Ditemani oleh Muhammad Sibawaihi (Direktur Program pasirputih), Muhammad Gozali (Direktur pasirputih) dan Manshur Zikri (Forum Lenteng), Pak Kongso bertukar pikiran tentang krisis pengarsipan yang dialami oleh institusi seni yang ada di Lombok Utara. Manshur Zikri kemudian berbagi pengalaman kawan-kawan di Forum Lenteng tentang cara pengelolaan arsip yang sederhana dengan perangkat digital. Tampak bahwa Pak Kongso sangat tertarik dengan hal itu.
Selain itu, Bujangan Urban dan Sulung Widya Prasastyo (dua orang partisipan akumassa Chronicle) kemudian turut serta dalam perbincangan. Bujangan Urban kemudian menceritakan kepada Pak Kongso tentang konsep karya grafiti yang telah dibuatnya di Bangsal. “Bagaimana kita melihat diri sendiri,” terang Bujangan Urban. “Mulai dari hal yang kecil dan personal tapi berdampak besar.”
Yang berlangsung di komunitas Pasir Putih saat ini merupakan loncatan kesadaran, kreativitas memang harus dimulai dari pemahaman sekaligus kepeduian ruang sosial. ini proses “pendidikan” penting yang mesti menyebar pada kommunitas lain di Lombok. Kegiatan kebudayaan tak bermakna tanpa didahului pemahaman dan kesadaran sosial. Kesungguhan teman-teman dari Forum Lenteng, setelah saya ngobrol dengan Manshur Zikri, berperan penting mendorong apa yang akan berlangsung ke depan. Semangat teman-teman Pasir Putih, juga dari Surabaya, Jogja, jatiwangi dan Jakarta, memang luar biasa. Memang demikian seharusnya.
Terima kasih atas dukungannya, Pak Kongso. Tentu kegiatan ini akan menjadi maksimal karena kontribusi dari kawan-kawan semua. 🙂