku. Para pemain berusaha menggiring bola dan pemain lawan pun berusaha menghadangnya. Terjadi serangan balik oleh pihak lawan. Pemain belakang tak mampu untuk menahannya, akhirnya aku maju dan dia melakukan shooting dan akhirnya gol pun tercipta dengan manisnya. Itulah awal gol tercipta dan timku mulai kehilangan percaya diri dan gelisah pun mendera, karena pemain lawan terus menekan dengan melakukan tendangan terus-menerus juga passing permainan lawan yang sangat bagus. Kami tertegun melihatnya. Tendangan yang diarahkan ke gawang secara terus menerus membuat saya kelelahan, dan akhirnya tercipta gol berikutnya oleh pihak lawan.
Selama 20 menit tim kami ditekan. Akhirnya terjadi pergantian pemain, tapi itu tidak membuat tim kami gentar, tim kami bangkit oleh permainan Helmi, Alan, Anay, dan Ajat. Mencoba menyusul ketertinggalan, akhirnya skor demi skor dapat diraih dalam setengah waktu pertandingan. Sebagian pemain pun mulai kelelahan. Gol pun tercipta tipis yaitu 3-5 poin, yang dimenangkan oleh tim lawan. Tetapi kami tidak lantas berputus asa karena waktu masih panjang. Ketegangan mulai terjadi lagi melalui susul menyusul angka serta emosi para pemain yang sudah mulai meningkat karena waktu permainan yang panjang, membuat para pemain mulai kelelahan. Tapi kita tetap sportif dalam bermain. Namun hasil akhir membuktikan berbeda. Tim kami yang tadinya kalah kini berbalik menang dengan skor 13-10, karena pada babak kedua kami bangkit dan mempunyai semangat untuk menang. Dari permainan itu aku memperoleh teman-teman baru khususnya dalam dunia futsal, dan pelajaran yang berharga bahwa selama masih ada waktu berarti masih ada kesempatan, khususnya kesempatan untuk menang.
Kawan, lama sekali kunanti tulisanmu.. akhirnya muncul juga!! like this, pangeran masker ******.. haha. tetap semangat!! 🙂
“selama masih ada waktu berarti masih ada kesempatan”
Ajibb….
tulisanmu secantik hatimu yang baru saja galau wahyu..
mantap
makasih semuanya
hahahahhahahaha
cerita yang sangat menarik,,
akan tetapi lebih baik lagi tulisan ini dilengkapi sedikit mengenai informasi atau sejarah tentang futsal itu sendiri; bagaimana wabah futsal melanda seluruh negeri (yang dahulunya orang lebih suka bermain bola di lapangan terbuka) sehingga memicu munculnya banyak lapangan futsal yang dijadikan sebagai mata pencaharian.
🙂