Bicara soal Jakarta, tidak akan pernah lepas dari persoalan macet, banjir, polusi,kemiskinan, kriminal dan politik. Ketika saya dan Lulus membicarakan tentang Jakarta, masalah-masalah itulah yang muncul dalam perbincangan kami. Lulus adalah salah seorang pemantau koran lokal Jakarta yang mengikuti program Pemantauan Media di 10 kota Indonesia. Malam itu saya dan Lulus berbincang tentang ulang tahun Jakarta ke 485 yang jatuh pada tanggal 23 Juni kemarin. Dari perbincangan tersebut, Lulus memberikan gambaran-gambaran tentang masalah-masalah dan perkembangan di Jakarta.
Macet adalah salah satu permasalahan Jakarta sejak dulu dan sampai saat ini belum terselesaikan. Permasalahan ini disebabkan oleh volume kendaraan yang semakin bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data Direktur Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jadetabeka (Jakarta Depok Tangerang Bekasi dan Karawang) sampai akhir tahun 2011 mencapai 13.347.802 unit, yang terdiri dari mobil penumpang 2.541.351, mobil beban atau truk 581,290, bus 363.710, dan sepeda motor 9.861.451. Dalam artikel yang saya baca di kompas.com, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) Komisaris Besar Polisi Dwi Sigit Nurmantyas, memprediksi pertumbuhan kendaraan mencapai 10-12 persen pada tahun 2012. beliau juga mengatakan, pertambahan jumlah kendaraan akan berdampak terhadap tingkat kemacetan lalulintas, karena tidak sebanding dengan pertumbuhan luas jalan. Tidak tertibnya pengendara juga menjadi penyebab kemacetan.
Ada 3 strategi untuk mengatasi masalah transportasi di Jakarta. Pertama, pengembangan angkutan massal, seperti proyek MRT (mass rapid transit) dan busway. Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan, mengatakan bahwa MRT merupakan pilihan tunggal untuk mengurai kemacetan di Jakarta. DPRD memberikan tenggat waktu kepada Pemda DKI Jakarta hingga 2016, MRT sudah beroperasi dari Lebakbulus hingga bundaran HI. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menjanjikan 2016 nanti MRT sudah bisa beroperasi.
Strategi Kedua adalah pembatasan lalulintas seperti ERP (Electronic Road Pricing). Jalan berbayar elektronik atau ERP adalah pungutan untuk jalan di tempat-tempat tertentu dengan cara membayar secara elektronik. Tempat dilakukannya pungutan jalan biasa disebut restricted area. Bila menggunakan kendaraan, setiap kali melewati restricted area tersebut pengguna kendaraan harus membayar. Sistem ERP telah diterapkan di Siangapura untuk mengurangi kemacetan di jalan raya. Pemberlakuan ini efektif memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Sehingga jalan raya menjadi jarang macet.
Strategi ketiga adalah peningkatan kapsitas jaringan berupa pembangunan dua ruas jalan layang non tol (Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang)
Jakarta juga sangat sulit untuk lepas dari masalah banjir. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke), membeberkan strategi-strategi mengatasi banjir selama masa jabatannya saat rapat paripurna istimewa tentang perayaan ultah Jakarta di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2012). Foke mengatakan kawasan banjir berkurang dari 78 kawasan menjadi 62 dalam setahun. Foke juga mengklaim telah menyelesaikan proyek Banjir Kanal Timur (BKT). Dengan telah berfungsinya kanal yang menyerap air hujan seluas 20,125 hektar, dapat mengurangi banjir sebesar 40 persen di tahun 2011.
Namun dalam proyek BKT ini ada masalah. Air di BKT kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur tercemar sampah dan limbah rumah tangga. Lembaga pemerhati lingkungan, Walhi, menilai pencemaran tersebut akibat tidak ada proses pemeliharaan kanal yang baik. BKT yang seharusnya bisa menjadi sumber air bagi warga telah tercemar. Warna air menjadi hitam pekat, serta adanya gelembung busa yang diduga limbah deterjen atau zat kimia.
Bicara soal polusi, tidak akan lepas dengan persoalan banjir dan volume kendaraan yang semakin bertambah. Mari kita membahas masalah Jakarta lainnya, yaitu kriminal. Aksi perampokan yang marak terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya semakin meresahkan. Di Jakarta Timur misalnya, dalam kurun waktu 2 minggu, telah terjadi empat kali aksi perampokan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, senjata api kini semakin sering digunakan oleh pelaku aksi perampokan. Pasalnya, saat ini masyarakat sangat mudah mendapatkan senjata api baik rakitan, maupun senjata api organik hasil curian. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pabrik senjata api ilegal sehingga mengakibatkan maraknya perdagangan senjata api gelap.
Kasus-kasus kriminal di Jakarta juga dipengaruhi oleh persoalan tentang kemiskinan. Di mana Jakarta sebagai ibukota menjadi sasaran tempat merantau untuk mencari pekerjaan. Jakarta pun tidak mungkin menampung para perantau tersebut dengan membuka lapangan pekerjaan terus menerus. Dengan semakin sempitnya lapangan pekerjaan yang tidak seimbang dengan bertambahnya pengangguran menyebabkan banyaknya masalah yang terkait dengan isu criminal dan kemiskinan di Jakarta. Sampai saat ini hal tersebut menjadi permasalahan Jakarta.
Tak terasa, Oktober 2012 nanti, masa jabatan Fauzi Bowo dan Priyanto sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan segera berakhir. Tentu saja sudah ada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang mendaftar dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 ini. Saat ini calon-calon yang sudah menyatakan mendaftar adalah Alex Noerdin–Nono Sampono, Joko Widodo–Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid–Didik J Rachbini, Faizal Basri–Biem Benyamin, Hendardji Soepandji–Ahmad Riza Patria, dan Fauzi Bowo–Nachrowi Ramli. Tentu saja dalam ajang Pilkada ini akan muncul janji-janji politik dari setiap pasangan calon yang memberikan harapan-harapan baru untuk memperbaiki Jakarta. Ya, semoga permasalahan-permasalahan tadi akan terselesaikan oleh pemimpin Jakarta berikutnya.
Selamat Ulang Tahun Jakarta!
Data: Dari berbagai sumber