Harry Gunawan adalah teman semasa sekolah saya sewaktu di SMPN 1 Padang dan juga di SMAN 3 Padang. Ada yang menarik dengan kisah cintanya dengan Suci Angelina. Banyak orang bilang jodoh di tangan Tuhan dan semuanya sudah ada jalannya. Pernyataan tersebut lebih sering kita dengar dari orang-orang yang sering mengalami patah hati. Tujuannya adalah untuk menyenangkan hati mereka sendiri. Tapi tidak begitu dengan kisah cinta teman saya ini. Suci Angelina, sebenarnya saya tidak begitu mengenalinya. Karena dia tidak pernah satu sekolah dengan saya dan hanya bertemu dengannya saat naik angkot (angkutan kota) saja. Kebetulan arah pulang menuju rumah kami searah, sama-sama naik angkot berwarna merah yang menuju ke Belimbing. Saya tinggal di Kompleks Mawar Putih Kuranji, Suci tinggal di Perumahan Belimbing, Kuranji dan Harpet, panggilan akrab Harry Gunawan sewaktu masih SMP, juga tinggal di Perumahan Belimbing.
Sehari dua malam di Vi_Chie@Net telah mengingatkan saya tentang kisah cinta mereka berdua. Vi_Chie@Net adalah warnet milik Harpet dan Suci. Mereka dihibahkan dana oleh kedua orangtuanya sebanyak 60 juta rupiah untuk memulai usaha warnet itu. Memang dana yang lebih banyak adalah dari orangtua Suci, tapi itu tidak menjadi masalah bagi mereka berdua untuk menjalani usaha ini. Dengan uang tersebut mereka membeli seluruh perlengkapan warnet dan menyewa sebuah ruko yang beralamat di Jalan Mangga Raya No.62, Belimbing. Ruko itu mereka sewa selama dua tahun seharga sembilan juta rupiah. Ruko milik Ibu Yeni (yang juga tinggal di Perumahan Belimbing) terdiri dari tiga ruko dan masih belum bertingkat. Di sebelah kanan warnet Harpet dan Suci disewa oleh Uda Hen yang asli orang Padangpanjang, ia membuka warung makanan dan minuman. Sedangkan di sebelah kirinya disewa oleh Ayah (panggilan akrabnya), ia mebuka usaha air galon isi ulang. Warnet ini umurnya cukup tergolong muda, sejak hari pertama saya di sini pada tanggal 6 Februari 2010, usaha warnet ini baru beroperasi hampir tiga minggu.
Sebenarnya kisah cinta mereka diawali dengan cerita saya, tapi bukan tentang cinta. Melainkan karena salah nomor. Pada tahun 2005 saya menelepon seorang teman untuk minta tolong titip absen, karena saya tidak bisa hadir dan sekolah pada hari itu. Ketika itu saya masih kelas 2 SMA . Nomor yang saya hubungi ternyata salah sambung. Telepon saya diangkat oleh seorang perempuan yang saya tidak tahu siapa dia. Naluri lelaki saya bergejolak ingin mencari tahu siapa perempuan itu. Tanpa direkayasa, pembicaraan saya dengannya seperti bola pimpong yang saling berbalas. Gayung pun bersambut, sebut saja Saroh namanya, ia mengajak saya untuk pergi ke acara ulang tahun temannya di Perumahan Belimbing. Karena saya penasaran dengan rupa Saroh, saya menerima ajakannya. Dan kami berjanji untuk bertemu di Anduring sekitar jam 5 sore.
Dengan gagahnya pada 11 Juni 2005, saya menunggunya di Simpang Anduring. Tidak lama kemudian dua orang wanita berjalan mendekati saya. Mereka berdua memakai baju yang sama dengan ciri-ciri yang Saroh katakan saat di telepon, yaitu memakai baju putih dan celana jeans panjang. Hati saya cukup senang, karena salah satu diantaranya sesuai dengan imajinasi saya. Setelah kami berkenalan, hati saya jadi tidak senang. Saroh yang ada di telepon tidak semanis seperti imajinasi saya. Sebenarnya saya ingin kabur, tapi tidak tahu kenapa saya malah tetap pergi dengannya. Sedikit berlapang dada kami tiba di tempat temannya, di Jalan Jeruk II No. 101, Perumahan Belimbing. Saya kaget, rupanya yang berulang tahun adalah Suci, perempuan yang pernah saya jumpai di atas angkot merah bersama Harpet. Malam itu, pakaiannya cukup seksi dengan gaun berwana biru yang membalut tubuhnya, benar-benar telah menantang kelelakian saya. Imajinasi saya cukup terobati, tapi saya merasa asing karena satu pun teman-temannya tidak ada yang saya kenal. Seketika saya teringat dengan Harpet, saya pun meminta ijin untuk membawa teman karena kebetulan tinggalnya juga di Perumahan Belimbing. Saya pergi menjemput Harpet ke rumahnya. Harpet dengan sangat percaya diri melangkahkan kakinya ke pintu masuk rumah Suci bersama saya. Padahal kami berdua belum disuruh masuk. Tapi ya sudahlah, karena kisah cinta itu baru saja dimulai.
