Jurnal Kecamatan: Rangkasbitung Kota/Kabupaten: Lebak Provinsi: Banten

Pabrik Minyak yang Kini Jadi Rabinza (Rangkasbitung Indah Plaza)

Parbik Minyak
Avatar
Written by Fuad Fauji

Hanya foto ini kenangan dari pabrik minyak jaman kolonial dulu, sekarang sudah rata dan di bangun Rabinza (Rangkasbitung Indah Plaza).

pabrik-minyak-inside_02

Pabrik Minyak

pabrik-minyak-inside_04

Pabrik Minyak

pabrik-minyak-inside_05

Pabrik Minyak

pict0019

Persimpangan kereta api di Jalan Kimaklum.

Rabinza (Rangkasbitung Indah Plaza)

Rabinza (Rangkasbitung Indah Plaza).

About the author

Avatar

Fuad Fauji

Dilahirkan di Lebak, 10 Maret 1983. Fuad Fauji menetap di Forum Lenteng Jakarta sebagai periset dan penulis seni rupa. Tahun 2005 ia dan kawan-kawan lainnya terlibat mendirikan komunitas Saidjah. Kerja video pertamanya adalah “Saidjah Project”, 2005. Pada tahun 2007 akhir, ia mendapatkan gelar S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, konsentrasi Jurnalistik. Film fiksi pertamanya “Maria”, hasil project workshop Cerpen ke Filem yang diadakan Forum Lenteng, 2008. Dia dibesarkan oleh keluarga yang sederhana. Kedua orang tuanya petani musiman di Leuwidamar. Kadang bertani kadang tidak. Ayahnya telah meninggal bersamaan dengan kerja residensi pertamanya di Tanjung Priuk tahun 2009. Terlibat dalam produksi teks dan video dokumenter di akumassa. Sejak tahun 2010 hingga sekarang ia bekerja dengan Dewan Kesenian Jakarta sebagai peneliti kritik seni rupa Indonesia. Bersama program akumassa dan Saidjah Forum, karya-karyanya telah diputar di berbagai perhelatan filem dan seni rupa, antara lain; Festival Film Dokumenter ke-9 (2009); The Loss of The Real, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung (2010); Decompression #10, Expanding Space and Public, ruangrupa, Galeri Nasional Indonesia – Jakarta (2010); The Decade of Reformation: Indonesian Film/Video, Artsonje Arthall, Korea Selatan; 24 Edition Images Festival, Toronto Free Gallery, Kanada; Selametan Digital, Langgeng Art Foundation, Yogyakarta (2011); Entre Utopia y Distopia-Palestra Asia di Museo Universitario Arte Contemporaneo, Meksiko (2011).

9 Comments

  • perubahan itu semua sangat merata. kalo saya boleh ‘bitjara’, apa pun implementasi dari sesuatu yang namanya kenangan harus tetap ada agar menjadi motivasi positif…jadi, jangan biarkan kenanganmu hilang kawan…semua perkembangan itu, manusiawi adanya….ajo bitjara,kawan!!!

  • wktu kecil aku sering bermain d halaman pabrik minyak ini,melihat2 kopra yg sedang d jemur..kebetulan rumahku persis d sebrang pabrik…dulu masih berjejer rumah2 jaman dahulu yg terlihat kokoh dan unik(menurutku) jalanan memang msh sepi kendaraan…sebetul’y sayang sekali bangunan2 tua itu harus tergusur oleh perkembangan jaman…dan yg paling aku kangenin adalah bunyi sirene dari dalam pabrik yg selalu menjadi tanda berbuka puasa dan sahur ketika ramadhan…kalo bisa ingin sekali aku mendengar lagi sirine itu d bulan ramadhan…dimanakah sirine itu di simpan??

  • sayang banget kenangan aku waktu kecil di rampas begitu saja karena perkembangan zaman…
    padahal aku dulu suka maen di halaman pabrik minyak,,,
    seru banget maen disana karena… suasananya yang tempo dulu,,,

  • Aku dulu>>sering maen dilingkungan sekitar pabrik juga…tapi sekarang cukup kaget juga sih udh berubah menjadi Rabinza.
    sebenarnya bukan itu juga sih bapak ku juga salah satu karyawan disana pabrik minyak…ya banyak juga kenangannya apalagi waktu kecil aku sering dibawa ketempat kerjanya
    selain melihat kopra juga banyak melihat mesin besar untuk buat minyak kelapa
    kadang cukup terharu juga sih dengan keadaan sekarang…

  • saya bangga rangkasbitung mengalami kemajuan , tapi seharusnya dengan perencanaan planologi yang matang pengairan yang matang, peruntukan taman yang lebih banyak di beberapa sudut kota, bupati harus berani membuat pemukiman menjadikan taman kota dan pedagang kaki lima yang tetunya harus tertib, terima kasih

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.