Jurnal Kecamatan: Jagakarsa Kota: Jakarta Selatan Provinsi: DKI Jakarta

Acara Pemutaran Video akumassa Depok

Avatar
Written by Lulus Gita Samudra

Waktu sudah menunjuk pukul 19.30, infokus menembak cahayanya ke dinding putih dan lampu pun dimatikan. Semua mata pengunjung menuju ke layar yang memutarkan 7 karya video akumassa Depok. Cukup ramai malam itu, meskipun publikasi kami sebarkan sore kemarin.

Pemutaran video akumassa Depok.

Ya, acara pada hari itu tanggal 8 Januari 2012 menjadi puncak workshop akumassa Depok yang telah kami laksanakan selama 3 bulan. Acara berjalan molor setengah jam dari waktu yang sudah ditentukan. Para hadirin juga sudah menunggu di teras perpustakaan Forum Lenteng untuk menyaksikan video yang kami putar dan dipresentasikan.

“Selamat malam teman-teman yang sudah hadir di acara pemutaran video akumassa Depok. Kami akan mempersembahkan tujuh video yang telah kami buat selama proses workshop akumassa di Kota Depok.” Itulah sepenggal kalimat pembukaan dari kawan kami, Akbar dan Jayu.

Pembukaan acara pemutaran video akumassa Depok

Tombol play ditekan, para hadirin mulai menyaksikan video secara seksama sambil menikmati makanan dan minuman yang telah kami sediakan. Video pertama yang kami putar adalah Banjir Tanpa Libur. Video ini menampilkan suasana banjir di RT 11 Rw 03, Pondok Labu , Jakarta Selatan.  Dalam video berdurasi 20 menit 23 detik ini penonton dapat melihat aktivitas warga yang terendam banjir akibat penyempitan Kali Krukut oleh Marinir. Namun, penonton juga dapat menyaksikan bagaimana pihak Marinir menyelesaikan masalah banjir tersebut.

Kemudian diputar video Suara Depok yang berdurasi hampir 12 menit. Video ini menampilkan kehadiran sound system dengan volume keras yang berisi siaran Cemerlang Radio di Jalan Margonda Raya. Para penonton banyak yang tertawa saat menyaksikan video tersebut. Karena radio itu menyiarkan beberapa berita dengan gaya yang satir sehingga menjadi lucu.

Blora di Ujung Depok menjadi video yang ketiga. Video ini merekam aktivitas massa di perbatasan antara Depok dan Tangerang Selatan. Di sebuah warung kopi kami merekam percakapan buruh bangunan yang berasal dari Blora. Video ini juga mendapat respon yang positif dari penonton.

Bingkaian kami untuk Terminal Depok terpecah menjadi dua video, salah satunya KPP. Dalam durasi hampir sembilan menit ini bercerita tentang sebuah kartu pengenal untuk supir yang dibuat secara gotong royong. Dari video ini penonton mendapat informasi kebersamaan para penghuni terminal untuk menyelesaikan masalah mereka secara kolektif.

Selanjutnya video Pemilu. Video ini merekam proses pemilihan RT 10 RW 02 di Lenteng Agung. Acara pemilihan RT ini terbilang meriah, bahkan hampir menyerupai pemilihan umum lima tahun sekali. Para penonton tertawa , ketika melihat aksi warga menyiram calon yang juara dengan air sebagai bentuk kegembiraan.

Kembali ke Terminal Depok. Dalam video ini kami menampilkan kehadiran Rumah Baca di tengah sibuknya aktivitas lalu-lintas dan retribusi. Sehingga kami memberi judul Terminal Belajar untuk video ini. Dalam video ini penonton dapat menyaksikan bagaimana usaha para pendiri rumah baca untuk mendapat dukungan dari pihak luar.

Terakhir kami menampilkan Kubah Emas. Video berdurasi lebih dari 35 menit ini menceritakan keberadaan sebuah masjid yang megah dan fenomenal, karena kubahnya yang besar dilapisi emas. Dari video ini penonton dapat menyaksikan aktivitas massa di sebuah situs wisata religi.

Setelah ke tujuh video diputar, lampu dinyalakan dan infokus dimatikan. Kami memulai diskusi seputar tujuh video itu. Kami semua partisipan akumassa duduk berjejer di depan untuk menjawab apresiasi dari para hadirin. Banyak kritik dan pujian kami terima.  Dari keseluruhan video yang kami putar, Banjir Tanpa Libur dan Pemilu lah yang paling mendapat respon positif dari penonton. Penonton mengakui kedua video tersebut sangat menggambarkan isu lokal tanpa bertele-tele dan tetap objektif.

Suasana diskusi video akumassa Depok

Kemudian video yang paling mendapat kritik adalah Kubah Emas. Penonton merasa tidak mendapat informasi yang jelas, bahkan terasa membosankan. Ketua Koordinator akumassa sendiri, yaitu Otty Widasari mengatakan video tersebut tidak fokus terhadap isu dan terlalu banyak mau.

Pada waktu yang sama Ketua Forum lenteng, Hafiz mengatakan secara keseluruhan video karya akumassa Depok 80% berhasil. Hal ini juga diamini oleh Otty. Tentu saja hal ini membuat kami bangga, ternyata tidak sia-sia proses belajar yang selama ini kami tempuh. Tapi kami masih harus merevisi segala kekurangan yang ada, agar seluruh karya sukses 100%.

Setelah selesai diskusi, acara pemutaran pun selesai. Satu per satu para penonton beranjak pergi, sedangkan kami mulai merapikan peralatan yang digunakan. Kemudian semua partisipan akumassa Depok merapat ke ruangan akumassa untuk membahas program akumassa Depok ke depannya.

About the author

Avatar

Lulus Gita Samudra

Lulus Gita Samudra telah menyelesaikan studi Strata Satu-nya di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta. Pria kelahiran Jakarta tahun 1989 ini, juga turut aktif di Forum Lenteng sebagai Sekretaris Redaksi akumassa.org. Sebelumnya ia pernah mengikuti workshop akumassa Depok pada tahun 2011. Kini ia sedang membangun sebuah komunitas berbasis massa di Depok, bernama Suburbia.

3 Comments

  • Selamat buat teman-teman project ini. Berangkat dari bacaan gua atas catatan di atas, yang paling gua suka adalah seri tentang Radio Cemerlang. Ini penting. Depok banget. Cemerlang awalnya adalah studio foto tua di Depok. Di samping menjual jasa fotografi, tempat ini juga menjual kaset-kaset musik. Sekarang mereka bikin radio yang Depok banget noraknya, heheh.

    Pertanyaan gua, kok gak ada yang ngebahas Mal ya? Pembangunan apartemen yang brutal, kredit motor, dan isu-isu lain yang sangat khas ditemui pada kawasan suburban. Margonda sebagai situs yang penting juga harusnya mendapat porsi yang besar.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.