Naga yang Berjalan di Atas Air
Sutradara: OTTY WIDASARI, berkolaborasi dengan Komunitas Djuanda
-
Tahun: 2012 | Durasi: 115 menit | Spesifikasi Teknis: warna, bersuara, PAL, 16:9 | Bahasa: Indonesia | Subteks: Bahasa Indonesia | Kategori Penonton: 17+
Sinopsis
Sebuah cerita kecil dari perbatasan kota Tangerang dan Kabupaten Bogor, di mana hiduplah Kang Sui Liong, sang penjaga kuil, bersama istri dan anak-anaknya.Zaman berganti. Kang Sui Liong menjadi saksi kejayaan kaum Cina Benteng yang hidup dari hilir di Tangerang ke hulu di Bogor, hingga proses asimilasi menghitamkan kulit mereka.Di kala hari telah senja, Kang Sui Liong duduk termangu di persimpangan jalan, bertanya pada dirinya sendiri, akan di bawa ke mana tradisi warisan leluhur ini kelak.
Tentang Film
Film Naga Yang Berjalan Diatas Air merupakan sebuah film feature dokumenter panjang yang kami produksi sebagai bagian dari proses perekaman kronik sejarah sosio-kultural yang ada di Kota Tangerang Selatan. Film ini bercerita tentang kisah seorang penjaga klenteng yang bernama Kang Sui Liong di mana ia hidup selama puluhan tahun di daerah Babakan Pocis, Tangerang Selatan bersama anak istri dan orang-orang sekitarnya. Setiap harinya ia bertemu dengan berbagai macam kalangan baik jemaah klenteng maupun orang-orang yang ingin bersilaturahmi. Film ini berusaha untuk menyampaikan informasi dan sebagai sarana untuk menjembatani kesepahaman bersama akan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Perpaduan sistem religi dan budaya mendapatkan corak akulturatif dan kaya akan ornamentasi. Perpaduan inilah yang menghidupi klenteng dengan latar kultural berdasarkan perpaduan ketiga unsur yakni Betawi, Sunda dan Tionghoa yang lebur secara bersamaan dalam penggalan waktu.
Produksi film ini berlangsung selama hampir 3 bulan (akhir November 2011- Februari 2012), melibatkan pegiat film documenter dari Forum Lenteng, Jakarta dan Komunitas Djuanda, Ciputat Tangerang Selatan. Proses produksi film ini berlokasi di Klenteng atau Bio Kanti Sara, Babakan Pocis Desa Bhakti Jaya, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan. Produksi film ini merupakan bagian program up-grading Akumassa sebagai bentuk peningkatan kapasitas komunitas jejaring Akumassa yang diprakarsai oleh Forum Lenteng. Program Akumassa adalah bagian dari program Forum Lenteng yang memfokuskan diri pada pemberdayaan komunitas-komunitas di berbagai daerah di Indonesia melalui pendekatan media literacy. Program ini telah berjalan selama 3 tahun lebih dan telah melakukan pendampingan kepada 10 komunitas (Jakarta, Ciputat-Tangerang Selatan, Lebak, Cirebon, Padang Panjang, Blora, Surabaya dan Pemenang-Lombok Utara).
Kru Film
Sutradara: Otty Widasari, berkolaborasi dengan Komunitas Djuanda | Asisten Sutradara: Ray S. Kusuma | Pengarah Kamera: Saiful Anwar | Asisten Pengarah Kamera: Choiril Chodri, Mufti Al-Umam | Ide Cerita & Periset: Renal Rinoza Kasturi | Penulis Cerita: Otty Widasari | Editor: Mufti Al Umam, Choiril Chodri | Manajer Lokasi: Dwi Anggraini Puspa Ningrum | Keuangan: Jayu Juli Astuti | Publikasi & Distribusi: Rizky Muhammad Zein, Eni Wibowo, Imam FR Kusumaningati, dan Farabi Ferdiansyah | Desain Grafis: Andang Kelana & Riosadja | Database & Dukungan: Tim Redaksi AKUMASSA | Produser: Hafiz