Berpasang-pasang mata di ruang gelap itu memusatkan pandangannya pada satu titik visual yang memutarkan rekaman video tentang banjir Kali Krukut. Semua terpaku pada audio yang bergema dan visual yang terputar di layar. ‘Banjir Tanpa Libur’ yang berdurasi 20 menit 41 detik ini menjadi video pembuka di acara Pekan Raya Perfilma 2012 yang diadakan di lantai dasar Gedung B, perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) pada tanggal 15 Maret 2012 kemarin. Selain ‘Banjir Tanpa Libur’, diputar juga lima video akumassa lain yaitu ‘Blora diujung Depok’ (Suburbia, Depok), ‘Men at Work’ (Forum Lenteng, Lenteng Agung), ‘ Tepian Sungai Ciujung’ (Saidjah Forum, Lebak), ‘Apel Malam’ (Komunitas Djuanda, Ciputat), dan ‘Negosiasi di Atas Air’ (Gardu Unik, Cirebon). Keenam video tersebut adalah hasil karya kolaborasi yang dilakukan oleh komunitas dampingan dalam workshop akumassa yang difasilitasi oleh Forum Lenteng untuk mengangkat isu lokal di daerah-daerah tersebut.
Berpasang-pasang mata di ruang gelap itu memusatkan pandangannya pada satu titik visual yang memutarkan rekaman video tentang banjir Kali Krukut. Semua terpaku pada audio yang bergema dan visual yang terputar di layar. ‘Banjir Tanpa Libur’ yang berdurasi 20 menit 41 detik ini menjadi video pembuka di acara Pekan Raya Perfilma 2012 yang diadakan di lantai dasar Gedung B, perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) pada tanggal 15 Maret 2012 kemarin. Selain ‘Banjir Tanpa Libur’, diputar juga lima video akumassa lain yaitu ‘Blora diujung Depok’ (Suburbia, Depok), ‘Men at Work’ (Forum Lenteng, Lenteng Agung), ‘ Tepian Sungai Ciujung’ (Saidjah Forum, Lebak), ‘Apel Malam’ (Komunitas Djuanda, Ciputat), dan ‘Negosiasi di Atas Air’ (Gardu Unik, Cirebon). Keenam video tersebut adalah hasil karya kolaborasi yang dilakukan oleh komunitas dampingan dalam workshop akumassa yang difasilitasi oleh Forum Lenteng untuk mengangkat isu lokal di daerah-daerah tersebut.
Ini adalah kali kedua Suburbia bertandang ke kampus kuning di bilangan Depok, kali ini untuk memenuhi undangan dari Perfilma (salah satu badan otonom di FHUI) yaitu memutar video produksi akumassa yang diadakan di hari keempat pekan raya tersebut. Acara dimulai pukul 13.00 sampai dengan pukul 16.00. Selain Suburbia, tamu undangan lain adalah the Cleansound, yaitu komunitas yang eksis melalui film-film pendek yang umumnya menceritakan keseharian seorang mahasiswa yang dikemas dengan humor. Jika video akumassa mengusung isu lokal kedaerahan pada dokumenternya, maka lain lagi dengan video produksi the Cleansound yang mengusung tentang keseharian mahasiswa dengan bumbu-bumbu humornya.
Durasi 90 menit untuk video akumassa terhabiskan, tepuk tangan bergema sebagai bentuk apresiasi penonton. Lulus Gita Samudra maju sebagai perwakilan Suburbia untuk memperkenalkan akumassa kepada hadirin. Sayangnya pada acara tersebut tidak diadakan dialog seputar isi video, sehingga kami tidak dapat melihat lebih dalam respon penonton terhadap video-video akumassa yang baru diputar. Namun setidaknya, kami berharap penonton dapat menangkap isu lokal yang disuguhkan dari video-video tersebut.
Acara ditutup dengan foto bersama antara Suburbia, the Cleansound dan pihak panitia Perfilma. Lalu, Dian Komala mewakili Suburbia maju ke depan untuk menerima sertifikat dari Perfilma. Aku, Zikri, Lulus dan Dian merasa bangga karena akumassa khususnya Suburbia makin melebarkan jaringan pertemanan dengan komunitas-komunitas kreatif di instansi pendidikan tersebut di antaranya Perfilma. Setelah sebelumnya mengadakan pemutaran dengan Lensamassa dan kini tengah mengerjakan proyek kolaborasi dengan komunitas FIKTIF UI.
sayang ga ada diskusi ya yang bisa ngukur apresiasi. anyway. congrats!
sayang video Komunitas Pasir Putih gak di putar
poto propil si jayu kaya bintang pelem 90an ya
jayu julie