Jurnal Kecamatan: Randublatung Kota/Kabupaten: Blora Provinsi: Jawa Tengah

Raja Kaya di Tanah Tandus

Avatar
Written by Otty Widasari
Randublatung, sebuah kota kecil di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, laksana sebuah mutiara kusam tertutup debu di sebuah mahkota raja. Kota kecil ini merupakan bagian dari Blok Cepu (wilayah kontrak minyak dan gas bumi) dan berada di tengah-tengah hutan jati berkualitas terbaik di dunia.

Raja Kaya di Tanah Tandus_01

Masyarakatnya tidak pernah merasakan hasil dari kekayaan tanah mereka yang kaya kandungan minyak dan kayu jati. Sejak masa penjajahan Belanda, semua itu dikuasai oleh pemerintah kolonial. Setelah kemerdekaan, pemerintah republik mengambil alih pengelolaan dan membagi hak kelola tersebut dengan perusahaan asing. Sejak dulu, masyarakat hutan yang disebut ‘Blandong’ hanya bisa memunguti daun jati dan ranting yang sudah berjatuhan di tanah untuk dijual kembali untuk makan sehari-hari. Malah sekarang istilah ‘Blandong’ lebih diartikan sebagai ‘pencuri’ daun dan ranting jati dari hutan pemerintah.

Raja Kaya di Tanah Tandus_08

Raja Kaya di Tanah Tandus_02

Jati memang tumbuh subur di tanah yang sangat kering dan sedikit kandungan airnya. Masyarakat tinggal menikmati ketandusan tanahnya saja.

Raja Kaya di Tanah Tandus_03

Maka sepanjang sejarah, daerah ini terkenal dengan perlawanan rakyatnya. Dari perlawanan gagah berani prajurit Naya Gimbal, pemberontakan melawan sistem perpajakan kolonial Belanda dengan cara pembangkangan sosial yang dilakukan oleh Samin Soerosentiko dan pengikutnya, sampai akhirnya pemerintah Belanda membuangnya ke Sumatra Barat hingga akhir hayatnya. Sampai hari ini pengikut Saminisme masih tetap kuat dan lestari tersebar di beberapa kawasan sekitar Kabupaten Blora.

Raja Kaya di Tanah Tandus_07

Bahkan akibat karya-karya sastranya, Pramoedya Ananta Toer yang juga berasal dari sana dianggap sebagai pembangkang oleh pemerintah.

Raja Kaya di Tanah Tandus_09 Raja Kaya di Tanah Tandus_10 Raja Kaya di Tanah Tandus_11 Raja Kaya di Tanah Tandus_12 Raja Kaya di Tanah Tandus_13 Raja Kaya di Tanah Tandus_14 Raja Kaya di Tanah Tandus_15

Blora juga merupakan kota penghasil sapi terbesar di Jawa Tengah. Dalam tradisi Jawa ada istilah ‘Rojokoyo’ (Raja kaya), yaitu ternak berkaki empat yang memiliki nilai investasi tinggi seperti sapi, kerbau atau kambing. Mungkin istilah ‘kaya’ di sini bukan merujuk pada kemampuan membeli kemewahan hari ini, melainkan kondisi  aman untuk anak cucu kelak.

Raja Kaya di Tanah Tandus_05

Raja Kaya di Tanah Tandus_16 Raja Kaya di Tanah Tandus_17Raja Kaya di Tanah Tandus_18

Dan sapi adalah ‘Raja Kaya’ di Randublatung, Kabupaten Blora. Harga sapi yang baru lahir berkisar Rp 3.000.000. Seumpama sehari 10 ekor pedet (anak sapi) dilahirkan, maka Rp 30 juta dihasilkan. Setelah sapi ini besar maka berkisar Rp 7 juta sampai  Rp 10 juta. Yang paling mahal adalah sapi ‘Brahma’, sapi kualitas unggul. Berkisar antara Rp 13 juta sampai Rp 17 juta.

Raja Kaya di Tanah Tandus_04

Raja Kaya di Tanah Tandus_19 Raja Kaya di Tanah Tandus_21Raja Kaya di Tanah Tandus_22Raja Kaya di Tanah Tandus_20Raja Kaya di Tanah Tandus_23Raja Kaya di Tanah Tandus_24

Masyarakat di Randublatung memelihara ternak sapi di dalam rumah. Memperlakukan sapi layaknya bagian dari keluarga. Kandang sapi terletak di ruang tamu, kamar bahkan sejajar dengan ruang makan. Mungkin dengan menyandang gelar ‘Rojokoyo’, ada harapan besar dalam membayangkan masa depan yang lebih baik tanpa ketergantungan pada kekayaan bumi tempat mereka berpijak.

Raja Kaya di Tanah Tandus_06

 

__________________________

Artikel ini merupakan bagian dari kumpulan teks-teks akumassa yang pernah dipamerkan dalam bentuk text-image oleh Forum Lenteng pada Images Festival 2011.  Cerita tentang akumassa di Images Festival dapat dilihat dalam tulisan David Darmadi, berjudul Kabar dari Toronto: Pembukaan Pameran akumassa dan Kabar dari Toronto: Malam Penganugerahan Images Festival. Foto-foto yang dimuat dalam artikel ini berasal dari arsip akumassa dan video akumassa, berjudul Hari-Hari Sapi.

About the author

Avatar

Otty Widasari

OTTY WIDASARI adalah seorang seniman, penulis, sutradara, dan kurator. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Program Pendidikan dan Pemberdayaan Media (AKUMASSA) di Forum Lenteng.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.