Ismal sendiri berencana mengundang tokoh-tokoh yang telah ia datangi untuk duduk bersama pada tanggal 12 Februari . Ismal akan mempresentasikan draf wasiat yang ia susun berdasarkan hasil diskusi-diskusi yang telah dia lakukan selama ini, di mana para tokoh-tokoh itu nantinya akan dapat memberikan masukan. Pada pertemuan itu pula nantinya akan disepakati dan diputuskan bentuk dan isi dokumen wasiat tersebut, sekaligus berita acara tentang pembuatan wasiat tersebut. Setelah itu, barulah Ismal akan mulai merancang bentuk eksekusi pembuatan monumen atau museum yang akan menjadi tempat peletakan wasiat tersebut.
Ide Ismal tentang “museum wasiat” itu terinspirasi dari filosofi di Lombok, yakni sasaq yang dapat diartikan “satu” dan “teguh”, sedangkan Lombok yang dapat diartikan “lurus”, “jalan yang lurus” atau “jujur”. Berdasarkan observasinya, Pemenang memiliki garis lurus imajiner yang menghubungkan satu titik di bukit Tebango Bolot dengan Pelabuhan Bangsal.
Ide yang sangat menarik, Ismal! #asyek