Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok yang berlomba untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain. Stasiun televisi kita setiap minggunya menyuguhi siaran sepakbola mulai dari Liga Italia, Inggris dan Spanyol. Tentunya bangsa ini sudah akrab dengan sepakbola, tetapi sayangnya PSSI tidak mempunyai taring di kancah persepakbolaan Asia, hanya para komentator di stasiun tv saja yang begitu lincah dalam membicarakan sepakbola. Seperti Danurwindo yang ahli dalam komentar tetapi dalam melatih hasilnya nihil. Persija Klub yang musim lalu dilatihnya merosot prestasinya.
Hampir seluruh pelosok di negeri ini memainkan sepakbola, baik Liga Nasional hingga tarkam (turnamen antar kampung). Pertandingan tarkam juga ada di Randublatung. Di desaku diadakan turnamen tahunan “Lurah Cup” yang diikuti oleh 16 kesebelasan dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Blora. Antara lain FC Tlogo Tirto, Agung Rental FC dan FC Ngembak yang kini merupakan juara bertahan di turnamen ini. Pola permainan mereka tidak kalah dengan Liga Italia, Inggris maupun Spanyol. Turnamen Lurah Cup ini memang cukup bergengsi. Panitia membebaskan peserta mengambil pemain dari kota mana saja, hal ini biasa disebut “bebas bond”. Aku melihat mereka bermain sangat cantik dengan gaya permainan seperti liga-liga yang ada di televisi. Di turnamen ini ada seorang komentator yang tidak asing lagi di Randublatung, Pak Waslik namanya. Ia selalu berpartisipasi sejak pertama turnamen ini diadakan. Suaranya tidak pernah ketinggalan mengomentari para pemain yang sedang beraksi.
Agung Rental adalah nama sebuah perusahaan rental mobil yang berkantor di Cepu. Mereka mempunyai kapasitas pemain yang sangat bagus dengan strategi yang matang. Terlebih lagi dengan dikontraknya beberapa pemain asing dari Wamena dan Samarinda. Beberapa pemain lokal juga tidak kalah bagusnya, mereka hanya kurang jam terbang saja. Jhon, salah satu official Agung Rental yang juga bekerja di perusahaan minyak di Cepu memberikan support yang tidak tanggung-tanggung. Ia merekrut teman-temannya dari Wamena dan Samarinda lalu memberikan fasilitas seperti halnya pemain–pemain Liga Djarum. Bahkan mereka menginap di Hotel Mega Bintang (satu-satunya hotel berbintang di Cepu).
Kesebelasan Subur Jaya yang dimotori oleh Pafa telah siap melayani serangan–serangan dari Agung Rental. Mereka cukup matang dengan pola 3-5-2 dan mengandalkan pola permainan dari tengah yang cantik. Subur Jaya sangat optimis menjebol gawang lawannya. Striker andalan mereka adalah Rio dan Hayen yang mempunyai kecepatan mencuri bola di daerah pertahanan lawan. Pertandingan yang dipimpin oleh Pak Reno dan dua penjaga garis yaitu Mas Harno dan Yudi siap membantu mengawasi jalannya pertandingan. Serangan dimulai dari kesebelasan Agung Rental dengan umpan “satu-dua”nya. Subur Jaya begitu tenang dan tidak terbawa emosi lawannya. Dengan berbekal pengalaman, Pafa dan kawan-kawan tidak terkecoh pola permainan keras Agung Rental yang selalu menyerang ke daerah pertahanan lawan. Permainan itu semakin keras sehingga kedua kesebelasan dihujani kartu kuning. Penonton terhipnotis dengan pola permainan kedua kesebelasan. Pada menit ke-30 akhirnya Agung Rental berhasil menjebol gawang Subur Jaya yang dikawal Teguh Lukmanto. Tapi tak selang sepuluh, Subur Jaya akhirnya membalas gol melalui tendangan first time-nya Hayen. Skor menunjukkan 1-1 dan bertahan sampai setengah jalannya pertandingan.
