Purworejo, Jawa Tengah

Pesona Pesisir Pantai Jatimalang

Avatar
Written by Fitrianti Agustina

Hari menjelang sore saat aku dan Zidna, salah satu anggota tim ReviensPurworejo, terfikir untuk jalan-jalan ke Pantai Jatimalang. Karena waktu sudah mulai sore, aku dan Zidna berangkat ke Jatimalang dengan sedikit buru-buru. Dengan menunggang kuda besi milik Zidna, kami sampai di Pantai Jatimalang hanya dalam waktu 20 menit dari rumahku di Desa Jenar Kidul, Purwodadi, Purworejo. Sesampai di Pantai Jatimalang ternyata hari masih panas. Matahari bulan Juni terasa menyengat di kulit.

Suasana Pantai Jatimalang pada siang hari

Suasana Pantai Jatimalang pada siang hari

Untuk menuju Pantai Jatimalang selain menggunakan kendaraan pribadi juga bisa naik angkot jalur 20 yang sampai di Pantai Jatimalang. Angkot ini jurusan Terminal Purworejo – Nampurejo / Gesing – Pantai Jatimalang. Tetapi, tidak semua angkot jalur 20 berakhir di Pantai Jati malang, hanya beberapa saja dan biasanya tertulis di kaca depan atau belakang mobil.

Dengan biaya masuk Rp 2.000 – Rp 3.000 kita bisa masuk ke Pantai Jatimalang. Setelah menitipkan sepeda motor di penitipan motor-mobil yang berjejer di dekat pantai, aku dan Zidna berjalan-jalan di sepanjang pantai. Tarif penitipan sepeda motor dan mobil berkisar Rp 1.000 – Rp 2.000.

Mungkin karena hari libur jadi lumayan banyak pengunjung yang datang bermain di pantai. Tidak jauh dari bibir pantai, berjejer kolam renang air tawar. Kolam ini unik karena berada di pinggir pantai sehingga sambil berenang bisa melihat pantai. Tidak jauh dari kolam renang, ada juga kapal-kapal nelayan yang sedang bersandar. Aku dan Zidna beristirahat dulu di samping salah satu kapal nelayan. Sore ini tak ada nelayan yang pergi melaut.

Kapal-kapal nelayan yang bersandar di bibir pantai

Kolam renang untuk anak yang berada di pinggir pantai

Kolam renang untuk anak yang berada di pinggir pantai

Di Pantai Jatimalang juga ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan), ikan-ikan tersebut berasal dari nelayan Jatimalang. Jika lapar datang, bisa masuk ke warung-warung makan seafood yang ada di dekat TPI. Bahkan di salah satu warung ada yang menyediakan menu olahan ikan hiu. Selain ada kolam renang, ada juga penyewaan ATV. ATV adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar dan menggunakan rangka khusus yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat melintasi berbagai macam medan. ATV merupakan perpaduan antara motor roda dua dan mobil yang keduanya memiliki kelebihan masing-masing pada saat melintasi dimedan sulit. Tarif dari kendaraan ini sekitar Rp 20.000/15 menit.

Karena hari menjelang malam, aku dan Zidna pun pulang takut kemalaman di jalan. Jalan yang menuju ke Pantai Jatimalang saat malam sangat sepi, karena ada salah satu jalur jalan yang berada jauh dari pemukiman sehingga rawan kejahatan.

Pagi harinya, aku bangun agak terburu-buru, karena semalam sudah janjian dengan Zidna untuk ke Pantai Jati Malang lagi. Sebelum matahari menjulang tinggi kami harus sudah berangkat dan sampai di Pantai Jatimalang. Udara pagi terasa dingin sekali, kami sampai menggigil, dan ditambah dengan menggunakan sepeda motor yang melaju agak kencang, semakin terasa dingin saja badanku.

Suasana Pantai Jatimalang Menjelang Petang

Suasana Pantai Jatimalang Menjelang Petang

Sesampainya di Pantai Jatimalang, kami menitipkan motor di tempat langganan. Ternyata di pinggir pantai sudah ramai. Menurut orang di sekitar tempat tinggalku, ada banyak orang yang datang ke pantai pagi-pagi untuk terapi air laut. Orang-orang terapi di laut pagi-pagi untuk menghirup uap air laut pagi yang katanya dapat menyembuhkan penyakit.

Suasana Pantai Jatimalang pagi hari ternyata lebih mengasikkan, walaupun pemandangan tidak berbeda dengan siang hari, tetapi melihat matahari terbit juga lebih indah. Setelah puas, kami pun pulang. Saat menunggu Zidna mengambil motor di penitipan, aku melihat-lihat sekitar pantai. Ternyata ada papan-papan kecil penunjuk lokasi mengungsi dari tsunami. Hal ini tidak mengherankan karena lokasi Pantai Jatipalang berada di pantai selatan yang seringkali mengalami tsunami dibeberapa daerah sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.

Foto: Fitriati Agustina dan Choiril Chodri

Tulisan ini pernah dimuat di www.revienspurworejo.com

 

 

About the author

Avatar

Fitrianti Agustina

Alumni Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Sosiologi ini dilahirkan di Purworejo, 05 Mei 1989. Di Reviens Purworejo dia sebagai Humas.

2 Comments

  • as.wr.wb.kepada semua pihak yang berada di wilayah kabupaten sukabumi,juga kepada pemerintah kabupaten agar kita semua selalu manjaga tempat wisata dan mambangun tempat wisata.

  • Asyik juga , sy hobby melihat ombak,menelusuri pantai…nah pantai Jatimalang ini jdi salah satu pantai yg akan sy kunjungi minggu ini .semoga tidak ada halangan.terimakasih tulisannya mbak.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.