Pemenang - Lombok Utara, NTB

Rencana Bingkaian akumassa Pemenang

1.    MENJOJO

Menjojo

Menjojo

Menjojo adalah serangkaian upacara perkawinan dengan berkunjung ke rumah mempelai perempuan dan  diramaikan dengan iring-iringan musik. Seluruh masyarakat baik tua, muda, anak-anak bahkan para tokoh masyarakat ikut meramaikan acara Menjojo. Rasa solidaritas antar masyarakat jelas terlihat lewat iring-iringan Menjojo, meski bukan termasuk keluarga kedua mempelai, namun budaya ini memperkuat ikatan silaturahmi antar desa di Lombok.

– – – – – – – – – – – – – –

2.    BERUGAQ

Berugaq

Berugaq: Wadah sosialisasi masyarakat Lombok

Ruang sosial masyarakat Lombok terjadi dalam satu wadah yang disebut dengan Berugaq. Hampir setiap rumah ada berugaq yang menjadi lambang betapa kuatnya masyarakat Lombok memegang adat istiadat dan budaya. Setiap tiang dan jumlahnya memiliki makna tersendiri. Berugaq memiliki multi fungsi, karena setiap aktifitas baik masyarakat awam maupun kaum cendekia ada di Berugaq.

– – – – – – – – – – – – – –

3.    BANGSAL

Bangsal

Bangsal

Bangsal adalah pintu gerbang jalur pariwisata internasional menuju tiga pulau, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Berbagai macam profesi dapat kita temukan disini, antara lain buruh, pol airut (kepolisian air laut), tukang ojek, kusir Cidomo (alat transportasi bertenaga kuda khas Lombok), pedagang asongan, pedagang cinderamata, bahkan mafia tiket dan tukang judi, semua berkumpul di Bangsal. Para masyarakat yang tinggal di objek wisata (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) juga memanfaatkan Bangsal sebagai jalur transportasi mereka sehari-hari menuju Pasar Pemenang yang menjadi pusat perekonomian masyarakat Kecamatan Pemenang.

– – – – – – – – – – – – – –

4.    THREE ISLAND

Gili Trawangan

Three Island: Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air

Objek wisata Three Island dengan pasir putih seperti intan yang kian hari kian menampakkan keelokan laut dan murninya alam, menghijau menjadi pesona dan daya tarik wisatawan asing maupun lokal yang ingin berlibur atau sekedar berjalan-jalan. Bingkaian ini berisi tentang kehidupan masyarakat di sebuah pulau kecil yang sebelumnya menjadi daerah orang-orang buangan dan kini menjadi aset paling potensial di sektor pariwisata. Gili Trawangan yang memiliki sejarah masa kolonial dengan goa di atas bukit, karang biru yang memukau dan merupakan objek yang paling ramai dikunjungi tiap tahunnya, Gili Meno dengan taman burung, serta Gili Air yang menonjol dengan taman lautnya.

– – – – – – – – – – – – – –

5.    MASJID KUNO BAYAN BELEQ DAN MASYARAKAT ADAT

Masjid Kuno Bayan Beleq

Masjid Kuno Bayan Beleq

Masjid ini berbeda dengan masjid pada umumnya karena fungsi dan akulturasi antara Hindu dan Islam, umurnya pun sudah ratusan tahun dan memiliki ritual-ritual keagamaan. Hal-hal tersebut menjadi ciri khas bahwa masyarakat Bayan adalah masyarakat yang menghormati dan menghargai warisan leluhur mereka. Letak masjid kuno yang bersebelahan dengan  sawah masyarakat sekitar disatukan dengan sebuah jalan menuju masyarkat adat dengan rumah yang tidak terpengaruh oleh kehidupan modern.

– – – – – – – – – – – – – –

6.    SEGENTER

Segenter

Segenter

Nama  Segenter bermula dari  peristiwa gempa. Rumah yang tertata rapi dengan tiap berugaq (ruang sosial tempat masyarakat Lombok berkumpul) sebagai jarak antara dua rumah adalah ciri khasnya. Madrasah Ibtidaiyah (setara dengan Sekolah Dasar), tempat pemandian laki-laki dan perempuan serta lantai berugaq dengan tulisan “DE CONING” adalah intervensi Belanda atas kemajuan pembangunan masyarakat Segenter. Adat dimana agama menjadi nomor dua dalam perkawinan pun masih bisa kita lihat di Segenter.