Harpet dengan Suci merasakan getaran-getaran cinta. Tapi saya curiga, kayaknya itu bukan getaran cinta tapi getaran nafsu. Hari pertama, kami berdua masih terlihat berwibawa. Pada hari kedua, sehabis maghrib Harpet mengajak saya untuk pergi ke rumah Suci lagi. Sikap wibawa sudah mulai berkurang. Malahan saya tertipu, ternyata mereka sudah berciuman.
Sejak malam itu saya tidak lagi mengikuti hubungan mereka berdua seperti apa kelanjutannya. Tapi setidaknya tahu dari cerita Harpet bahwa dia dan Suci sudah resmi pacaran. Seiring berjalannya waktu, kabar berita tentang mereka masih tetap saya dengar. Harpet sering bercerita tentang hubungan mereka kepada saya. Ceritanya sungguh sangat menarik untuk naluri kelelakian saya. Tapi mohon maaf saya tidak bisa menuliskannya, karena saya tidak mau mengundang naluri manusiawi para pembaca jika saya tuliskan. Setidaknya hubungan mereka sekarang sudah hampir lima tahun. Hubungan mereka sudah tidak lagi karena getaran-getaran nafsu tapi bumbu cinta itu sudah mengikat mereka untuk saling menyayangi dan membangun satu sama lainnya. Hal ini dapat saya lihat dalam kekompakan mereka berdua mengelola usaha warnetnya.
Warnet mereka dibuka 24 jam nonstop. Mereka menggaji satu orang karyawan bernama Fadly yang masih kelas 1 SMA sebagai operator warnetnya. Waktu 24 jam mereka bagi dua, Harpet bertugas pada shift malam, Suci pada shift siang. Lebih rincinya seperti ini, saat pertama saya tiba di sana sekitar pukul 20.00 WIB. Kedatangan saya disambut hangat oleh Harpet dan Suci. Sebelum melancarkan maksud dan tujuan pertama saya yaitu online sepuasnya dan gratis, saya diajak dulu minum segelas kopi di warung Uda Hen. Setelah cerita-cerita panjang dan cukup melebar, saya diajak untuk menjemput adiknya Suci di tempat Les Matematika yang lokasinya masih di Perumnas Belimbing juga. Sehabis mengantar adik Suci ke rumah, kami beli nasi goreng dulu di Warung Manggarai, sebuah warung makan milik Orang Sunda. Sebenarnya di warung Uda Hen juga ada nasi goreng, tapi kata Harpet nasi goreng buatan Uda Hen tidak enak makanya beli di Manggarai.
Setelah kami selesai makan sekitar pukul 22.00 WIB kurang sedikit, Suci pergi pulang ke rumahnya. Saya, Harpet, Fadly, dan 4 orang pengunjung mulai asyik di depan layar komputer masing-masing. Tapi saya sedikit terganggu sewaktu sedang online, karena mendengar suara teriak-teriak para pelanggan, termasuk Harpet, yang sedang bermain Poker Online. Sudah hampir jam 3 pagi, suara itu baru berhenti. Dua orang pengunjung sudah pulang, Harpet dan Fadly tampak K.O tertidur pulas di kasur tipis di sudut kiri belakang ruangan. Saya pindah ke komputer operator, sedangkan dua orang pengunjung lagi masih tampak kuat bermain Poker. Sekitar jam setengah 5 pagi, seorang pria berbadan cukup besar berkulit hitam gelap datang ke warnet. Saya cukup kaget, sudah mau masuk waktu subuh masih ada juga yang datang ke warnet. Ternyata saya tambah kaget lagi, orang itu bukan mau nge-net tapi dia mau membeli chip poker sama Harpet. Harpet adalah salah satu penggila poker yang cukup hebat di kawasan Belimbing, karena itu Harpet sering jual beli chip. Tapi karena melihat Harpet sudah tertidur, orang itu pergi lagi. Tidak lama kemudian, suara adzan subuh terdengar merdu di telinga saya dan dua orang pengunjung akhirnya pulang juga. Sekarang tinggal saya sendiri yang masih nge-net.
