Cirebon, 28 Desember 2008
Aku adalah observer di workshop Akumassa yang dilakukan kawan-kawan dari Gardu Unik dan Forum Lenteng. Sebenarnya aku ingin mengikuti workshop ini secara keseluruhan, namun aktivitas sebagai penjaga sekolah di SD Negeri Nusantara Jaya, Kecamatan Harjamukti telah menyita sebagian waktuku.Entah jam berapa, kira-kira sehabis sholat Isya, aku berangkat naik vespa untuk mendengarkan pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman. Aku membawa kamera dan mengambil gambar pada saat tamu belum banyak yang datang. Desie ada di halaman keraton, menjaga kamera yang satunya sebelum kawan-kawan yang lain tiba. Ia tidak mengambil gambar. Hanya mengamati para pengunjung yang ingin melihat dan mendengarkan Babad Cirebon. Kemudian aku menemui Cepy (suami Ratu Arimbi) yang menjadi humas Keraton Kanoman untuk menanyakan apakah bisa mengambil gambar dari dekat? Cepy pun mengizinkannya asal tidak mengganggu upacara, para tamu, dan pengunjung lainnya, begitu pesannya. Aku pun mengambil gambar para tamu yang akan masuk ke dalam keraton, dari depan dan dari arah samping.
Pada saat pejabat masuk, aku mengambil gambarnya dari jauh. Kemudian Sultan, Patih dan sejumlah kerabat keraton masuk ke dalam Witana, tempat pembacaan Babad Cirebon. Witana merupakan bangunan pertama yang didirikan di Kota Cirebon lewat proses pembabatan alang-alang pada tahun 1445 M. Witana berasal dari kata awit dan ana artinya “yang pertama ada”. Dalam Babad Cirebon tertulis, Witana dibangun oleh Pangeran Cakrabuana bersama 52 orang yang berbeda suku bangsa dan agama.
Aku merasa tak kalah dengan para wartawan yang datang meliput berita yang mengambil gambar tidak begitu jauh dari tempat duduk tamu kehormatan. Upacara pembacaan Babad Cirebon dimulai dengan sambutan Sultan Kanoman, Pangeran Raja Muhammad Emirudin dan sambutan oleh Subardi, Walikota Cirebon. Dalam kesempatan ini Pak Walikota mengajak seluruh warga Cirebon untuk memegang amanah yang diberikan para sesepuh dahulu. Beliau juga menyeru untuk mempertahankan ciri khas dan membangun jati diri Kota Cirebon. Pembacaan Babad Cirebon diawali dengan pembacaan doa. Aku masih ada di posisi kiri dan menyiapkan gulungan kabel listrik agar baterainya tidak cepat habis.
Ternyata Babad Cirebon dibacakan dengan bahasa Cirebon kuno yang biasa digunakan oleh keturunan sultan dan beberapa Abdi Dalam. Isinya adalah sejarah Kota Cirebon dan kisah pendiri Keraton Kanoman, walau ada beberapa diantaranya menceritakan Keraton Kesepuhan dan Keraton Kacirebonan. Tertulis juga kisah para tokoh agama Islam yang ada di Cirebon dan silsilah dari keturunan Raja, Sultan, Pangeran dan Panglima. Babad Cirebon dibacakan oleh Pangeran Kumisi. Beberapa lilin berukuran besar dan kepulan asap kemenyan membuat suasana sangat sakral dan ruang penuh dengan aura magis. Pembacaan Babad Cirebon ini dibacakan setiap tanggal 1 Muharram dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah sekaligus memperingati HUT Cirebon yang ke-639.
Setelah pembacaan selesai, dibacakan doa penutup tanpa ada sambutan dari tokoh agama, kerabat keraton dan para pejabat. Bahkan beberapa diantaranya terlihat pulang lebih dulu. Terlihat beberapa pejabat penting mengucapkan selamat kepada Sultan, Pangeran dan para kerabat Keraton. Tak lama kemudian, Pangeran meninggalkan Keraton didampingi ibunya. Di pendopo masih terlihat Sultan berbincang-bincang dengan para pejabat, tokoh masyarakat dan para pengunjung. Aku melihat para wartawan melakukan wawancara dengan pejabat. Setelah itu aku pulang.
SALUUUT….!!
Sugiana!!Engkau menjadi juru jaga sekolah idolaku…
Keinginan kau yang kuat, membuat aku termehek-mehek…
‘Sing penting tertib….(selanjutnya kau sudah tahu)”
Tetap semangat kawan!!!Dunia membutuhkanmu. Apalagi SD Nusantara Jaya Cirebon…
mas..nyuwun sewu..kuq babad tanah cirebon gx di tulis mendetail c..
Mas, kalo punya silsilah keluarga besar keraton Cirebon, kirimin saya ya? Matur Suwun… (boy.karim@yahoo.com)
Isun sebagai wong Cerbon asli…salut kpada pengurus keraton kesepuhan..mga terus dilestarikan..
Subhanalloh.. Walhamdulillah.. Selanjutnya kami mohon untuk orang cirebon di perantauan juga segera memberikan bantuan materil untuk menjaga bangunan bersejarah kota cirebon agar tidak rusak oleh tangan-tangan jahil. Terima kasih.
mas aku ini asli putra cirebon yg sekarang ini aku tinggal di ds tegalgubug aku ingin sekali cerita cirebon komplit termasuk asal-usul desa tegalgubug atas perhatianya segenap poro sepuh kula aturaken matur kesuwun
mas aku mau tau donk,kalo cari bukunya babad tanah cirebon dimana.trus harganya berapa tolong ya
narimo ing pandum,ngarekso ing karep.tu penting jadi perpikir lebi maju tapi berbudaya,wong kita tinggal menjaga dan nerusin aj kok napa susahnya,coba wat yg laen yg gak punya nilai kebudayaan yang tinggi meraka merasa pingin punya kok