Kisah ini membingkai aktivitas ekonomi di pasar kanoman yang sangat sibuk. Karena sirkulasi padat pasar tersebut, keraton Kanoman seperti terabaikan dari masyarakat. Lalu–lalang kendaraan yang ada di sekitar pasar, menambah kebisingan suasana pasar. Pasar Kanoman menyediakan kebutuhan pangan masyarakat di kota Cirebon seperti, sayur-mayur, rempah-rempah, daging, ikan dan terutama sembako. banyak juga selain bahan pokok yang dijual disana seperti, bunga rampai dan barang-barang antik. Terlihat pembeli yang berdatangan untuk membeli dagé (oncom), bumbu-bumbuan seperti bawang, daun salam dan daun sereh.
Konstruksi bangunan pasar Kanoman terdiri dari dua blok pasar yang masing-masing memiliki dua lantai. Secara keseluruhan, lantai satu menjadi tempat penjualan kebutuhan pangan. Sedangkan, lantai atas menyediakan kebutuhan sandang dan kebutuhan lainnya. Karena faktor kepadatan, tidak jarang pedagang berjualan di tepian tangga. Dari lantai dua, pasar Kanoman terlihat keraton Kanoman yang tampak sepi.
Tim akumassa Cirebon
ajo bitjara!!
dan temukan esensialnya
Setelah menonton videonya
Saya tidak melihat keberadaan pasar Kanoman ini letaknya bersebelahan dengan Keraton Kanoman.
Dan dialog massa yang terjadi tidak ada informasi yang didapat kalau keramaian Kanoman membuat Keraton Terasing dari masyarakat. Jika mengikuti jalur sirkulasi dari gambar yang diambil yang tidak ada cut to cut nya saya merasa pusing. Apakah aku mediumnya sedang mabuk atau karena baru bangun tidur dan langsung pergi ke pasar.
Dalam video akumassa memang akan memusingkan kalo kita membebani kepala kita dengan informasi-informasi standar yang selama ini kita terima dari tv, koran, film holiwood dan lain2. Jadi, sesuatu yang mungkin dengan pendekatan “agak berbeda” terasa asing dan memusingkan. Memang ini butuh keterbukaan pikiran untuk melihatnya. Sering orang2 yang sudah merasa “pintar” di dunia ini terjebak dalam perspektif yang buta. Dari pengalaman; lebih beruntung kalo orang-orang biasa yang menonton…karena mereka lebih apresiatif dan terlibat dengan pengalaman-pengalaman massa yang ada dalam video itu. Video akumassa tidak untuk mendominasi kebenaran visual, tapi membagi pengalaman “berbeda” tenang isu-isu lokal dengan “kemasan” yang berbeda pula. Salam Hafiz