Sekitar jam 7 pagi, Suci datang ke warnet dan ia kaget melihat saya masih online. Saya hanya senyum-senyum saja, padahal sebenarnya saya sudah ngantuk sekitar jam 5 subuh tadi tapi karena gratis saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah Suci membersihkan warnetnya dan menyemprotkan pewangi ruangan, akhirnya saya tidur juga di sebelah Harpet. Setelah adzan zuhur, saya dan Harpet sama-sama bangun. Fadly sudah duduk di komputer operator. Pada pukul 14.00 WIB Harpet dan Suci sudah tampak rapi. Dan mereka sudah siap untuk pergi kuliah. Sedangkan saya, kembali online lagi. Sore harinya, Harpet dan Suci pulang kuliah dan kembali standby berada di warnetnya. Jadi seperti itulah mereka berdua membagi waktu di setiap harinya.
Saya berdoa semoga hubungan mereka sampai pada jenjang pernikahan, kalau tidak saya ikut menanggung dosa-dosa yang mereka lakukan selama pacaran. Jadi kalau mereka menikah, saya juga dapat pahala karena secara tidak sengaja saya sudah mempertemukannya. Jadi dosa dan palaha saya sedikit berimbang. Tapi saya yakin hubungan mereka akan tetap berlanjut. Karena kedua orangtua mereka sudah saling menyetujui, buktinya adalah usaha warnet mereka berdua. Harpet dan Suci berdoa, semoga usaha warnetnya dapat berkembang dan nantinya bisa menjadi modal pernikahan mereka yang rencananya akan dilangsungkan pada pertengahan 2011.
ooi…
ko yo gawat mah…
wkwkwkwkwk
buekkan carito dea ciek vid…
buliah geger lo anak urang mambaconyo…
hehehhe
hahahah..
mantap vid….
amiiiin,,smoga lanjut k jenjeng pnikahan…
kok dpek den di undang,,,hehehe
sukses bwat smua..
keren………..
happy forever……… ^^
waaaah, harry gunawan…
lama tak terdengar kabar beritanya, ternyataaa…
mantaps!!! hahaiii
KOMPAS.com – Sebanyak 65 pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, ditangkap ketika sedang mengakses Facebook di sejumlah warung internet.
ndak nyangko awalnyo bantuak itu bna…
haepet langsung tacap gas…hahaha….
tp sukses yo..jan sampai pacah..harpet n suci semoga jd tim yang kompak n langgeng…
david You are a good writer manga ndak bakomersilkan…., harry bagi ilmu bisnisnyo ciek ha kiro2 angga bisuak payah mancari karajo rencananyo nio mambuek warnet pulo….wkkkkwwwwwkkk wkkkkkkkkk
wak tunggu undangn sajo lhhh
wak tunngu undngn sajo lah…
HahahA… mAsiH inGeT aJa ‘kEbOtaKan’ haRpeT n dAviD wAktu di kLAs 2,8 dLu…
tRnyaTa sMpaI sKaraNg maSih ttaP tLonG mNoLong… hehhe
@haRRy:: maNtaP cOy!!!
mantappppsss……….
semoga sampai pelaminan pet….
di tunggu undangannya
ada yang lupa dituliskan, sewaktu sehari dua malam di Vi_Chie@Net. Seorang ibu2 yang tinggalnya tempat di sebrang jalan depan Vi_Chie@Net melihat sebuah peluang usaha dari usaha warnet milik Harpet dan Suci. Suci sempat bercerita, karena melihat banyak motor yang setiap harinya pakir di depan warnetnya, ibu itu mengira penghasilan Suci dari buka warnet sangat banya sekali. Beberapa hari ibu itu pergi ke tempat Suci dan menanyakan peralatan untuk buka warnet beserta berapa hargany juga. Tapi saat ditanya kenapa ibu itu menanyakannya. Ibu itu hanya menjawab ingin tau saja.
Dan ternyata sekarang perkiraan Harpet dan Suci sewaktu itu benar adanya, ibu itu akhirnya buka warnet juga. Tepat hari kamis (11/03) warnet ibu tersebut mulai beroperasi dan nama warnetnya Soni.Net.
Apa yang dilakukan ibu itu sebenarnya tidak salah, karena itu adalah hak setiap orang untuk membuka usaha apapun. Dan saya juga tidak ingin memberikan pernyataan apapun dari perihal ini. Tapi setidaknya kita semua dapat melihat dan menyimpulkan sendiri tentang realitas yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia, tepatnya yang ada di Padang.
HAaaaa
Sexy Pid David…
semoga sakinah mawadah warohmah pet..