Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Bapak Tukang Parkir Pasar Kopro

Walaupun usianya tidak muda lagi, lelaki tua yang biasa dipanggil babe itu tetap semangat menjaga deretan motor yang berjejer di belakang Pasar Kopro Tanjung Duren, Jakarta Barat. Sejak tahun 1988, dia menjadi tukang parkir di pasar tersebut. Dia bersemangat dalam menjalani pekerjaannya untuk menghidupi anak dan isterinya sehari-hari walaupun hujan dan panas terik.

img_5843

Saya bertanya pada warga, apakah tidak ada keluarga yang membantunya? namun warga mengatakan bahwa anaknya malah meminta uang dari babe tukang parkir itu. Padahal anaknya sudah berumah tangga, apa dia tidak malu pada isterinya?

Saya mengenal babe tukang parkir itu saat masih kecil. ketika sedang menonton kuda lumping didekat lahan parkirannya, kaki saya terkena knalpot motor yang panas sekali. Saya pun diatarkan pulang kerumah olehnya. kebetulan rumahku tepat disamping pasar itu.

img_5845

Bapak yang kira-kira berumur 70 tahun itu tinggal di Jalan Duri Kepa. Dia biasa markir jam 5 pagi sampai jam 6 sore. Kata warga sekitar, sebelumnya ia adalah seorang tukang becak. Karena becak sudah dilarang beroperasi di Jakarta, akhirnya ia mencari pekerjaan di Pasar Kopro dan menjadi tukang parkir. Babe pernah mendapatkan uang sebesar satu juta rupiah dalam acara tuan takur di TPI yang datang ke Pasar Kopro.

Ia tidak dimintai setoran oleh kepala pasar. Saya bertanya kepada kepala pasar, kenapa babe tidak ditarik setoran harian. Kepala Pasar berkata: “Nggak apa-apa, lagi pula sih babe hanya markirin motor, sepeda dan mobil-mobil yang belanja di Ramayana yang sudah mempunyai karcis”. Tapi, walaupun mobil itu sudah mempunyai karcis, para pengendara suka memberi uang kepadanya sebesar seribu hingga dua ribu rupiah.

img_5847

Dalam melakukan pekerjaan diusia tuanya itu, ia tetap semangat dan tak pernah mengeluh sedikit pun, padahal lahan parkirnya berada di dekat truk pengangkut sampah yang pembuangannya dilakukan seminggu sekali. Saya masih tetap bingung, apakah anaknya tidak malu untuk meminta uang ke babe tukang parkir itu? Saya sangat malu jika sudah berkeluarga namun masih meminta uang ke orangtua. Apa kata anaknya nanti jika mengetahui, apa tidak malu sebagai kepala rumah tangga masih minta uang ke orang tuanya?

img_5854

Babe terkadang suka diberi uang lebih dari mobil truk sampah. Setiap pagi, ia biasa ngopi dan menghisap rokok di warung dekat pasar. Setelah itu, ia berjalan ke atas pasar untuk membantu mengikat sayur-sayuran dan menaruhnya ke dalam karung untuk dijual. Selesai itu, ia langsung memarkir mobil-mobil yang membawa sayur-sayuran. Kemudian memarkir mobil truk sampah, mengatur motor dan sepeda yang baru datang membeli sayur-sayuran. Siang harinya lelaki tua itu suka becanda dengan karyawan-karyawan Ramayana. Sambil tertawa-tawa ia memarkir mobil yang mau keluar dari Pasar Kopro. Walau jalannya sedikit bongkok, dia tetap gesit. Babe selalu tersenyum sehari-harinya. Kelihatannya dia sangat senang sekali dengan kesehariannya. Setiap adzan berkumandang, dia selalu shalat di masjid Al-Isro yang terletak di depan Pasar Kopro.


About the author

Avatar

Hamdani Mutiara Tanjung

Dilahrikan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 1988. Selama ini, ia giat dalam berkontribusi di Bengkel Kawan.

8 Comments

  • cukup lumayan menyentuh tuh tulisanya, tp mgnkn babeh itu salah satu dr jutaan babeh-babeh yg ada di negara kita. salam.

  • nerusin comment diatas,
    “salah satu dari babeh-babeh di negara kita…”
    serba salah ya orang2 seperti babeh
    ditiadakan agar tertib, tapi mau kerja apalagi dia
    dibiarkan, jadi tambah banyak..

    hehe. so tau saya.. :p

  • setuju..
    apa yang yang dibilang kakanda Rob “babeh itu salah satu dr jutaan babeh-babeh yg ada di negara kita” tapi setidaknya ini bisa menjadi refleksi untuk kita sebagai generasi muda, supaya di masa depan nanti kita tidak menjadi babeh-babeh yang hidup dengan pilihan antara iya atau tidak.

    insyaAllah..
    a..m..i..n

  • Luar biasa…
    itu ungkapan saya untuk melukiskan potret fenomena sosial disekitar kita yg terkadang terabaikan.
    Tp apa yang salah dr semua realitas ini? inilah kehidupan, harus keras, pedas dan penuh cobaan.
    Si Babeh telah mendapatkan kenaikan kelas dan tingkatan tersendiri dalam hidupnya untuk sebuah kata kebahagiaan, sebuah kata yg mungkin tidak “KITA” dapatkan.

    Ambil yg baik, yg baik diambil

  • menyentuh….hidup yg penuh semangat di kota yg kejam ini …..lanjutkan de dani doa bang thoge di sisimu…..

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.