Artinya, bisa jadi pagi nanti abu sudah mencapai wilayah tempat tinggal kami. Seorang teman yang juga tinggal di pinggiran berkata ngalor-ngidul, ”Berharap aja malam ini di Bogor hujan… jadi abu gak perlu nyampe sini…,” ungkapan itu terdengar seperti doa yang salah bagi kami, entah kenapa.
Kami merasa tak apalah abu Merapi sampai ke sini, Jakarta, Bandung, Bogor dan banyak lagi kota lainnya. Agar kita juga sedikit banyak merasakan ketidaknyamanan akibat meletusnya Merapi. Sejenak warga kota lain juga akan bisa merasakan kekejaman televisi yang memutar citraan-citraan kesedihan masyarakat yang terkena bencana di beberapa wilayah negeri ini, tak lupa diiringi dengan musik latar yang juga bernada sedih menyayat. Setelah itu, byarrrr… kembali hingar-bingar keriaan pesta layar kaca yang disponsori berbagai produk mencetak miliaran rupiah dari drama kesedihan tersebut.
Dan berita terakhir yang kami dapat di dini hari ini menyatakan letusan merapi belum mencapai klimaks (Laporan Wartawan tribunnews.com, Iman Suryanto, Sabtu, 6 November 2010 | 01:30 WIB). Kondisi Merapi masih aktif, yang artinya dalam waktu yang tak terduga Merapi masih akan mengeluarkan materi vulkaniknya. Mungkin gambar abu Merapi yang dahsyat menyelimuti tempat-tempat dan wajah-wajah penduduk masih akan terus terpampang di media massa.
Pada tulisan ini, kami menampilkan kepingan-kepingan gambar peristiwa yang berhubungan dengan Gunung Merapi, yang diambil dari berbagai media yang dalam beberapa hari terakhir jadi headlines.
Doa saja buat saudara kita yang terkena musibah tidak akan cukup. Dibutuhkan lebih banyak bantuan yang bisa disalurkan lewat beberapa nomor rekening yang juga tercantum di jurnal akumassa, (dalam artikel Pengantar/akumassa/Mari Bantu Saudara Saudara Kita/27 Oktober 2010).
___
Sumber foto:
www.tempointeraktif.com
www.kompas.com
www.vivanews.com
www.detik.com
www.google.com