Ini hanya tarkam yang tidak sehebat pertandingan liga-liga divisi utama, tapi menurutku ini merupakan hiburan yang menjadi wadah anak-anak muda yang berbakat dalam bermain sepakbola. Pluit sudah dibunyikan dan pertandingan pun dimulai, pola permainan keras dan adu fisik telah berjalan, suara teriakan penonton yang mewarnai pertandingan sore hari begitu meriah tak kalah celotehan deras dari para petaruh/penjudi yang saling menghujat para pemain. Pertandingan sangat sengit, kedua kesebelasan saling menyerang dan hingga menit 60 pun belum terjadi gol dari kedua kesebelasan. Pertandingan semakin tegang hingga beberapa penonton terdiam mengamati jalannya pertandingan.
Kemudian Subur Jaya berhasil mencetak gol di gawang Agung Rental melalui tendangan sudut yang dilesatkan melalui sundulan Pafa. Skor 2-1 membuat gelisah para pendukung Agung Rental. Dengan semangat menggebu-gebu, para pemain terus melakukan serangan yang sangat membahayakan gawang lawannya. Ketinggalan satu angka tidak mengurangi semangat para pemain Agung Rental untuk melakukan penyerangan. Waktu pertandingan tinggal 5 menit lagi dan hanya dewi fortuna yang membuat keajaiban untuk menyamakan kedudukan.
Tapi apa dikata? Bola itu bundar, ternyata Agung Rental berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Terlihat suram raut wajah dari pemain Subur Jaya karena tidak bisa mempertahankan skor. Itulah sepakbola, kemenangan tidak bisa ditebak dengan banyaknya pemain terbaik di sebuah kesebelasan. Adu penalti pun dimulai, tendangan pertama diambil oleh kesebelasan Agung Rental. Ortis berhasil menipu penjaga gawang Subur Jaya. kemudian tendangan Pafa dari titik putih juga mengecoh keeper (penjaga gawang) lawan. Kemudian kelima pemain dari semua kesebelasan menendang dan berhasil mencetak gol. Adu tendangan pinalti dilanjutkan lagi dengan lima pemain yang belum menendang. Hasilnya pun sama dan skor menjadi 10-10.
Wah ini seru sekali! Baru kali ini aku melihat adu pinalti yang seimbang. Banyak penonton yang tertawa. Kini kedua kesebelasan masih punya satu penembak, yaitu keeper. Pertandingan sangat menegangkan, mungkin semua punya kehebatan. Tendangan dimulai oleh keeper Subur Jaya dan tendangannya tidak mengecoh konsentrasi keeper Agung Rental, bola berhasil ditangkap dengan mudah. Harapan besar jelas ada di tangan Agung Rental, jika tendangan keeper dari Agung Rental bisa menjebol gawang Subur Jaya, maka tiket final pun dapat diraih. Keeper Agung Rental bersiap untuk menendang, pluit wasit ditiup dan ternyata tendangan bisa dipentalkan oleh keeper Subur Jaya. Para pemain kesebelasan Subur Jaya bersuka ria karena hasilnya imbang 11-11 dan jelas mereka masih mempunyai harapan untuk mendapatkan tiket final untuk mendampingi kesebelasan Beo Mas dari Desa Balong Randublatung.
Setelah diskusi panjang, akhirnya panitia memutuskan untuk menentukan pemenang dengan cara “LEMPAR KOIN”. Ini sangat menarik, aku pikir asosiasi sepakbola dunia belum melakukan hal seperti ini. Hal ini hanya terjadi di Turnamen Lurah Cup. “ngapain capek-capek main bola kalau ujungnya hanya lempar koin?”
Kalau bicara prestasi, keduanya cukup hebat, tapi disini hanya sapa yang punya keberuntungan bisa masuk ke babak final. Tapi bagaimana lagi, saya hanya penonton yang tidak bisa berkomentar. Semua itu menjadi kewenangan Panitia. Selanjutnya, koin dilempar keatas dan saat terjatuh ternyata yang beruntung adalah kesebelasan Agung Rental dengan gambar burung garuda yang dipilihnya. Kesebelasan Agung Rental pun berhasil mendampingi Beo Mas dari Desa Balong untuk melaju ke final.
