Disaat lampu-lampu kota mulai bersinar menggantikan matahari yang terbenam, lampu-lampu mobil yang mulai menyala di gelapnya malam, ternyata tidak mematahkan semangat para aktivis dalam mengevaluasi 100 hari kinerja Pemerintahan SBY-Boediono.
Begitu banyak elemen, LSM, bahkan rakyat ikut berunjuk rasa mulai dari kemarin dan akan terus menyuarakan gerakan-gerakan yang menuntut pemerintahan yang jujur dan adil. Begitu pun sejumlah aktivis membawa lilin untuk memperingati hilangnya 13 aktivis 12 tahun lalu (periode 1997-1998) yang digelar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (31/1).
Ikohi, Kontras dan KBRD menuntut kepada pemerintah agar membentuk Tim Pencarian Aktivis untuk segera melakukan pencarian terhadap 13 aktivis tersebut.
Telah 12 tahun keluarga korban hidup dalam penantian panjang yang seringkali menyakitkan, pasalnya mereka hanya bisa berharap cemas akan nasib keluarga mereka yang belum juga diketahui rimbanya.
Bertepatan dengan kinerja 100 hari pemerintahan SBY-Boediono mereka memperingati pemerintah mengenai apa yang telah terjadi 12 tahun silam serta menuntut Presiden membentuk Tim Pencarian Aktivis yang masih hilang, menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) sebagai bukti bahwa Presiden benar-benar ingin menuntaskan serta mendukung gerakan Tim tersebut, dan yang terakhir mereka meminta adanya rehabilitasi dan kompensasi kepada keluarga korban tanpa harus menunggu keputusan pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM).
gerakan yang masih hidup tidak sebatas ini..