Dari semua partisipan lima orang merupakan anggota aktif dari komunitas Gardu Unik Cirebon. Dua di antaranya merupakan pengurus Sinau yang merupakan divisi pendidikan Gardu Unik, yaitu Iskandar (Abeng) yang sejak tahun 1998 akhir aktif di Gedung Kesenian Nyi Mas Rara Santang Cirebon. Ia salah seorang pendiri komunitas Gardu Unik yang kini menjadi koordinator divisi seni rupa, Gardu Unik. Mengajar seni rupa di beberapa Taman Kanak-Kanak di Cirebon sejak tahun 2001 hingga kini. Pengajar seni lukis di Rumah Belajar Evakuasi Cirebon sejak tahun 2008. Beberapa kali menjadi juri lomba gambar dan mewarnai untuk kalangan anak-anak sejak tahun 2004 hingga sekarang. Terakhir menjadi juri melukis pot keramik di Open House sekolah Putra Nirmala tahun 2008. Aktif berkarya baik berupa pameran seni rupa ataupun seni pertunjukan teater dan musik. Syaiful Anwar (Ipul) seorang pengajar kesenian (seni musik) di Taman Kanak-Kanak Al Irsyad dan institusi sosial Rumah Zakat. Sejak tahun 2000 hingga sekarang terlibat dalam beberapa pementasan musik baik bersama Komunitas Gardu Unik, Sanggar Dede Nono Rukmana (DNR) Kuningan, dan Cek Art Percussion Cirebon.
Tiga dari anggota Gardu Unik yang lain merupakan pengurus Engklek, divisi Riset dan Dokumentasi (Penelitian dan Pengembangan) yang juga aktif berkarya menggunakan video, desain grafis (seni digital), dan seni media baru. Bayu Alfian (bayu) merupakan pengajar desain grafis di Taman Kanak-Kanak Islam Darul Hikam. Di tahun 2007, ia salah satu peserta workshop yang diadakan oleh ruangrupa, OK. VIDEO MILITIA– 3rd Jakarta International Video Festival 2007 di Cirebon yang karyanya kemudian dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Bermain musik klasik karena menyukai karya-karya Ludwig Van Beethoven. Berkreasi dengan medium kartun dan membuat Studio Kartoen Bitjara di kamar yang sederhana. Ia juga koordinator divisi riset dan dokumentasi Gardu Unik yang diberi nama Engklek.
Yahya Malik (Malik) seorang mahasiswa semester tiga Universitas Tujuh belas Agustus, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Administrasi Negara yang mendapat beasiswa gratis kuliah untuk tahun ini (selama satu tahun). Pernah memberi kursus seni lukis untuk anak-anak di Taman Kanak-Kanak Al Irsyad, Sekolah Dasar Nusantara, Sekolah Dasar Al Irsyad di tahun 2007. Selain menjadi pengajar, ia juga bergiat dalam bidang seni pertunjukan (performance dan seni teater). Sebelum menjadi mahasiswa, ia pernah bekerja sebagai tukang ojek payung, penjual koran, pengamen di lampu merah Terminal Harjamukti, broker jangkrik, dan masih sederet lagi kerja serabutan yang pernah digelutinya. Di tahun 2007 ia juga berpameran video pada OK. VIDEO MILITIA – 3rd Jakarta International Video Festival 2007 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, sebagai salah satu karya rangkai workshop yang diadakan oleh ruangrupa, Jakarta. Diki Septiadi seorang mahasiswa semester lima sekolah tinggi Web Informatika Teknologi, jurusan Desain Komunikasi Visual. Di tahun 2007 ia pernah terlibat dalam produksi iklan layanan Masyarakat tentang Diare.
Dua orang partisipan perempuan memiliki kegiatan yang berbeda dari enam partisipan lainnya. Desie Bayu Raraningrum (Desi), ia lahir 29 Desember 1988 di Cirebon. Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Cirebon, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi semester 1. Aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa, Computer Mania Club (CMC). Semasa sekolah menengah umum ia aktif di kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan menjadi jurnalis buletin sekolah, Optimis. Tri Astiyani Saputri (Putri) semasa sekolah menjadi anggota Paduan Suara Teater di Sekolah Menengah Umum Widya Utama, Cirebon. Kegiatannya pada seni musik itu kemudian dikembangkannya hingga sekarang sebagai seorang vokalis sebuah grup musik yang membawakan lagu-lagu Top Forty.
Dua orang partisipan lain, yang berasal dari Jakarta, merupakan anggota aktif Forum Lenteng. Riezky Andhika Pradana (Kikies) seorang mantan jurnalis majalah anak-anak Ananda semasa kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Komunikasi jurusan Jurnalistik. Ia lulus di tahun 2005 yang kemudian memfokuskan diri terlibat dalam rangka kegiatan yang diadakan oleh Forum Lenteng. Salah satu karya videonya Balada Hari Raya yang merupakan salah satu karya dari proyek Cerpen Untuk Filem masuk nominasi kategori filem pendek Konfiden 2007. Selain membuat karya-karya video, sejak sekolah hingga kini aktif bermain musik blues. Sebelum mengikuti rangkaian workshop di Cirebon, ia sempat berdagang kambing untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta terhadap hewan kurban di Hari Raya Idul Adha. Mahardika Yudha (Diki). Salah seorang pendiri Forum Lenteng. Bekerja di Forum Lenteng sebagai Koordinator Penelitian dan Pengembangan. Di tahun 2003-2005 ia juga bekerja sebagai buruh pabrik di perusahaan perakitan mobil di Jakarta. Ia aktif membuat karya-karya video.
Workshop yang akan diadakan selama sebulan ini melibatkan sembilan orang partisipan dari dua kota yang juga akan melibatkan Niko Permadi (Nico Broer) selaku ketua dari komunitas Gardu Unik. Ia yang mengatur semua kegiatan yang dilakukan oleh Gardu Unik selama tiga tahun ini. Ia juga seorang buruh pabrik semen yang telah bekerja lebih dari sepuluh tahun. Setiap hari Jumat, ia mengajar seni pertunjukan di Sekolah Menengah Umum Muhammadiyah yang diberi nama Teater Gotrok. Di tahun 1999 ia membentuk grup musik DOS 99 asuhan Departemen Penerangan yang kemudian di tahun 2000 dibentuk Gardu Musik yang terakhir kali menggelar pertunjukan seni musik balada etnik Cirebon di tahun 2005. Ia juga kurator Festival Jaga Kali, sebuah festival tahunan yang merespon lingkungan, yang diadakan pertama kali di tahun 2007.
semoga kalian sehat sejahtera teman!!!
bayu…
mukenye biasa aja dunk….serius gitu!!!
Tri..
kamu kayak orang cina ya..
btw kamu punya nama cina juga nggak?
sebelum nama “Tri Astiyani Saputri”
kayak Sugirhati Halim yang ada difilm 9808