– – – – – – – – – – – – – –

7.    KULINER

Sate Ikan

Sate Ikan

‘Piring yang dimakan’ itulah julukan opak-opak. Mata pencaharian turun-temurun masyarakat Pemenang, yaitu opak-opak, mampu membuat penasaran masyarakat luar Lombok karena julukan yang dimilikinya. Letaknya yang berada di pinggir pantai menjadikan Pemenang harus berinisiatif untuk memanfaatkan hasil alam berupa ikan untuk dibuat menjadi sate. Manis tapi pedas. Aroma khas ikan yang dibakar membuat selalu ingin mencoba dan mencobanya lagi.

– – – – – – – – – – – – – –

8.    SEMETIAN

Tempat Semetian

Semetian

Ingin adu keberanian? Semetian tempatnya! Simbol keberanian laki-laki ini dipertontonkan setiap hari Minggu dan siapapun boleh mengikutinya. Peserta Semetian dengan segala perlengkapan ala prajurit menuju medan perang membuat para penonton bergidik ngeri. Rotan sebagai alat pemukul dan perisai sebagai pelindung serta sorak sorai penonton yang meneriakkan jagoannya semakin menambah suasana meriah, namun menimbulkan rasa sakit bagi pemainnya.

– – – – – – – – – – – – – –

9.    PUSUK

Pusuk

Pusuk

Hutan dengan ribuan monyet beserta pemandangan lepas menuju pantai adalah pilihan tepat untuk berhenti sejenak saat lelah dalam perjalanan dari Pemenang menuju Ibu Kota Nusa Tenggara Barat, yaitu Mataram. Namun, jalan yang berkelok tajam beserta mitos Pusuk menjadi salah satu ketakutan bagi para pengendara yang belum pernah menjajakan kakinya di Pusuk. Para pedagang di pinggir jalan hadir menghiasi Pusuk di tengah muram dan rimbunnya Pusuk.

– – – – – – – – – – – – – –

10.    SELAQ

Ilustrasi Selaq

Ilustrasi Selaq

Malam menjadi menakutkan bila mengingat Selaq. Karena jelmaan manusia yang mampu merubah dirinya menjadi apapun ini selalu muncul di malam hari. Perubahan wujud menjadi binatang dan sebagainya adalah tergantung dari jenis Selaq yang dimilikinya. Penurunan Ilmu Selaq pun sangat mudah, tidak seperti menurunkan ilmu-ilmu  lain yang memiliki persyaratan dengan puasa mutih (berpuasa dari makan dan minum kecuali nasi putih dan air putih-red) atau mengorbankan sesuatu yang disayangi. Hanya dengan melangkahi raga orang yang sedang tidur oleh Si Ahli Selaq maka Ilmu Selaq  pun sudah dikuasai.

– – – – – – – – – – – – – –

11.    CIDOMO

Cidomo

Cidomo: Transportasi tradisional yang tetap menjadi idola

Ditengah arus kemajuan alat  transportasi, ternyata Cidomo masih mampu bersaing. Alat transportasi ini menggunakan kuda sebagai penariknya, membuat kita seperti berjalan-jalan santai tanpa harus tergesa-gesa dengan tuntutan kebutuhan. Ongkos yang murah meriah beserta keramahan Si Kusir Cidomo adalah pilihan transportasi yang masih menjadi idola di tengah arus gaya hidup bergengsi yang menjamur di masyarakat kini.



About the author

Avatar

Komunitas Pasir Putih

Memang sengaja dibentuk akhir 2009 di Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat untuk mendukung kerjasama dengan akumassa Forum Lenteng. Komunitas ini terdiri dari beberapa komunitas yang berdiri sebelumnya, diantaranya: Teater Nol (North Of Lombok) dan Teater Satu, dua komunitas teater ini cukup aktif melakukan pementasan publik, selain itu ada pula Komunitas Akarpohon, Mataram yang bergelut di bidang sastra, Komunitas Barackshieva yang aktif di bidang sosial dan lingkungan hidup dan Komunitas Remaja Masjid Ass-Shirathal Mustaqim, Pemenang aktif di bidang sosial keagamaan.

3 Comments

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.