Mafia Bola Kampung Tak Kalah dari Mafia Italia
Ternyata petaruh bola atau penjudi selalu lihai dalam membikin aturan permainan. Mungkin kita mengetahui dari media massa tentang mafia sepakbola. Saat aku datangi gerombolan petaruh bola, aku mendengar percakapan mereka sangat menarik dan membuatku ingin tahu. Beberapa bahasa mereka aku kutip saat pertandingan final antara keasebelasan Agung Rental FC melawan Beo Mas Balong FC.
Pak Jay: “Kue nyekel opo Guk?” (kamu pegang tim mana, Guk?)
Gaguk: “Sik toh la mbok pur piro?” (sebentar, kamu pur mana?)
Pak Jay: “Pur mataem, la kue gak roh nak iki final?!” (pur matamu.. kamu nggak tau ini final?!)
Gaguk: “La kue enek duit piro?” (kamu ada uang berapa?)
Pak Jay: “Kue ndak ngarah iso ngentekno duetku, yo iki limang juta” (kamu nggak mungkin bisa habiskan uangku, ini lima juta)
Jolodong: “Aku melok sak juta Pak Jay tapi kue rak nyekel Agung Rental toh?” (aku ikut satu juta Pak Jay, tapi kamu pegang Agung Rental kan?)
Gaguk : “Yo wis di umpuk duite, aku tak nyekel elek-elek lah” (yasudah sini satukan uangnya, aku pegang yang jelek-jelek saja lah)
Mbah Ulo: “Iki enek duit limang ngatus tapi sing ngegolno disik endi aku jago Cepu sing ngegolno sik” (ini ada uang lima ratus ribu, tapi yang masukin dulu yang mana? Aku pegang Cepu yang masukin duluan)
Jelembung: “Yo aku gelem duit di umpuk kue kok gapah Balong” (ya aku mau, tapi dijadikan satu uangnya. Kamu kok remehin Balong?)
Inilah Randublatung yang setiap ada pertandingan sepakbola selalu ramai dengan para petaruh bola yang ada di pinggir lapangan. Aku pikir hal semacam ini tidak hanya di Randublatung, mungkin di kota lain juga ada. Pertandingan Lurah Cup ini memang sangat ramai. Ini sebuah hiburan rakyat. Panitia Lurah Cup cukup terorganisir dengan pimpinan Koh Bahwi. Meskipun hanya pertandingan Lurah Cup, tapi cukup menyedot banyak penonton. Tiket seharga Rp.2000,- yang disediakan panita terjual habis. Penonton tidak keberatan dengan dijualnya tiket, karena ada doorprize undian berupa seekor kambing hamil di akhir pertandingan final.
Final pertandingan Lurah Cup sangat ramai dan meriah. Permainan antara kesebelasan Agung Rental melawan Beo Mas Balong berlangsung sengit. Kualitas pemain kedua kesebelasan sangat baik. Akhirnya kesebelasan Beo Mas meraih kemenangan dengan skor tipis 1-0. Pertandingan final Lurah Cup juga dihadiri Bupati Blora Drs R.M Yudhi Sancoyo. Turnamen ini beliau memberikan hadiah berupa penyerahan piala bergilir, uang pembinaan serta pengundian tiket seekor kambing untuk para penonton. Supriyanto, dari Desa Balongkare berhasil mendapatkan seekor kambing hamil.
Turnamen Lurah Cup memang tidak sekelas Liga Italia, Inggris atau Spanyol, tapi ini adalah sebuah kreativitas yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang besar. Aku cukup senang kepada Pak Lurah yang selalu tanggap dan mengerti apa yang diinginkan masyarakat desanya. Harapanku dengan diadakan Lurah Cup ini, agar dapat menumbuhkan dan memajukan masa depan anak muda Randublatung dengan hal-hal positif. Memang semua itu dimulai dari dasar untuk menjadi besar, tapi hanya tekad dan semangatlah yang bisa menjadi sebuah karya anak bangsa yang membanggakan.
manis sekali
he..he… maksih ya buat kawan-kawanku yang dah mau baca!!!
MaaaaaaakNyuuuuuuuuuuuuuzzz……..
Pertama gue pikir, lucu banget sih hadiahnya kambing hamil.
Tapi ternyata kambing hamil itu menguntungkan bukan??
Nantinya jadi punya beberapa kambing sekaligus.
Kalo dikasih gadis hamil, mau???
hehehe