Padangpanjang, Sumatera Barat

Basecamp Sarueh Punya Sejarah Panjang Bagi Keluargaku

Basecamp Komunitas Sarueh terletak di Jalan Bahder Johan No. 30 Kecamatan Guguk Malintang, Padang Panjang, Sumatera Barat. Bersebelahan dengan gerbang samping sebelah barat kampus ISI Padang Panjang. Rumah tersebut memiliki sejarah yang panjang bagi keluargaku.  Dulunya rumah tersebut merupakan rumah pondok atau gubuk kecil pada jaman penjajahan Belanda. Untuk membangun rumah yang utuh dan bagus, generasi terdahulu keluargaku yang tinggal di gubuk tersebut mengumpulkan sejumlah uang, tak banyak tapi cukup untuk membeli sebuah kayu atau perkayuan yang utuh (tonggak tuo). Sambil menunggu perlengkapan yang dibutuhkan untuk pembuatan rumah tersebut terkumpul, kayu –kayu tersebut dibenamkanlah ke sebuah rawa atau bancah (lumpur) supaya kayu tersebut tidak lapuk.

Basecamp Sarueh

Basecamp Sarueh

Setelah perlengkapan rumah tersebut terkumpul, para anggota keluarga dan sanak famili dari keluarga laki–laki kemudian bergotong royong mendirikan sebuah rumah yang telah direncanakan tersebut.  Rumah itu diberi dinding papan dan beratapkan seng. Di dalamnya terdapat 3 buah kamar dan ruang keluarga beserta dapur ,yang pada saat itu masih memakai kayu sebagai bahan perapian untuk memasak (tungku). Di sanalah tinggal 2 kepala keluargaku yang turun-temurun hingga lima keturunan, dari nenek buyut hingga ibuku.

Kegiatan yang berlangsung di basecamp Komunitas Sarueh

Kegiatan yang berlangsung di basecamp Komunitas Sarueh

Pada tahun 1984 rumah tersebut terbakar. Tepatnya pada hari Minggu. Penyebeab kebakaran adalah letak tempat memasak (tungku) dan peletakan kayu (pagu) sangat dekat jaraknya dengan kayu untuk perapian, atau tepat berada di atas tempat perapian untuk memasak. Sewaktu memasak, kayu yang berada di atas tadi telah kering dan disambar oleh api  hingga terjadi kebakaran.

Setelah kejadian itu, dibangunlah sebuah rumah papan yang di sebut dengan ‘rumah susun siriah’ oleh kakekku, letaknya persis di samping rumah yang terbakar tersebut. Pembangunan rumah tak terlepas dari bantuan masyarakat sekitar. Rumah itu kemudian ditempati oleh satu keluarga, sedangkan keluarga yang satu lagi mendirikan rumah di tempat lain.

Membersihkan halaman rumah

Membersihkan halaman rumah

Rumah tersebut dulunya dimiliki oleh nenekku yang tinggal dengan 2 orang cucunya,  yaitu aku dan Roni Gandang atau Pak Kos. Kemudian setelah nenek meninggal dunia karena sakit, rumah tersebut dihuni oleh Roni Gandang, sedangkan aku pindah ke rumah orang tuaku di Padang.

Karena rumah tersebut hanya ditempati oleh satu orang saja, keadaannya pun jadi tidak terawat. Aku sebagai anggota Komunitas Sarueh, menyarankan rumah tersebut dijadikan basecamp untuk melakukan kegiatan Komunitas Sarueh,tepatnya sejak  Oktober 2009 . Teman–teman pun sepakat untuk menyewa kepada pemilik rumah dan mulai membenahi, membersihkan, serta menjadikannya basecamp tetap untuk melakukan kegiatan belajar di Sarueh hingga saat ini. Mulanya basecamp dihuni oleh beberapa orang anggota Sarueh yaitu Ari, David dan Robert. Tetapi setahun setelah itu mereka pun pindah untuk tinggal di tempat kos, terpisah dari Sarueh.

Basecamp sedang mengalami perbaikan

Basecamp sedang mengalami proses renovasi

Saat ini basecamp sedang dalam proses renovasi oleh kami, para anggota Komunitas Sarueh. Di rumah ini akan dibuat sebuah ruang perpustakaan dan ruang menonton. Dua buah kamar yang terletak di bagian depan kami jadikan satu ruang saja, kemudian dindingnya kami lapisi dengan koran. Aku sebagai cucu penerus rumah ini tidak ingin rumah nenek dan keluarga saya yang telah turun-temurun menjadi tidak berguna atau disia-siakan. Untungnya teman-teman Sarueh setuju menjadikan rumah ini sebagai basecamp. Perawatan rumah pun sepenuhnya diserahkan oleh orangtua saya kepada Sarueh dengan sistim sewa. Dan kami para anggota Sarueh pun sangat bersyukur bisa mendapatkan basecamp yang dekat dengan kampus. Setelah setahun berkumpul di sini, beragam cerita suka dan duka mengiringi kami. Dari mulai proses workshop akumassa hingga project docuroom saat ini, rumah tua ini telah menjadi saksi dari aktifitas kami.

Proses renovasi yang dilakukan secara gotong royong

Proses renovasi yang dilakukan secara gotong royong

Semoga untuk saat ini hingga seterusnya rumah ini tetap mencatat sejarah untuk kami, seperti sejarah panjang keluargaku dahulu.

About the author

Avatar

Fadly Nasrul

Dilahirkan pada tanggal 16 Maret. Ia tinggal di Padangpanjang dan kuliah di ISI Padangpanjang jurusan Televisi dan Filem. Ia juga aktif di komunitas Sarueh.

6 Comments

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.